KABARBURSA.COM - Sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampak tertekan dan berada di zona merah. Salah satu saham yang menekan IHSG adalah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA). Seminggu kemarin, saham milik taipan Prajogo Pangestu ini menempati urutan pertama pemberat indeks komposit.
Diketahui, saham TPIA terkoreksi hingga 10,37 persen dalam sepekan (9-13 Desember 2024) dan membebani IHSG sebesar 32,54 poin.
Namun, saat ini saham menunjukkan potensi rebound yang menarik setelah mengalami koreksi. Secara teknikal, menurut Maybank Sekuritas yang dikutip di Jakarta, Rabu, 18 Desember 2024, saham ini bertahan di atas level support kunci, yaitu garis EMA 200 hari dan support uptrend line pada level Rp7.500.
Ketangguhan di area ini menjadi sinyal positif bagi pergerakan harga saham ke depannya. Apabila TPIA berhasil mempertahankan posisinya di atas level tersebut, peluang untuk bergerak naik terbuka lebar.
Adapun target pergerakan berikutnya diproyeksikan mencapai Rp8.350, dengan potensi lanjutan menuju Rp8.900. Namun, sebagai langkah mitigasi risiko, investor disarankan untuk menetapkan stop loss di bawah level Rp7.400. Hal ini guna menjaga portofolio tetap aman jika skenario pembalikan arah tidak terealisasi.
Didukung oleh sentimen positif di sektor petrokimia dan kekuatan teknikal yang solid, TPIA memberikan prospek yang menjanjikan. Pergerakannya akan terus dipantau oleh pelaku pasar, mengingat peluang rebound yang potensial dari level support kritis saat ini.
Strategi yang cermat sangat diperlukan agar investasi pada saham ini memberikan hasil maksimal.
Aksi 'Penyelamatan' Andre Khor
Direktur Keuangan atau Chief Financial Officer (CFO) PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) Andre Khor, telah menarik perhatian pasar melalui pembelian signifikan atas saham perusahaan yang dipimpinnya.
Pada 28 November 2024, Andre menginvestasikan dana pribadi sebesar Rp1 miliar untuk membeli sebanyak 148.600 saham TPIA. Langkah ini tidak hanya mencerminkan keyakinannya terhadap prospek masa depan perusahaan, tetapi juga memperlihatkan kepercayaan yang kuat terhadap kinerja emiten yang berada di bawah kendali taipan Prajogo Pangestu.
Menurut keterbukaan informasi resmi yang dirilis oleh manajemen TPIA, Andre membeli saham dengan harga yang bervariasi. Dalam transaksi pertama, ia membeli 12.500 saham dengan harga Rp6.625 per saham. Kemudian disusul dengan pembelian 13.800 saham senilai Rp6.650 per saham, dan 15.000 saham di harga Rp6.675 per saham. Selanjutnya, ia mengakuisisi 20.000 saham pada harga Rp6.700 per saham.
Tak berhenti di situ, Andre juga melakukan dua pembelian masing-masing sebesar 35.000 saham dengan harga Rp6.725 dan Rp6.750 per saham. Transaksi terakhirnya adalah pembelian 17.300 saham dengan harga Rp6.950 per saham. Total transaksi ini menunjukkan komitmen Andre terhadap investasi pribadinya di TPIA, dengan status kepemilikan langsung atas seluruh saham yang dibelinya.
Langkah Andre Khor menggarisbawahi keyakinannya terhadap strategi jangka panjang perusahaan dan potensi pertumbuhan sektor petrokimia. Sebagai anak buah terpercaya dari Prajogo Pangestu, keputusan ini tidak hanya memberikan sinyal positif bagi investor tetapi juga dapat membangun sentimen pasar yang lebih baik terhadap saham TPIA.
Dalam lanskap industri yang kompetitif, langkah proaktif dari jajaran manajemen seperti Andre ini diyakini dapat memberikan motivasi bagi para pemegang saham lain untuk tetap optimistis terhadap kinerja Chandra Asri Petrochemical.
Pembelian ini menunjukkan komitmen yang solid dari pemimpin internal perusahaan terhadap keberhasilan TPIA, sekaligus menegaskan pandangan positif atas peluang bisnis yang dapat dijangkau perusahaan ke depan.
Anugerah OVNI untuk TPIA
PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) kembali dianugerahi status Objek Vital Nasional Bidang Industri (OVNI) untuk Pabrik Petrokimia yang berlokasi di Ciwandan, Cilegon, Banten, atau lebih dikenal dengan Site Office Ciwandan.
TPIA mengungkapkan bahwa status OVNI ini diberikan oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian RI Nomor 3023 Tahun 2024. Kawasan pabrik tersebut mencakup area seluas 115,35 hektar, dengan fasilitas pabrik petrokimia berteknologi tinggi, aset utilitas, serta gedung perkantoran.
Penetapan kembali sebagai OVNI ini mencerminkan pentingnya peran Chandra Asri dalam mendukung ketahanan dan kemandirian industri nasional. Dalam siaran pers yang diterbitkan di Jakarta pada 26 November 2024.
Direktur HR & Corporate Affairs Chandra Asri Group, Suryandi, menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian yang telah memberikan kembali status OVNI kepada perusahaan. Menurutnya, status ini merupakan bentuk penghargaan atas kontribusi Chandra Asri dalam memenuhi kebutuhan produk petrokimia domestik dan mengurangi ketergantungan impor yang selama ini menjadi tantangan bagi industri dalam negeri.
Chandra Asri Group telah meraih status OVNI sejak tahun 2012, berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 620/M-IND/Kep/12/2012. Kepercayaan ini semakin memperkuat komitmen perusahaan untuk menjalankan operasional dengan standar keamanan dan keberlanjutan yang tinggi. Suryandi menambahkan bahwa perusahaan akan terus memastikan operasional yang aman dan memberikan manfaat yang optimal bagi sektor industri serta perekonomian nasional.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.