KABARBURSA.COM - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dinilai bakal mendapat banyak tantangan pada kuartal II 2025. Menurut analis, hal ini bisa mempengaruhi kinerja perusahaan.
Analis Stocknow.id, Abdul Haq Al Faruqy Lubis mengatakan kondisi likuiditas yang ketat menjadi perhatian dari BRI, terutama akibat kebijakan suku bunga tinggi dari The Fed.
Sentimen juga datang dari potensi perang dagang global yang dapat memicu arus masuk barang impor ke Indonesia. Menurut Abdul, kondisi ini dapat menekan sektor UMKM yang merupakan segmen utama BRI.
"Selain itu, deflasi domestik pada Januari 2025 mengindikasikan penurunan daya beli masyarakat, yang berpotensi mengurangi permintaan kredit, khususnya di sektor UMKM," ujarnya kepada KabarBursa.com, Kamis, 8 Mei 2025.
Dari sisi internal, BRI juga menghadapi tantangan dalam menjaga kualitas aset. Abdul menyebut Cost of Credit (CoC) BRI pada 2024 tercatat sebesar 3,23 persen, melebihi target maksimal 3 persen. Kata Abdul, hal ini menunjukkan tekanan pada kualitas kredit, terutama dari anak usaha seperti PNM.
Meskipun rasio kredit bermasalah (NPL) berhasil ditekan di bawah 3 persen, Abdul mengungkap BRI tetap harus waspada terhadap potensi peningkatan NPL dan menjaga rasio pencadangan yang tinggi untuk mengantisipasi risiko tersebut .
"Persaingan dari platform pinjaman online juga menambah tekanan, mendorong BRI untuk terus berinovasi dalam layanan digital guna mempertahankan pangsa pasar di segmen mikro dan ritel," terangnya.
Meski dianggap memiliki banyak rintangan, ternyata masih terdapat sentimen positif yang bisa menopang kinerja BRI pada kuartal II 2025. Seperti, keberhasilan transformasi digital melalui aplikasi BRImo.
"Yang pada akhir Maret 2024 telah memiliki 33,5 juta pengguna dan mencatat volume transaksi sebesar Rp1.251 triliun, tumbuh 41,8 persen yoy," kata Abdul.
Adapun berdasarkan keterangan resmi BRI, hingga akhir Maret 2025, pengguna super app BRImo telah mencapai 40,28 juta user, atau meningkat 20,26 persen yoy.
Sementara dari sisi jumlah dan nilai transaksi, pada kuartal I 2025 BRImo melayani 1,2 miliar transaksi finansial, naik 25,5 persen YoY dengan volume sebesar Rp1.599 triliun atau meningkat 27,79 persen YoY.
Selain itu, lanjut Abdul, fokus BRI kini pada pembiayaan berkelanjutan, dengan portofolio mencapai Rp787,9 triliun pada kuartal I 2024, menunjukkan komitmen terhadap sektor UMKM dan proyek hijau .
"Dengan rasio kecukupan modal (CAR) yang kuat sebesar 23,97 persen pada akhir Maret 2024, BRI memiliki ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut," pungkasnya.
Di sisi lain Direktur Utama BRI, Hery Gunardi beberapa waktu lalu pernah menyampaikan jika saat ini perseroan dihadapkan pada tantangan global yang tidak mudah.
Namun, di balik tantangan tersebut, ia menegaskan BRI melihat peluang besar untuk terus bertumbuh, berinovasi, dan memperkuat posisi BRI di industri keuangan nasional dan regional.
"Saat ini BRI memiliki fondasi yang sangat kuat untuk mengoptimalkan peluang tersebut. BRI memiliki lebih dari 36.600 tenaga pemasar yang terdiri dari tenaga pemasar mikro (Mantri), RM Lending, dan RM Funding & Transaction dan BRI juga didukung oleh lebih dari 6 ribu unit kerja, mulai dari Kantor Cabang hingga BRI Unit yang tersebar hingga ke pelosok negeri. Menjadikan BRI sebagai bank dengan jaringan dan jangkauan terluas di Indonesia," ujar dia dalam keterangan resmi, 30 April 2025.
Kinerja BRI Kuartal I 2025
Mengutip dari situs resmi perusahaan, BRI Group meraup laba bersih sebesar Rp13,80 triliun dan asset mencapai sebesar Rp2.098,23 triliun pada kuartal I 2025, tumbuh 5,49 persen secara year on year (yoy).
Dari sisi penyaluran kredit, Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya menjelaskan bahwa BRI telah mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp1.373,66 triliun atau tumbuh 4,97 persen yoy.
Menurutnya, penyaluran kredit BRI tersebut masih didominasi oleh segmen UMKM dengan porsi mencapai 81,97 persen dari total kredit BRI, atau dengan nominal sebesar Rp1.126,02 triliun.
"Penyaluran kredit UMKM BRI yang terus tumbuh positif tersebut juga diiringi oleh berbagai inisiatif untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. Salah satunya melalui AgenBRILink yang jumlahnya telah mencapai 1,2 juta agen, menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dengan pertumbuhan sebesar 49,48 persen yoy," ujar dia dalam keterangan tertulis, 30 April 2025.
Akhmad bilang, agen-agen tersebut tersebar di lebih dari 67 ribu desa atau menjangkau lebih dari 88 persen dari total desa di Indonesia, serta mencatat volume transaksi sebesar Rp423 triliun di sepanjang kuartal I 2025.
Terkait dengan kualitas kredit, Direktur Manajemen Risiko BRI Mucharom memaparkan bahwa pertumbuhan kredit BRI juga diikuti dengan perbaikan kualitas yang diperoleh dari penerapan manajemen risiko yang efektif dan prudent dalam penyaluran kredit.
Hal tersebut tercermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) BRI yang membaik dari 3,11 persen di akhir kuartal I 2024 menjadi 2,97 persen di akhir kuartal I 2025.
Rasio Loan at Risk (LAR) juga terus membaik, dari semula 12,68 persen di akhir kuartal I 2024 menjadi 11,12 persen di akhir kuartal I 2025.(*)