Logo
>

Saham WTON Ungkap Target Kontrak 2025, Berapa?

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Saham WTON Ungkap Target Kontrak 2025, Berapa?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) mengungkapkan target kontrak pada tahun 2025 di tengah penurunan Anggaran infrastruktur pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.

    Direktur Pemasaran & Pengembangan, Rija Judaswara mengatakan WIKA Beton menargetkan Rp7,5 triliun hingga Rp8 triliun pada tahun depan.

    "Tahun 2024 target kami di angka Rp7,48 triliun dan di tahun depan kami masih menargetkan kisaran angka Rp7,5 triliun sampai Rp8 triliun," ujar Rija dalam acara Public Expoose Live, Jumat, 30 Agustus 2024.

    Rija menegaskan WIKA Beton sangat optimistis dengan target yang diusung itu. Pasalnya, kata dia, WIKA Beton masih memiliki proyek swasta pada 2024 hingga tahun depan.

    "Kami optimis karena kalau dari sisi apbn tahun ini kami 28 persen tapi di luar apbn apbd juga cukup besar," ucapnya.

    Adapun dalam keterangan resmi, pada 2024 WIKA Beton optimis dengan menargetkan raihan omzet kontrak baru sebesar Rp7,48 triliun.

    Sejumlah proyek yang disasar untuk mencapai target tersebut, antara lain pembangunan jalan tol, Ibu Kota Negara (IKN), infrastruktur pabrik swasta, bendungan, pelabuhan, gedung perkantoran, proyek perkeretaapian LRT dan MRT, serta lainnya.

    Untuk menunjang pencapaian tersebut, tahun ini Perseroan mengalokasikan anggaran belanja modal sebesar Rp230,17 miliar.

    WIKA Beton menargetkan kenaikan 13 persen omzet kontrak baru dari realisasi perolehan kontrak hingga akhir Desember 2023 yang mencapai Rp6,60 triliun.

    Proyek besar penyumbang perolehan kontrak 2023 WTON didominasi oleh proyek di bidang infrastruktur sebesar 65,83 persen, sektor industri sebesar 13,06 persen, sektor properti sebesar 10,74 persen, sektor kelistrikan sebesar 7,42 persen, disusul sektor energi

    sebesar 2,50 persen, dan sektor tambang sebesar 0,45 persen.

    Sementara itu, jika dibagi berdasarkan pelanggan, perolehan kontrak baru 2023 WTON bersumber dari pelanggan eksternal sebesar 92,52 persen dan internal sebesar 7,48 persen.

    Pelanggan eksternal berasal dari swasta sebesar 78,52 persen, disusul BUMN sebesar 12,91 persen, dan Pemerintah sebesar 1,09 persen.

    Sedangkan pelanggan internal terdiri dari WIKA Holding sebesar 6,49 persen dan afiliasi WIKA sebesar 0,98 persen. Manajemen WIKA Beton pun menetapkan sejumlah strategi untuk memacu kinerja Perseroan agar terus optimal.

    Tahun ini, WIKA Beton memiliki bekal kontrak carry over sebesar Rp4 triliun untuk mengisi perolehan penjualan sepanjang periode pemilu berlangsung.

    WIKA Beton juga secara proaktif mencari perolehan proyek non-APBN seperti dari sektor swasta, BUMN, serta pasar luar negeri. Strategi ini diharapkan dapat menunjang kinerja maksimal Perseroan, dengan tetap berkomitmen kuat pada standar kualitas dan mutu serta penerapan tata kelola perusahaan yang baik.

    Emiten Infrastruktur Sentimen Negatif

    Pemerintah resmi menetapkan anggaran sektor infrastruktur dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 sebesar Rp400,3 triliun. Angka ini mengalami penurunan sekitar 5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

    Penurunan alokasi tersebut diyakini dapat memengaruhi performa emiten di sektor infrastruktur.

    Head of Research PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, menegaskan bahwa penurunan anggaran ini memang bukan berita baik bagi emiten infrastruktur.

    “Sentimen negatif dari pengurangan anggaran pembangunan infrastruktur tentu akan menjadi tantangan bagi emiten terkait,” ujar Sukarno kepada Kabar Bursa, Kamis, 22 Agustus 2024.

    Kendati demikian, meskipun anggaran terpangkas, Sukarno tetap optimis bahwa prospek emiten infrastruktur masih layak untuk diperhatikan. Menurutnya, sekarang tinggal bagaimana emiten-emiten tersebut mampu menjalankan strategi efisiensi proyek yang ada agar bisa menekan biaya.

    Lebih lanjut, pihak Kementerian juga menjelaskan bahwa masih ada opsi penambahan alokasi, terutama untuk proyek infrastruktur yang berpotensi mendorong pertumbuhan investasi di Ibu Kota Negara (IKN). Dengan demikian, peluang di sektor ini masih terbuka lebar.

    RAPBN 2025 Kurang Optimis

    Diberitakan sebelumnya, Peneliti Center of Macroeconomics and Finance INDEF, Riza Annisa Pujarama menilai, Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 tidak seoptimis tahun-tahun sebelumnya.

    “Kalau dilihat dari postur asumsi dasar ekonomi makro di RAPBN 2025 ini, tidak se-optimis tahun-tahun sebelumnya,” kata Riza dalam acara diskusi publik bertajuk ‘RAPBN di Masa Transisi: Apa Saja yang Harus Diantisipasi?’ yang diikuti secara daring, Minggu, 18 Agustus 2024.

    Hal itu dia ungkap mengacu pada target pertumbuhan ekonomi 2025 yang sama dengan tahun sebelumnya, yakni 5,2 persen. Meski begitu, inflasi tetap ditargetkan menurun dari 2,8 persen di tahun 2024 menjadi 2,5 persen di tahun 2025.

    Akan tetapi, Riza mengingatkan bahwa inflasi yang rendah lantaran tiga bulan terakhir ekonomi Indonesia juga mengalami deflasi. Dia menilai, deflasi yang terjadi secara beruntun menandakan rendahnya daya beli masyarakat.

    “Ini pada gilirannya, daya beli ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran, dari sisi konsumsi rumah tangga,” jelasnya.

    Di sisi lain, Riza juga memaparkan target suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun naik menjadi 7,1 persen di tahun 2025 dari angka sebelumnya sebesar 6,1 persen di tahun 2024. Dia menilai, naiknya suku bunga SBN terjadi lantaran kondisi ekonomi global yang masih berdinamika tinggi hingga tahun depan. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.