KABARBURSA.COM - PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) mengumumkan bakal membagikan dividen tahun buku 2024 sebesar Rp3,71 miliar atau Rp4,00 per lembar saham. Pembagian dividen tersebut diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Manajemen menyampaikan pembayaran dividen tunai diberikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) Perseroan pada tanggal 18 Juni 2025 pukul 16.00 WIB.
"Atau yang disebut sebagai Recording Date (Tanggal Pencatatan) Pemegang Saham yang berhak atas dividen tunai," tulis manajemen dikutip, Selasa, 11 Juni 2025.
Manajemen SBMA turut mengumumkan jika dividen tunai akan dikenakan pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
"Jumlah pajak yang akan dikenakan menjadi tanggung jawab Pemegang Saham serta dipotong dari jumlah dividen tunai," tulis manajemen.
Berikut detail pembagian dividen SBMA:
1. Persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham 4 Juni 2025
2. Pengumuman 7 Juni 2025
3. Tanggal Cum Dividen di Pasar Reguler & Pasar Negosiasi 16 Juni 2025
4. Tanggal Ex Dividen di Pasar Reguler & Pasar Negosiasi 17 Juni 2025
5. Tanggal Cum Dividen di Pasar Tunai 18 Juni 2025
6. Tanggal Ex Dividen di Pasar Tunai 19 Juni 2025
7. Tanggal Pencatatan (Recording Date) 18 Juni 2025
8. Tanggal Pembayaran Dividen Tunai 2 Juli 2025
Hasil Ekspansi Bisnis SBMA Tahun 2024
Direktur Utama SBMA, Rini Dwiyanti mengatakan, performa awal tahun ini merupakan cerminan hasil dari ekspansi bisnis yang dilakukan oleh perseroan di tahun lalu,
"Untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengatasi keterbatasan ruang penyimpanan, perusahaan membangun stasiun pengisian Argon dan Karbon Dioksida yang terpisah," ujarnya dalam keterangan resmi dikutip, Sabtu, 10 Mei 2025.
Sebelumnya, lanjut Rini, fasilitas pengisian argon dan karbon dioksida berada di lokasi yang sama dengan stasiun pengisian oksigen dan nitrogen, menyebabkan kepadatan dan hambatan operasional.
Diketahui, SBMA mampu mencatat kinerja gemilang pada kuartal I 2025 setelah membukukan penjualan per 31 Maret 2025 senilai Rp32,48 miliar atau tumbuh 12,43 persen dibandingkan performa di periode sama tahun lalu sebesar Rp28,89 miliar.
Catatan positif di kuartal I 2025 ini membuat SBMA meraup laba kotor Rp15,05 miliar, meningkat 11,24 persen dari Rp13,35 miliar. Sehingga laba neto tahun berjalan perseroan per 31 Maret 2025 adalah Rp1,97 miliar.
Dari sisi neraca, emiten gas ini sukses menurunkan liabilitas 3,72 persen jadi Rp59,76 miliar dari Rp62,07 miliar. Sedangkan ekuitas naik 0,87 persen jadi Rp229,87 miliar dari Rp227,89 miliar. Sehingga total aset secara keseluruhan jadi Rp289,64 miliar.
Kinerja Harga Saham SBMA
Performa harga saham SBMA menunjukkan tren kurang memuaskan. Mengutip Stockbit, Selasa, 10 Juni 2025, dalam 12 bulan terakhir harga saham SBMA turun 27,44 persen.
Sementara secara year-to-date (ytd) tercatat minus 2,46 persen. Meski dalam tiga bulan terakhir harga saham sempat naik 12,26 persen, pergerakan tahunan tetap berada di zona merah. Saham ini diperdagangkan dalam rentang harga 52 minggu antara Rp104 hingga Rp168.
Dari sisi solvabilitas, SBMA berada dalam posisi yang relatif sehat. Rasio lancar (current ratio) tercatat sebesar 1,39 dan rasio cepat (quick ratio) di angka 1,17, menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) juga tergolong rendah di level 0,13, mengindikasikan struktur permodalan yang konservatif.
Profitabilitas SBMA juga menunjukkan hasil positif. Margin laba kotor kuartalan emiten ini sebesar 46,34 persen, sedangkan margin laba operasi senilai 9,66 persen.
Margin laba bersih tercatat 6,08 persen. Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) masing-masing sebesar 4,60 persen dan 5,79 persen, mencerminkan efisiensi penggunaan aset dan ekuitas dalam menghasilkan laba. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.