Logo
>

Saham TRIN Menguat Drastis, tapi Tanpa Dasar Fundamental Solid

Saham TRIN melonjak hampir 40 persen sepekan dan 60 persen sebulan terakhir meski masih rugi besar. BEI mulai mengawasi pergerakan harga yang dinilai tak wajar.

Ditulis oleh Yunila Wati
Saham TRIN Menguat Drastis, tapi Tanpa Dasar Fundamental Solid
Progres konstruksi The Scott Collins Boulevard, Tangerang. Foto: Dok TRIN.

KABARBURSA.COM – Pergerakan saham Perintis Triniti Property Tbk atau TRIN, sedang menjadi pantauan khusus Bursa Efek Indonesia (BEI). Alasannya, dalam satu minggu ini harga sahamnya melonjak hamper 39,81 persen, menuju level Rp151.

Reli ini dianggap tidak wajar dan menjadi sinyal kehati-hatian bagi investor. Apalagi jika melirik dapa fundamentalnya, tampak masih rapuh.

TRIN sempat mencatatkan reli bulanan hingga 60,64 persen dari Rp94 pada awal September. Meski secara teknikal tampak menggembirakan, penguatan ekstrem ini memunculkan tanda tanya serius karena fundamental perusahaan belum menunjukkan pemulihan yang sehat. 

BEI pun memantau pergerakan saham ini karena dianggap tidak wajar. Ada indikasi bahwa pergerakan harga lebih banyak digerakkan oleh spekulasi jangka pendek daripada kinerja keuangan.

Jika dilihat dari kinerja fundamental terkini, emiten ini justru mencatatkan rugi bersih Rp101 miliar (TTM) dan memiliki EPS negatif -22,28. Secara matematis, rasio PER-nya menjadi -9,07 kali. Belum lagi rasio EV/EBIT -3,16 dan EV/EBITDA -7,00 yang menandakan profitabilitas operasional belum stabil. 

Dengan kata lain, kenaikan harga saham tidak didukung laba nyata, melainkan kemungkinan besar didorong oleh spekulasi ritel, momentum rotasi sektor properti pasca-pernyataan beberapa pengembang besar tentang prospek pemulihan perumahan menengah, atau volume transaksi yang relatif kecil karena free float hanya 12,35 persen.

Kondisi semacam ini sering memunculkan volatilitas ekstrem, di mana sedikit tekanan beli atau jual bisa menggerakkan harga signifikan karena pasokan saham di pasar terbatas. 

Oleh sebab itu, lonjakan 60 persen dalam sebulan bukan cerminan peningkatan nilai perusahaan, melainkan fenomena thin market rally. Pemicunya Adalah sentimen sesaat dan aktivitas trader jangka pendek.

Fundamental Masih Negatif dan Belum Pulih

Jika ditelisik lebih dalam, kondisi finansial TRIN masih tergolong rapuh. Pendapatan turun 40,18 persen secara tahunan, yang artinya proyek properti belum menunjukkan perputaran cepat. 

Pun dengan margin laba kotor yang berada di 28,46 persen, tetapi margin laba bersih masih negatif -10,38 persen. Di sini, biaya operasional dan beban keuangan masih berat. ROE -19,87 persen dan ROA -4,52% menunjukkan modal pemegang saham belum menghasilkan imbal hasil positif.

Lebih mengkhawatirkan, Altman Z-Score 1,23 menunjukkan risiko kebangkrutan tinggi (zona distress), sedangkan leverage 4,4 kali memperlihatkan ketergantungan besar pada liabilitas. Likuiditas relatif cukup aman dengan current ratio 1,64, namun quick ratio 0,16 menandakan sebagian besar aset lancar berbentuk persediaan yang belum mudah dicairkan. 

Siklus konversi kas mencapai 4.378 hari, atau lebih dari 10 tahun, menegaskan lambatnya perputaran arus kas dalam proyek-proyek properti yang sedang berjalan.

Dengan data tersebut, valuasi Price to Book Value (PBV) 1,80 kali terbilang tinggi untuk perusahaan rugi, dan Price to Sales 3,15 kali menunjukkan pasar menilai saham jauh di atas pendapatan aktualnya. 

Ini memperkuat kesan bahwa harga saat ini sudah mengandung unsur euforia pasar, bukan refleksi dari nilai intrinsik.

Ada beberapa alasan yang menjelaskan fenomena kenaikan cepat TRIN meski fundamentalnya lemah:

  1. Adanya efek psikologis pasar terhadap saham berharga murah (penny stock). Dengan harga di bawah Rp200, saham seperti TRIN mudah digerakkan oleh trader karena modal yang dibutuhkan kecil. 
  2. Kemungkinan ada sentimen sektoral terkait pernyataan pemerintah soal percepatan proyek perumahan rakyat dan penurunan suku bunga KPR, yang diinterpretasikan positif oleh pasar terhadap semua saham properti, termasuk TRIN. 
  3. Perdagangan berfrekuensi tinggi (momentum trading) yang mengejar capital gain singkat bisa memperkuat reli sementara tanpa dukungan volume institusional yang besar.

Namun, tanpa dukungan peningkatan laba atau proyek baru yang substansial, reli semacam ini mudah berbalik tajam. BEI yang sudah memberi perhatian pada pergerakan tidak wajar menandakan potensi intervensi regulator, biasanya berupa permintaan klarifikasi emiten atau pengawasan transaksi. 

Bila itu terjadi, volatilitas justru cenderung meningkat dan risiko koreksi menjadi lebih besar.

Apakah Saat ini Waktu Tepat untuk Menjual?

Melihat kombinasi antara valuasi yang sudah melampaui wajar dan kondisi fundamental yang negatif, langkah jual justru menjadi pilihan paling rasional. Dengan reli hampir dua kali lipat dalam sebulan dan volume perdagangan yang kemungkinan tidak likuid, momentum pengambilan untung sangat terbatas waktunya. 

Jika harga gagal menembus Rp160–Rp170 dalam pekan ini, potensi koreksi kembali ke Rp130–Rp120 cukup besar.

Untuk investor jangka pendek yang sudah memperoleh keuntungan dari reli ini, realistis untuk melakukan profit taking sebelum pasar kembali menilai ulang risiko fundamental TRIN. 

Sedangkan bagi investor jangka menengah, saham ini masih memerlukan waktu panjang untuk pemulihan karena kinerja laba, arus kas, dan efisiensi modal belum menunjukkan perbaikan signifikan.

Reli saham TRIN lebih merupakan anomali pasar ketimbang cerminan pemulihan fundamental. Dengan laba masih negatif, leverage tinggi, dan arus kas lambat, saham ini tidak memiliki katalis kuat yang dapat menopang kenaikan berkelanjutan. 

Pengawasan BEI menjadi peringatan dini bahwa kenaikan ekstrem berpotensi diikuti penurunan tajam begitu euforia berakhir. 

Bagi pelaku pasar, menjaga disiplin risiko dan mempertimbangkan aksi jual pada level saat ini adalah langkah bijak, sementara untuk jangka panjang, keputusan beli sebaiknya menunggu bukti nyata perbaikan kinerja keuangan dan arus kas perusahaan.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79