KABARBURSA.COM - Saham PT Timah Tbk (TINS) melesat kencang meski 15 izin usaha pertambangan (IUP) timah diblokir oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Pada perdagangan saham Selasa, 22 Oktober 2024, hingga pukul 15.34 TINS naik 2,57 persen atau setara dengan 35 poin ke level Rp1.395 dari sebelumnya Rp1.360.
Mengutip data Stockbit hari ini, sepanjang sesi perdagangan, saham ini mencapai titik tertinggi (high) di Rp1,415 dan titik terendah (low) di Rp1,345. Dengan volume transaksi sebesar 420 ribu lot dan nilai transaksi mencapai Rp58,2 miliar, saham TINS menunjukkan daya tarik yang cukup kuat di kalangan investor.
Rata-rata harga saham (average) berada di level Rp1,387, sedikit di bawah harga penutupan. Pergerakan harga saham TINS juga masih jauh dari batas atas auto rejection (ARA) di level Rp1,700 dan batas bawah auto rejection (ARB) di level Rp1,020, yang menunjukkan volatilitas harga yang masih terjaga dalam rentang wajar.
Naiknya harga saham TINS ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya optimisme investor terhadap penyelesaian kasus korupsi di tubuh PT Timah Tbk. Meskipun PT Timah saat ini tengah terlibat dalam kasus korupsi tata niaga timah yang menyebabkan pemblokiran 15 IUP, investor tampaknya melihat bahwa pemblokiran ini tidak berdampak signifikan terhadap cadangan timah utama perusahaan. Mayoritas cadangan dan wilayah pertambangan TINS tetap aman, sehingga kinerja operasional tidak terlalu terganggu. Hal ini memberikan sentimen positif di pasar.
Faktor lainnya adalah bisnis yang solid dalam jangka panjang dengan cadangan timah yang besar dan posisi yang kuat di pasar internasional. Selain itu, harga timah global yang relatif stabil juga turut mendukung peningkatan kinerja saham.
Kenaikan harga komoditas timah di pasar global turut menjadi pendorong sentimen positif terhadap saham-saham tambang, termasuk TINS. Investor cenderung optimis terhadap prospek permintaan timah yang terus meningkat, terutama dari sektor teknologi dan industri.
Outlook dan Proyeksi Saham TINS
Dengan penutupan di level Rp1,395, saham TINS berhasil menguji dan mendekati level resistance di Rp1,420. Jika mampu menembus resistance ini dengan volume transaksi yang kuat, saham TINS memiliki potensi untuk terus menguat menuju level-level harga psikologis berikutnya, yaitu Rp1,500 hingga Rp1,600.
Namun, investor tetap harus mewaspadai perkembangan kasus hukum yang melibatkan PT Timah serta potensi volatilitas harga timah di pasar global yang dapat mempengaruhi kinerja saham. Selain itu, penutupan saham hari ini di atas rata-rata harga harian menunjukkan adanya kekuatan beli yang signifikan, namun volume transaksi yang moderat perlu diperhatikan sebagai sinyal lanjutan.
Rekomendasi Trading TINS
Paulina Margareta, analis dari Maybank Sekuritas, memberikan rekomendasi posisi buy saat harga menembus level resistance Rp1,420. Penembusan level ini disertai dengan volume transaksi yang kuat menunjukkan adanya minat beli yang tinggi dan potensi penguatan lebih lanjut. Dalam hal ini, saham TINS berada dalam tren positif jangka pendek.
Rinciannya sebagai berikut:
- Target Price (TP):
- Target pertama (TP1) berada di Rp1,500, yang merupakan resistance terdekat setelah level Rp1,420.
- Target kedua (TP2) ditetapkan di Rp1,600, yang merupakan resistance berikutnya yang lebih kuat dan memungkinkan bagi saham untuk menguji level psikologis ini jika sentimen pasar tetap positif.
- Stop Loss (SL):
Bagi para investor yang ingin membatasi risiko, stop loss disarankan di dua level:
- SL pertama di Rp1,350, yang merupakan support terdekat.
