Logo
>

Sejumlah Saham Perlu Dicermati Hari ini, TLKM Rekomendasi Beli

Ditulis oleh Yunila Wati
Sejumlah Saham Perlu Dicermati Hari ini, TLKM Rekomendasi Beli

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Sejumlah saham hari ini direkomendasikan perlu dicermati dengan seksama seiring prediksi menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pada Kamis, 23 Januari 2025.

    CGS Internasional dalam risetnya memaparkan beberapa saham telah dianalisis dengan rekomendasi trading dan potensi pergerakannya dalam jangka pendek.

    Dimulai dari INDY (Indika Energy). Saham ini terlihat menjanjikan untuk diperhatikan dengan strategi Spec Buy, di mana saham ini memiliki support di level Rp1.680. Jika harga saham bertahan di atas support ini, terdapat peluang untuk rebound menuju level Rp1.750 hingga Rp1.785 dalam waktu dekat. Sebagai antisipasi risiko, jika saham ini jatuh dan menembus support Rp1.645, posisi harus segera dipotong.

    TLKM (Telkom Indonesia) juga mendapat perhatian sebagai saham Spec Buy dengan support di angka Rp2.680. Jika harga bertahan di atas level ini, ada potensi pergerakan naik menuju Rp2.780 hingga Rp2.830 dalam jangka pendek. Namun, jika harga menembus support di bawah Rp2.630, maka posisi akan mengalami kerugian dan harus keluar dari posisi tersebut.

    ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur) menawarkan peluang buy dengan support di Rp11.125. Jika saham ini tetap tidak turun di bawah Rp10.875, target kenaikan jangka pendek adalah pada level Rp11.625 hingga Rp11.875. Tetapi, jika tembus di bawah support Rp10.875, hal ini menjadi sinyal untuk keluar dari saham.

    GOTO (GoTo) menunjukkan pergerakan dengan support yang tercatat pada Rp82. Bila sahamnya bertahan dan tidak turun di bawah angka tersebut, potensi untuk melanjutkan kenaikan bisa tercapai ke 86 hingga 88. Dalam hal ini, cut loss berlaku bila harga menembus Rp80, sebagai tindakan penghindaran risiko.

    ANTM (Aneka Tambang) juga masuk dalam kategori Spec Buy, dengan support di level Rp1.490. Dengan asumsi harga saham tetap stabil di atas angka tersebut, target naik yang realistis adalah ke Rp1.550 hingga Rp1.580 dalam jangka pendek. Tindakan cut loss akan disarankan bila harga terjun di bawah Rp1.460.

    ESSA (Energi Mega Persada) adalah satu lagi saham yang dianalisis untuk trading jangka pendek. Support berada di level Rp850, dan jika saham ini bertahan di atas level tersebut, kemungkinan kenaikan menuju Rp890 hingga Rp910 sangat potensial. Jika turun di bawah Rp830, maka posisi harus segera dijual.

    Dengan begitu, trading idea hari ini menyarankan fokus pada saham-saham seperti INDY, TLKM, ICBP, GOTO, ANTM, dan ESSA untuk strategi short-term Spec Buy, dengan mempertimbangkan support dan cut loss sebagai strategi manajemen risiko.

    Pastikan selalu mengikuti dinamika pasar dengan bijak untuk memaksimalkan hasil dari peluang-peluang investasi ini.

    Target Harga TLKM

    Diberitakan sebelumnya oleh Kabarbursa.com, berdasarkan proyeksi untuk tahun 2024 hingga 2026, TLKM diperkirakan akan mencatatkan return positif sebesar 15,2 persen. Sementara itu, ISAT diproyeksikan mengalami return sebesar 8,5 persen, namun EXCL diperkirakan akan mengalami penurunan tajam dengan return 17,5 persen.

    Secara keseluruhan, sektor telekomunikasi diperkirakan akan menghadapi tantangan, tetapi TLKM tetap menjadi pilihan utama bagi para investor,” tegas Jason.

    Dengan potensi pertumbuhan yang lebih stabil dan kinerja yang lebih sehat dibandingkan pesaingnya, TLKM menjadi sorotan utama di pasar saham Indonesia untuk sektor telekomunikasi.

    Jason menambahkan, sebagai sektor yang penuh potensi, telekomunikasi menghadapi tantangan dan peluang yang signifikan dalam beberapa tahun mendatang.

    Potensi kenaikan ARPU (Average Revenue Per User) dapat terjadi seiring dengan meredanya persaingan akibat konsolidasi industri. Fokus pada kualitas jaringan dan layanan akan menjadi faktor utama persaingan di masa depan. Selain itu, strategi FMC (Fixed-Mobile Convergence) yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan telekomunikasi diperkirakan dapat meningkatkan pendapatan mereka.

    Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh sektor ini adalah persaingan ketat di pasar broadband tetap (FBB), yang dapat memperlambat pertumbuhan pendapatan, terutama terkait kemungkinan terjadinya perang harga. Selain itu, jumlah pelanggan seluler yang sudah mencapai 188 juta dan tingkat penetrasi sebesar 97 persen menunjukkan potensi pertumbuhan yang terbatas.

    Lelang spektrum insentif yang dijadwalkan dapat membuka peluang bagi perusahaan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas jaringan. Teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT) diperkirakan akan mendorong permintaan terhadap layanan 5G dan serat optik. Bagi investor, peralihan ke saham dengan kinerja yang lebih buruk mungkin juga memberikan kesempatan untuk membeli di harga yang lebih terjangkau.

    Salah satu ancaman terbesar bagi sektor ini adalah kemungkinan penurunan ARPU yang lebih tajam dari yang diperkirakan, mengingat adanya risiko penurunan tingkat penggunaan layanan. Selain itu, biaya regulasi yang tinggi dan suku bunga yang tetap tinggi dapat meningkatkan beban biaya bagi perusahaan-perusahaan dengan utang besar seperti ISAT dan EXCL.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79