Logo
>

Sektor Jasa Keuangan RI Tak Terpengaruh Dinamika Global

Ditulis oleh Syahrianto
Sektor Jasa Keuangan RI Tak Terpengaruh Dinamika Global

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, sektor jasa keuangan masih stabil dan berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah dinamika ekonomi global yang meningkat. Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner OJK, menyatakan bahwa pada tahun ini, terjadi kebijakan yang berbeda dari pihak berwenang Amerika Serikat (AS) yang masih mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, yang dikenal sebagai "higher for longer".

    "Di Eropa, kebijakan moneter lebih cenderung mengakomodasi dengan adanya indikasi perubahan dalam tingkat suku bunga. Sementara itu, di China, fokusnya adalah pada dorongan pertumbuhan ekonomi. Hal ini menunjukkan perbedaan yang signifikan di antara beberapa otoritas ekonomi dunia pada tahun 2024," kata Mahendra, dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Rabu, 5 Juni 2024.

    Mahendra menjelaskan bahwa meskipun dalam situasi yang dinamis seperti yang disebutkan sebelumnya, volatilitas terus terjadi di pasar saham dan pasar obligasi, baik dalam sektor korporasi maupun pemerintah. Dia juga menyatakan bahwa jika melihat pencapaian pemenuhan modal di pasar modal hingga akhir Mei 2024, yang mencapai Rp84 triliun, tampaknya tidak akan jauh berbeda dari target keseluruhan tahun sebesar Rp200 triliun.

    Untuk perbankan, kata Mahendra, dalam menjalankan fungsi intermediasinya, pertumbuhan kredit dari tahun ke tahun atau pril 2024, adalah 13,09 persen. "Adalah tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya atau target tahun ini. Sedangkan DPK tumbuh 8,21 persen, sehingga pada gilirannya memberikan tingkat keuntungan, baik dari segi NIM dan ROA yang baik," ujarnya.

    Kondisi tersebut juga ditopang oleh kecukupan modal CAR dan pengelolaan profil risiko yang terjaga, baik dilihat NPL dan loan at risk yang berada terjaga dibanding tahun lalu. Sedangkan likuidity risk juga terjaga baik. "Untuk keuangan non bank asuransi, dapat dilaporkan premi asuransi pada April 2024 meningkat dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan kecukupan modal di perusahaan asuransi meningkat untuk perusahaan asuransi umum. Namun untuk asuransi jiwa turun," terang Mahendra.

    "Apabila kami cermati penurunan sudah terjadi beberapa waktu belakangan dan mengalami pelandaian penurunan. Diharapkan dalam waktu dekat, ada pembalikkan," sambungnya. Sementara untuk perusahaan multifinance, lanjut dia, pertumbuhan pembiayaan 2024 di kuartal I ini 10,82 persen atau turun.

    "Disebabkan karena penurunan permintaan pembiayaan kendaraan mpbil baru. Namun permintaan pembiayaan mobil bekas meningkat. Dari industri P2P lending, pertumbuhan tetap positif dan tetap terjaga moderasinya," pungkas Mahendra.

    Industri Perbankan Pesimistis

    Sementara itu, OJK melaporkan industri perbankan pesimistis dengan kondisi makroekonomi triwulan II-2024, tercermin dari indeks ekspektasi kondisi makroekonomi (IKM) yang anjlok menjadi 31 dari 47 pada triwulan I-2024. Hal itu tertuang dalam laporan hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan (SBPO) triwulan II-2024 yang dirilis OJK Rabu, 29 Mei 2024.

    “Pesimisme pada triwulan II-2024 disebabkan oleh prediksi bahwa BI Rate akan meningkat kemudian nilai tukar rupiah terhadap USD (dolar Amerika Serikat) akan melemah dan inflasi diperkirakan meningkat,” sebagaimana tertulis dalam laporan itu.

    OJK merinci, industri perbankan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2024 akan meningkat dari realisasi triwulan I-2024 yang sebesar 5,11 persen (year-on-year/yoy). Dalam kaitan itu, dijelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi disokong oleh konsumsi masyarakat yang meningkat akibat momen Lebaran atau Hari Raya Idulftri dan sejumlah hari libur pada triwulan tersebut. “Selain itu, Investasi juga diperkirakan membaik pasca-Pemilu yang lebih singkat atau hanya satu putaran saja,” tulis OJK dalam laporan itu.

    Sedangkan inflasi, industri perbankan menilai akan terjadi kenaikan inflasi pada triwulan II-2024 sebab naiknya harga pangan yang diakibatkan El Nino. Selain itu, meningkatnya permintaan akibat momen pasca Lebaran juga menjadi salah satu faktor tersebut.

    “(Faktor) meningkatnya harga minyak akibat konflik geopolitik di Timur Tengah yang masih terjadi dan naiknya imported inflation akibat melemahnya nilai tukar (juga menjadi penyebab inflasi meningkat),” tulis OJK.

    Sementara itu, suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate diperkirakan meningkat sebesar 25 basis poin (bps) pada triwulan II-2024. Hal itu, kata OJK, sejalan dengan keputusan yang diambil BI dengan menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen pada Mei 2024.

    BI Masih Optimistis

    Bank Indonesia (BI) masih percaya diri pertumbuhan penyaluran kredit Indonesia akan sampai pada batas atas target pertumbuhan kredit pada tahun ini yang sebesar 10 persen sampai dengan 12 persen. Padahal, sejumlah bank menimbang untuk memangkas target pertumbuhan kredit pada tahun ini. Mengingat besarnya tekanan aktivitas ekonomi akibat kebijakan suku bunga acuan bank sentral yang masih tinggi.

    Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan, pertumbuhan kredit pada tahun ini akan sampai pada batas atas target karena adanya perluasan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM). "Kami perkirakan dengan adanya tambahan KLM ini pertumbuhan kredit akan di batas atas lah, target kita kan 10 persen-12 persen, the whole year mencapai batas atas 12 persen lah kira-kira," ujar Juda di Kantor Pusat BI, Jakarta, Senin, 3 Juni 2024.

    Mulanya, saat KLM ini diperkenalkan pada 2023, sektor usaha yang tercakup hanya sektor hilirisasi mineral dan batu bara (minerba), non-minerba, perumahan, pariwisata, ultra mikro (UMi), hingga keuangan hijau. Namun, saat ini diperluas hingga ke sektor penunjang hilirisasi, konstruksi dan real estate produktif, ekonomi kreatif, otomotif, perdagangan, Listrik-Gas-Air Bersih (LGA), sampai dengan jasa sosial. Penyesuaian besaran insentif untuk setiap sektor juga diberikan, dan kebijakan ini berlaku mulai 1 Juni 2024. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.