Logo
>

Penurunan Peringkat Saham Peluang Bagi Investor Lokal?

Salah satu sektor yang rentan terdampak penurunan peringkat tersebut ialah bank dan lembaga keuangan

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Penurunan Peringkat Saham Peluang Bagi Investor Lokal?
Papan pantau IHSG tampak merah. Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pengamat Pasar Modal Wahyu Tri Laksono mengatakan, sejumlah sektor akan terdampak imbas dari penurunan peringkat saham Indonesia yang dilakukan oleh Goldman Sachs pada Senin, 10 Maret 2025. Diketahui, peringkat saham Indonesia diturunkan dari overweight ke market weight.

    Menurut Wahyu, salah satu sektor yang rentan terdampak penurunan peringkat tersebut ialah bank dan lembaga keuangan. Sektor ini sering menjadi penutup pertama bagi investor asing karena likuiditasnya yang tinggi.

    "Dan sensitivitasnya terhadap kondisi makroekonomi seperti suku bunga, nilai tukar, dan risiko fiskal," kata Wahyu kepada Kabarbursa.com melalui pesan singkat di Jakarta, Rabu, 12 Maret 2025.

    Sektor lainnya yang terdampak ialah consumer goods. Wahyu menjelaskan, penurunan peringkat saham ini juga erat kaitannya dengan pelemahan daya beli domestik atau inflasi. Akibatnya, saham perusahaan konsumer bisa tertekan.

    Selanjutnya, sektor properti dan infrastruktur juga terdampak. Dua sektor ini menjadi sangat rentan, apalagi Goldman Sachs memang menyoroti risiko fiskal atau perlambatan pertumbuhan ekonomi. 

    "Yang dapat mempengaruhi pembiayaan proyek dan permintaan properti," ungkapnya. 

    Dan, dampak terakhir akan menyentuh sektor ekspor seperti pertambangan atau komoditas, meskipun peluangnya kecil jika harga komoditas global tetap kuat. 

    "Tetapi tetap bisa terkena imbas jika outflow signifikan," ucapnya. 

    Peluang Investor Lokal

    Wahyu menilai, investor lokal bisa memanfaatkan peluang di tengah penurunan peringkat saham Indonesia, terlebih jika downgrade menyebabkan penurunan valuasi saham. 

    Jika aksi jual oleh investor asing menekan harga saham di bawah nilai intrinsik, kata dia, investor domestik dengan perspektif jangka panjang bisa membeli saham-saham berkualitas tinggi dengan harga diskon. 

    "Sektor-sektor seperti perbankan, konsumer, atau utilitas yang memiliki fundamental kuat tetapi terdampak sentimen pasar bisa menjadi target," ujarnya. 

    Wahyu memandang, investor domestik sering kali memiliki pemahaman lebih baik tentang dinamika lokal. Selain itu, mereka juga tahan terhadap volatilitas jangka pendek dibandingkan investor asing yang fokus pada likuiditas dan tren global.

    Kendati begitu, peluang ini tidak bebas risiko. Wahyu berujar, jika faktor fundamental (bukan hanya sentimen) memang memburuk, penurunan valuasi bisa berlangsung lama.

    "Investor domestik perlu melakukan analisis mendalam untuk memastikan saham yang dibeli memiliki nilai jangka panjang," katanya. 

    Di sisi lain, Wahyu membeberkan penurunan peringkat saham Indonesia juga bisa memicu arus keluar modal (capital outflow) terutama dalam jangka pendek. Sebab, kemungkinan investor asing bakal menyesuaikan portofolio mereka sesuai rekomendasi Goldman Sachs. 

    Dia menjelaskan, sejak akhir tahun lalu langkah keluar kapital memang sudah membebani pasar Indonesia. Akibatnya, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG terdampak anjlok dari sekitar hampir 8000 ke 7000 akhir tahun. 

    Ketika peringkat saham diturunkan dari overweight ke market weight, lanjut dia, investor institusional seperti dana lindung nilai, reksa dana, atau dana pensiun yang mengikuti panduan Goldman Sachs mungkin bakal mengurangi eksposur ke saham Indonesia.

    Aliran Modal Keluar Masih Tinggi, BI Masih Optimis

    Bank Indonesia atau BI mencatat aliran modal asing keluar dari Indonesia masih tinggi di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. Posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) Indonesia mengalami penurunan sebesar 2,8 persen pada triwulan IV 2024 menjadi USD768,1 miliar, turun dari posisi USD790,0 miliar pada triwulan sebelumnya.

    Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, penurunan KFLN ini terjadi karena keluarnya investasi portofolio yang dipengaruhi oleh tekanan ekonomi global dan penguatan dolar Amerika Serikat (AS). 

    “Penurunan posisi KFLN terutama disebabkan oleh arus modal keluar dari investasi portofolio seiring dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. Sementara itu, investasi langsung dan investasi lainnya masih mencatat aliran modal masuk yang mencerminkan optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik,” kata Ramdan dalam keterangannya, Senin, 10 Maret 2025.

    Penurunan KFLN juga dipicu oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan penurunan harga saham domestik yang berdampak pada berkurangnya nilai instrumen keuangan dalam negeri.

    Sementara, di sisi lain Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada triwulan IV 2024 juga menunjukkan penurunan kewajiban neto dari USD270,4 miliar pada triwulan III 2024 menjadi USD245,3 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) dan berkurangnya posisi KFLN.

    AFLN mengalami kenaikan sebesar 0,6 persen pada triwulan IV 2024 menjadi USD522,8 miliar, dibandingkan dengan USD519,7 miliar pada triwulan sebelumnya. Kenaikan ini ditopang oleh peningkatan cadangan devisa serta aliran masuk modal dalam bentuk investasi langsung dan investasi portofolio.

    “Peningkatan AFLN terutama disebabkan oleh bertambahnya cadangan devisa serta penempatan aset lainnya di luar negeri, meskipun masih tertahan oleh faktor eksternal seperti penguatan dolar AS dan pelemahan indeks harga saham global,” tambah Ramdan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.