KABARBURSA.COM - Platform jual beli aset kripto PT Utama Aset Digital Indonesia (Bittime) berkomitmen untuk menjadi yang pertama dalam mencatatkan (listing) token Hamster Kombat ($HMSTR) di Indonesia. Token ini berasal dari game berbasis konsep play-to-earn yang diluncurkan di platform Telegram, di mana pengguna dapat mengelola "kerajaan kripto" dan mendapatkan hadiah berupa aset kripto setelah menyelesaikan berbagai aktivitas dan misi.
Hamster Kombat mengalami popularitas besar, berhasil menarik 239 juta pengguna dalam waktu tiga bulan setelah peluncurannya. Publik kini menantikan token ini yang dijadwalkan akan terdaftar pada tanggal 26 September 2024. Ryan Lymn, CEO Bittime, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menjadi crypto exchange Indonesia pertama yang melakukan listing token tersebut, seiring dengan fokus perusahaan untuk menyediakan token terkini dan hype dalam industri aset kripto. Seperti dalam keterangan resminya, Jakarta, Kamis 12 September 2024.
Ryan juga menyatakan bahwa Hamster Kombat adalah contoh nyata dari kolaborasi teknologi blockchain dengan aplikasi smartphone yang bisa diterima secara luas. Bittime juga tengah mempersiapkan sejumlah kampanye pemasaran untuk menyambut peluncuran token ini, guna memberikan pengalaman investasi dan trading yang menyenangkan bagi para investor kripto di Indonesia.
Sementara itu, popularitas Hamster Kombat terus tumbuh di media sosial, dengan 12,8 juta pengikut di platform X dan lebih dari 54 juta subscribers di Telegram Announcement. Token ini dikembangkan menggunakan jaringan blockchain TON yang didirikan oleh CEO Telegram, Pavel Durov.
Memiliki Potensi Penguatan
PT Utama Aset Digital Indonesia (Bittime) meramalkan bahwa nilai kripto Bitcoin akan terus menguat dan menyentuh angka 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,2 miliar.
Menyikapi kondisi positif saat ini, tim riset Bittime memproyeksikan bahwa harga Bitcoin memiliki potensi penguatan hingga mencapai 80.000 dolar AS atau setara dengan Rp1,2 miliar.
Lymn menjelaskan bahwa kondisi bullish Bitcoin akan didukung oleh berbagai faktor, termasuk adopsi institusional, kombinasi kondisi ekonomi global, kebijakan moneter, tren makroekonomi, dan fenomena Bitcoin Halving.
“Investor aset kripto semakin memahami signifikansi Bitcoin Halving dan dampak historisnya sejak tahun 2012. Dari segi kebijakan moneter, terdapat indikasi bahwa siklus kenaikan suku bunga AS sudah mencapai puncaknya, yang dapat menjadi pendorong positif untuk Bitcoin,” ujar CEO Bittime, Ryan Lymn, menyampaikan pandangannya dalam keterangan yang diterima di Jakarta pada Senin, 4 Maret 2024.
Menurutnya, saat suku bunga turun, Bitcoin menjadi daya tarik bagi investor sebagai alat lindung nilai terhadap sistem keuangan konvensional dan memiliki sifat kelangkaan ketika Bitcoin Halving semakin mendekat.
“Konsensus menunjukkan adanya tiga penurunan suku bunga AS sebesar 25 basis poin pada tahun 2024, yang menjadi indikator pandangan yang lebih bullish untuk pasar, khususnya aset kripto,” tambahnya.
Ryan menjelaskan bahwa sejarah telah mencatat tiga kali Bitcoin Halving, pertama pada 28 November 2012 dengan pengurangan reward blok dari 50 BTC menjadi 25 BTC. Kemudian, Halving kedua pada 9 Juli 2016 dengan penurunan reward menjadi 12,5 BTC, dan yang ketiga pada 11 Mei 2020 dengan penurunan menjadi 6,25 BTC.
Dari segi adopsi institusional, ia mencatat bahwa saat ini terdapat 11 ETF Bitcoin spot yang telah disetujui untuk diperdagangkan, mendorong arus dana signifikan dari lembaga keuangan yang sebelumnya terlibat di pasar modal.
Perlu dicatat, harga Bitcoin mencetak rekor baru setelah mencapai level Rp900 juta, menjelang periode Bitcoin Halving yang diantisipasi pada April 2024.
“Volume perdagangan ETF Bitcoin bahkan mencapai rekor pada Rabu lalu, mencapai 7,79 miliar dolar AS atau sekitar Rp120 triliun. Ini menjadi indikator penting yang perlu diperhatikan oleh pelaku pasar aset kripto,” ujar Ryan.
Platform Investasi Kripto
Halving Bitcoin tak lama lagi akan berlangsung. Bittime, platform investasi aset kripto yang resmi terdaftar di Indonesia menilai terdapat beberapa token yang layak dipantau untuk menjadi aset kripto diversifikasi portofolio menjelang peristiwa tersebut.
CEO Bittime Ryan Lymn mengatakan halving Bitcoin diprediksi bakal terjadi pada pertengahan April. Hal ini menjadi peristiwa siklus empat tahun yang paling ditunggu pelaku pasar kripto. Namun tak seperti halving sebelumnya lainnya, token BTC mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa beberapa minggu sebelum halving tahun ini.
“Kenaikan Bitcoin kali ini didukung banyak hal. Mulai dari persetujuan ETF Bitcoin di pasar modal AS, kebijakan suku bunga The Fed, hingga halving. Hal ini mengerek risk appetite investor dan pada akhir mendukung pasar aset kripto secara keseluruhan,” ungkap Ryan dalam keteranganya, Jumat 29 Maret 2024.
Ia menjelaskan, hal itu turut mengerek harga Bitcoin mencapai puncaknya pada US$73.373 untuk pertama kalinya dalam sejarah. Adapun nilai kapitalisasi pasarnya mencapai rekor tertinggi baru di atas US$1,4 triliun pada Maret.
“Namun perlu diketahui bahwa menjelang halving secara historis terjadi volatilitas di pasar aset kripto. Karena itu, penting bagi pelaku pasar untuk tetap memantau aset kripto lain sebagai diversifikasi portofolio,” jelasnya.
Product Manager Bittime, Fransiskus Bupu Awa Du’a mengatakan dalam dua momentum halving sebelumnya di 2020 dan 2016, harga BTC terpantau melemah cukup tajam sebelum halving. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebaiknya pelaku pasar melakukan diversifikasi aset agar portofolio tetap positif.
“Kami melihat ada beberapa token yang memiliki potensi untuk memberikan performa positif dalam masa menjelang Bitcoin halving. Hal-hal yang kami pertimbangkan antara lain roadmap proyek, narasi yang diusung, dan komunitas yang mendukungnya,” ungkapnya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.