Logo
>

Saham Properti Ini Layak Dicermati usai BI Rate Dipangkas

Penurunan BI rate 25 bps merupakan sentimen positif untuk industri properti

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Saham Properti Ini Layak Dicermati usai BI Rate Dipangkas
Hall Bursa Efek Indonesia. Foto: Dok KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Saham properti tengah diselimuti angin segar setelah Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuan atau BI rate sebesar sebesar 25 bps menjadi 5,00 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19-20 Agustus 2025.

    Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata mengatakan penurunan BI rate 25 bps merupakan sentimen positif untuk industri properti. 

    Ia menyebut bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang lebih rendah bisa meringankan cicilan, sehingga dapat mendukung minat membeli rumah. 

    "Pelonggaran moneter bisa mendorong kemampuan mencicil rumah. Tetapi sekali lagi, faktor lain seperti stabilitas pekerjaan, keyakinan konsumen, dan insentif pemerintah tetap sangat menentukan," ujar dia kepada Kabarbursa.com, Jumat 22 Agustus 2025.

    Selain suku bunga, Liza melihat katalis positif lainnya adalah insentif pemerintah seperti Insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP), inflasi yang stabil, belanja fiskal pemerintah di semester II, serta seasonal spending menjelang akhir tahun. 

    "Semua ini bisa menopang konsumsi rumah tangga dan permintaan properti," ungkapnya. 

    Lebih jauh Liza menjelaskan, penjualan properti berpotensi meningkat moderat, terutama di segmen menengah ke bawah yang sensitif terhadap cicilan.

    Di sisi lain, saham properti akan diuntungkan dengan dipangkasnya suku bunga acuan BI. Terlebih, menurut Liza, saham properti masih relatif murah karena tertinggal dibanding sektor lain, sehingga mempunyai potensi catch-up bila penjualan membaik.

    "Kiwoom menilai saham dengan landbank besar dan fokus residensial seperti BSDE, SMRA, dan CTRA layak dipantau, karena segmen inilah yang paling sensitif terhadap suku bunga," pungkasnya. 

    Sebelumnya, BI kembali memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,00 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19-20 Agustus 2025.

    Selain itu, BI juga menurunkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen. 

    Keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5±1 persen , terjaganya stabilitas nilai tukar Rupiah, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kapasitas perekonomian. 

    Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan mengatakan Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sejalan dengan rendahnya prakiraan inflasi dengan tetap mempertahankan stabilitas nilai tukar Rupiah. 

    Sementara itu, kata dia, kebijakan makroprudensial longgar terus diperkuat untuk mendorong kredit/pembiayaan, menurunkan suku bunga, dan meningkatkan likuiditas perbankan bagi pencapaian pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. 

    "Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk turut menopang pertumbuhan ekonomi melalui perluasan akseptasi pembayaran digital, penguatan struktur industri sistem pembayaran, dan penguatan daya tahan infrastruktur sistem pembayaran," ujar dia dalam keterangannya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.