KABARBURSA.COM - Sehari menjelang Pemilu 2024, harga beras yang dijual di pasar-pasar tradisional terpantau kembali mengalami kenaikan seiring dengan terjadinya kelangkaan pasokan.
Melansir rekapitulasi data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga beras dari berbagai tipe di tingkat nasional per Selasa 12 Februari 2024, pukul 09.00 WIB kompak mengalami kenaikan.
Harga beras kualitas bawah mengalami kenaikan sebesar 0,36 persen. Harga beras kualitas bawah I dan beras kualitas bawah II masing2 naik Rp50/kg ke Rp14.050/kg dan Rp13.850/kg.
Sementara itu, untuk beras kualitas medium yang paling banyak dikonsumsi masyarakat, harganya mengalami kenaikan cukup tajam. Harga beras kualitas medium I dan beras kualitas medium II melonjak hingga 1 persen atau Rp150/kg. Beras kualitas medium I dijual dengan harga Rp15.300/kg, sementara beras kualitas medium II Rp15.150/kg.
Tak jauh berbeda, harga beras kualitas super juga ikut mengalami kenaikan tajam. Harga beras kualitas super I dan beras kualitas super II naik hingga 0,94 persen atau Rp150/kg. Harga beras kualitas super I tembus ke Rp16.650/kg, sementara beras kualitas super II tercatat sebesar Rp16.150/kg.
Harga beras masih di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No.7/2023 sebesar Rp10.900 - Rp11.800 per kilogram untuk beras medium dan Rp13.900 - Rp14.800 per kilogram untuk beras kualitas super atau beras premium.
Beras Kemasan 5 Kilo
Terkait dengan lonjakan harga beras akibat kelangkaan pasokan, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan pihaknya bersama kementerian lembaga yang terkait telah bergerak untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah menggelontorkan beras yang dikemas dalam kemasan ukuran 5 kg ke pasaran untuk kebutuhan masyarakat, khususnya rumah tangga dalam waktu dekat.
“Sekarang yang kita percepat adalah cetak beras kemasan 5 kg lalu kirim ke pasar, itu saja sederhana, baik [beras] SPHP [Stabilitas Pasokan Harga Pangan] dan komersial,” katanya di kantor PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta, dikutip dari keterangan resmi Bapanas yang diterima oleh KabarBursa.
Arief menyebut pengemasan beras ke kemasan ukuran 5 kg merupakan instruksi dari Presiden Joko Widodo. Dia mengungkapkan stok beras di pasar-pasar induk, khususnya Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) terpantau memadai.
“Semuanya tolong di konversi ke beras 5 kg, lalu segera kirim ke pasar tradisional, pasar ritel modern. Saya juga diperintah untuk membereskan yang Cipinang ini, karena disini stoknya banyak,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Arief menjelaskan, pengemasan beras ke kemasan 5 kg akan dilakukan oleh Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Food Station yang bekerjasama dengan sejumlah penggilingan padi.
“Komersialnya nanti Food Station, SPHP itu Bulog. Untuk yang komersial akan dikerjakan oleh Food Station bersama penggiling padi yang lain. Lalu untuk SPHP, nanti Bulog [Perum Badan Urusan Logistik] juga dibantu oleh teman-teman yang punya rebagging [pengemasan ulang],” lanjutnya. (reza/pram).