Logo
>

Saham-saham ini Patut Dilirik di Tengah Pasar yang Fluktuatif

PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang menurut Hendra memiliki potensi perbaikan kinerja dari anak usaha di sektor energi dan petrokimia, serta adanya pemulihan margin dari harga input yang lebih rendah. Selain itu?

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Saham-saham ini Patut Dilirik di Tengah Pasar yang Fluktuatif
Ilustrasi papan pantau BEI. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

Poin Penting :

KABARBURSA.COM - Sejumlah saham masih direkomendasikan analis di tengah pasar yang bergerak fluktuatif akibat sentimen dari dalam dan luar negeri. 

Analis pasar modal sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan, terdapat sejumlah saham yang layak dicermati karena secara teknikal dan fundamental memiliki katalis positif di tengah pasar yang fluktuatif. 

Seperti PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang menurut Hendra memiliki potensi perbaikan kinerja dari anak usaha di sektor energi dan petrokimia, serta adanya pemulihan margin dari harga input yang lebih rendah.

"BRPT direkomendasikan buy dengan target 1.400," ujar dia dalam risetnya kepada KabarBursa.com, Rabu, 4 Juni 2025.

Saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) juga menarik perhatian Hendra dengan target 2.800 seiring prospek permintaan gas industri yang mulai meningkat dan stabilnya harga gas domestik. 

Sementara itu, lanjut ia, saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) menjadi pilihan di sektor tambang hijau dengan target 400. Menurutnya, emiten ini didukung prospek jangka panjang dari transisi energi dan pengembangan baterai kendaraan listrik. 

Hendra juga memilih PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)  dengan target 2.960 seiring ekspektasi peningkatan realisasi proyek infrastruktur dan pembangunan IKN yang terus berlanjut.

"Saham-saham ini selain menunjukkan kekuatan relatif terhadap IHSG juga memiliki daya tarik dari sisi valuasi dan akumulasi investor institusi," ungkapnya.

IHSG Anjlok Lagi

Diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 20,25 poin atau 0,29 persen ke level 7.044,82 pada akhir perdagangan Selasa, 3 Juni 2025. 

Hendra menilai pelemahan ini utamanya dipicu oleh kombinasi sentimen negatif dari dalam dan luar negeri, khususnya rilis data ekonomi global yang mengecewakan dan aksi jual investor asing yang berlanjut. 

"Dari sisi global, perhatian utama tertuju pada data indeks manufaktur China yang kembali kontraksi ke angka 48,3 pada Mei 2025 level terlemah sejak September 2022 menandakan masih lemahnya permintaan domestik dan ekspor China akibat efek lanjutan dari tarif dagang Amerika Serikat," jelas Hendra. 

Ia mengatakan angka tersebut jauh dari ekspektasi pasar dan memperkuat kekhawatiran atas melambatnya pemulihan ekonomi negara mitra dagang utama Indonesia, sehingga menekan prospek ekspor dan harga komoditas global. 

"Kondisi ini juga memperlemah sentimen di kawasan Asia, meskipun pasar saham Hong Kong dan Shanghai sempat rebound karena adanya optimisme fiskal lokal," kata dia. 

Dari dalam negeri, kata Hendra, tekanan terhadap IHSG turut diperbesar oleh masih tingginya nilai tukar dolar terhadap rupiah. Ia menjelaskan referensi kurs JISDOR tercatat menguat tipis di 16.288, namun di pasar spot rupiah hanya terapresiasi 20 poin ke Rp16.280 per dolar AS, menunjukkan masih lemahnya stabilitas kurs yang dikhawatirkan akan menambah tekanan terhadap neraca transaksi berjalan dan imported inflation. 

"Dalam kondisi seperti ini, pelaku pasar mengantisipasi ruang gerak Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas moneter menjadi semakin terbatas, terlebih jika volatilitas eksternal kembali meningkat akibat ketidakpastian arah kebijakan suku bunga global dan tensi geopolitik," jelasnya. 

Hendra menerangkan dari sisi teknikal IHSG saat ini bergerak di bawah rata-rata pergerakan 50 harian (MA50) dan mendekati level support penting di 6.950, yang apabila ditembus berpotensi memicu koreksi lanjutan menuju area 6.800–6.850 sebagai support mayor.

"Sementara itu, resistance jangka pendek berada di kisaran 7.200, dan baru dapat dikonfirmasi bullish reversal apabila indeks mampu bertahan dan breakout di atas area ini secara konsisten disertai volume," pungkasnya.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.