- SL kedua di Rp1,300, jika tekanan jual meningkat dan harga turun di bawah support kunci.
Meskipun outlook saham TINS jangka pendek terlihat positif jika menembus level resistance, investor tetap perlu waspada terhadap faktor eksternal yang dapat memengaruhi kinerja saham ini, seperti:
- Harga timah global: Fluktuasi harga timah yang dipengaruhi oleh permintaan dan suplai dunia.
- Kebijakan pemerintah: Terutama yang berkaitan dengan peraturan ekspor, lingkungan, dan industri pertambangan di Indonesia.
- Kondisi makroekonomi: Termasuk nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan pertumbuhan ekonomi global.
Saham TINS memberikan peluang yang menarik untuk di-trading jika berhasil menembus resistance di level Rp1,420. Potensi penguatan hingga Rp1,500 dan Rp1,600 dapat tercapai, namun investor harus memperhatikan volume transaksi dan faktor eksternal yang dapat memengaruhi pergerakan harga timah. Penggunaan stop loss di level Rp1,350 dan Rp1,300 penting untuk membatasi kerugian apabila terjadi koreksi pasar.
15 IUP Dibekukan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara resmi memblokir sementara 15 Izin Usaha Pertambangan (IUP) timah terkait kasus korupsi yang terjadi di wilayah tambang PT Timah (Persero) Tbk (TINS). Langkah ini diambil sebagai respons atas penyelidikan terkait dugaan korupsi dalam tata niaga timah yang telah menyebabkan kerugian negara besar, sebagaimana disampaikan oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno.
Tri menjelaskan, Kementerian ESDM melakukan pemblokiran sementara terhadap 15 IUP untuk memantau perkembangan dari kasus korupsi yang sedang berlangsung. Keputusan ini diambil setelah adanya indikasi kuat atas pelanggaran dalam tata kelola pertambangan yang melibatkan beberapa pihak, termasuk PT Timah. Namun, Tri menekankan bahwa IUP yang diblokir sementara ini tidak memiliki cadangan timah yang signifikan, sehingga tidak akan terlalu mempengaruhi operasional PT Timah.
"Ya, 15 atau 14 IUP, sementara diblokir dulu. Lihat nanti perkembangan kasusnya seperti apa," kata Tri di Kementerian ESDM, Jumat, 18 Oktober 2024 Ia juga menambahkan bahwa mayoritas wilayah IUP dipegang oleh PT Timah, dengan hampir 80 persen cadangan berada di bawah pengelolaan perusahaan tersebut. "Cadangannya tidak begitu besar, jadi tidak terlalu berdampak besar," jelasnya.
Kasus korupsi ini menyeret sejumlah nama besar, termasuk pengusaha Harvey Moeis, suami artis Sandra Dewi, yang diduga terlibat dalam skema korupsi tata niaga timah di wilayah IUP PT Timah periode 2015-2022. Menurut laporan dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), korupsi ini diperkirakan telah menyebabkan kerugian negara yang sangat besar, mencapai Rp300 triliun.
Investigasi BPKP dan Kementerian ESDM terus berjalan untuk mengungkap lebih banyak detail terkait modus operandi yang digunakan dalam praktik ilegal tersebut, termasuk dugaan manipulasi izin dan pengelolaan wilayah tambang secara tidak transparan.
Meskipun PT Timah tidak secara langsung terpengaruh oleh pemblokiran 15 IUP ini, kasus korupsi yang menyeret nama perusahaan serta kerugian besar yang ditimbulkan dapat mempengaruhi reputasi serta kepercayaan investor terhadap perusahaan. Dalam jangka pendek, ada potensi fluktuasi harga saham TINS, yang bisa berdampak pada kinerja keuangan perusahaan.
Kementerian ESDM bersama BPKP dan pihak berwenang lainnya berkomitmen untuk menindaklanjuti kasus ini secara serius guna memulihkan kerugian negara dan memastikan pengelolaan tambang di Indonesia dilakukan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.