KABARBURSA.COM - PT Satria Antaran Prima Tbk atau SAPX mengklarifikasi soal anjloknya harga saham dalam penjualan Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tiga bulan terakhir. Selain itu, perusahaan pengiriman tersebut juga memaparkan strategi perusahaannya untuk bisnis 2025 mendatang.
Direktur SAPX Anggara Mastaji, menjelaskan perusahaan dalam rencana bisnisnya untuk tahun 2025, akan fokus pada penguatan sektor core business di segmen B2B atau business to business yang dianggap lebih berkelanjutan dan memiliki potensi pasar yang lebih menguntungkan. Hal ini disampaikan Anggara dalam agenda public ekspos secara daring di Jakarta, Rabu, 8 Januari 2025.
Ada setidaknya lima poin langkah perusahaan untuk memfokuskan strategi bisnis 2025. Pertama, kata Anggara, perusahaan akan melakukan penguatan kerja sama dengan agregator dengan melakukan kolaborasi peningkatan volume kiriman.
Kedua, perusahaan bakal memperkuat posisi di segmen cash on dilevery dengan menjadi pemimpin pasar. Ketiga, SAPX berkomitmen melakukan peningkatan kualitas layanan dengan mengutamakan kepuasan pelanggan serta melakukan perbaikan signifikan pada aspek operasional.
Keempat, perusahaan yang bergerak pada bidang pengiriman itu berkomitmen akan mengintegrasikan pusat penyortiran utama dan menggabungkan beberapa gudang dalam satu area sebagai upaya efisiensi biaya. Dan terakhir, perusahaan di 2025 juga berencana memperkuat infrastruktur digital dengan sistem keamanan IT.
Terkait harga saham yang merosot, Anggara menyampaikan bahwa perusahaan telah menerima surat dari BEI terkait volatilitas transaksi saham pada Desember 2024.
"Penurunan harga saham tersebut kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain penurunan kinerja kuartal ketiga 2024 dibandingkan dengan kuartal kedua 2024, serta faktor eksternal seperti ketidakpastian ekonomi global, situasi geopolitik, inflasi, dan kenaikan suku bunga yang memengaruhi sentimen pasar," jelas dia.
Selain itu, ada pula faktor eksternal yang menjadi penyebab, seperti kenaikan upah minimum, biaya operasional yang terus meningkat dan kenaikan pajak yang terjadi sepanjang tahun dianggap menjadi faktor yang berkontribusi pada penurunan margin perusahaan.
Manajemen juga menyoroti biaya-biaya lain terutama yang berkaitan dengan operasi dan kewajiban kontraktual, menjadi tantangan besar dalam menjaga kinerja keuangan. Salah satu yang disorot adalah kesulitan dalam menyesuaikan harga layanan, terutama karena perusahaan sudah memiliki kontrak dengan klien dan tidak bisa diubah begitu saja. Hal itu diklaim menghambat kemampuan perusahaan untuk penyesuaian tarif seiring dengan kenaikan biaya yang terus menerus.
Kendati demikian, PT Satria Antaran Prima tetap berkomitmen menjalankan strategi bisnis yang berfokus pada penguatan segmen B2B dan meningkatkan kinerja operasional di tahun 2025 untuk menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham.
Anggara juga berharap agar para pemegang saham dapat tetap sabar dan mendukung rencana jangka panjang perusahaan. Manajemen percaya bahwa dengan strategi yang tepat dan upaya untuk memperbaiki efisiensi serta kualitas layanan, SAPX akan dapat menghadapi tantangan pasar dan meningkatkan harga sahamnya di masa depan.
Sebelumnya, berdasarkan laporan yang disampaikan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham SAPX merosot hingga 40,4 persen dalam sebulan terakhir dan mencatatkan penurunan lebih dari 48 persen selama tiga bulan terakhir.
Saham Tersungkur
Sementara itu, sepanjang perdagangan Rabu, 8 Januari 2025, saham perusahaan dengan kode SAPX ini menunjukkan pergerakan yang cukup dinamis. Saham ini dibuka pada harga 1.620,00 dan mencatatkan harga tertinggi di angka 1.690,00, namun juga tertekan hingga mencapai level terendah di 1.475,00.
Meskipun mengalami fluktuasi harga, perusahaan ini tetap tercatat dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp1,33 triliun. Pergerakan harga yang signifikan menunjukkan adanya tekanan jual yang lebih besar pada sesi ini, mengindikasikan bahwa pasar cukup sensitif terhadap perkembangan terbaru mengenai perusahaan atau sektor terkait.
Pada umumnya, fluktuasi semacam ini sering kali mencerminkan peralihan antara sentimen positif dan negatif di kalangan investor. Meskipun tekanan jual cukup terasa, saham ini tetap menjadi perhatian dengan potensi target harga yang dapat dicapai dalam waktu dekat.
Kapitalisasi pasar yang masih berada di angka Rp1,33 triliun menunjukkan bahwa SAPX masih berada dalam kategori perusahaan dengan nilai pasar menengah, memberikan peluang bagi investor yang berani mengambil keputusan berdasarkan strategi jangka panjang.
Dengan pergerakan harga yang berada di rentang tersebut, investor akan melihat ini sebagai kesempatan untuk menyusun strategi yang sesuai dengan profil risiko dan analisis teknikal yang matang, terutama dengan mempertimbangkan potensi rebound harga menuju level tertinggi di 1.690,00 atau melanjutkan koreksi menuju titik yang lebih rendah.
Dalam situasi seperti ini, sangat penting untuk memantau pergerakan pasar secara lebih mendalam dan mempertimbangkan indikator teknikal dan fundamental perusahaan untuk keputusan investasi yang lebih terinformasi.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.