Logo
>

Sepanjang Semester I, Jaringan Pipa PGAS Tembus 13.319 Km

Ditulis oleh Syahrianto
Sepanjang Semester I, Jaringan Pipa PGAS Tembus 13.319 Km

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN (PGAS) menyampaikan salah satu langkah strategis utama untuk mendukung transisi energi nasional yakni dengan pengembangan jaringan pipa gas bumi (jargas).

    Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko mengungkapkan, PGAS telah memiliki jargas dengan total panjang mencapai 13.319 km hingga semester pertama 2024. Jaringan ini bertambah 626 km dibandingkan periode sebelumnya, mencerminkan upaya nyata PGN dalam memperkuat distribusi energi ramah lingkungan bagi berbagai segmen pelanggan.

    "Peningkatan jaringan pipa ini tidak hanya bertujuan untuk melayani kebutuhan gas industri dan komersial, tetapi juga untuk mengakomodasi rumah tangga yang menjadi salah satu fokus penting dalam perluasan akses gas bumi," kata Arief dalam keterangan persnya, dikutip Kamis, 19 September 2024.

    Hingga pertengahan tahun 2024, total pelanggan PGN telah mencapai 821.245 pelanggan, terdiri dari 3.165 pelanggan industri dan komersial, 2.017 pelanggan kecil, dan 816.063 rumah tangga.

    Jaringan pipa gas yang terus berkembang ini menjadi tulang punggung distribusi gas bumi di berbagai wilayah di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Pengembangan infrastruktur ini tak lepas dari tantangan yang dihadapi PGN dalam menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan gas, terutama menghadapi penurunan alami kondisi sumur gas di Sumatera dan Jawa.

    Untuk mengatasi tantangan pasokan tersebut, PGN mengambil langkah proaktif dengan memperluas infrastruktur beyond pipeline, termasuk pemanfaatan regasifikasi LNG melalui Terminal Use Agreement (TUA) FSRU Lampung yang mengalami peningkatan volume penyaluran gas hingga 65 BBTUD, naik 76 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

    Selain itu, integrasi infrastruktur di Jawa Tengah juga terus dilakukan melalui Onshore Receiving Facility (ORF) yang menghubungkan gas bumi dari PEP Jambaran Tiung Biru (JTB) ke berbagai sektor, seperti pembangkit listrik dan industri. Dengan adanya penambahan dan integrasi infrastruktur di wilayah ini, penyerapan gas di Jawa Tengah meningkat signifikan dari 48 BBTUD menjadi 60-70 BBTUD, memperkuat pelayanan PGN di kawasan tersebut.

    PGN juga memperkuat kolaborasi dengan pemerintah dan berbagai pihak untuk menyelesaikan proyek infrastruktur strategis. Salah satunya adalah proyek pipa gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) tahap II, yang akan mengalirkan gas dari Jawa Timur menuju Jawa Barat. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan pasokan gas bumi ke sejumlah kawasan industri penting seperti Refinery Unit IV Cilacap, di mana PGN bersinergi dengan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) untuk mengoptimalkan gasifikasi di wilayah tersebut.

    Tidak hanya di Jawa, PGN juga terlibat dalam pengembangan proyek pipa Dumai-Sei Mangkei yang bertujuan untuk mengintegrasikan jaringan pipa di Sumatera, sekaligus membuka peluang penyerapan gas dari Blok Andaman dan fasilitas LNG Arun.

    Dengan bertambahnya panjang jaringan pipa serta proyek infrastruktur strategis yang terus berjalan, PGN optimis dapat terus mendukung program transisi energi nasional dan menyediakan energi yang lebih bersih dan efisien bagi berbagai sektor ekonomi. Peningkatan jaringan pipa ini selaras dengan misi PGN untuk memperluas penggunaan gas bumi sebagai sumber energi transisi, yang berperan dalam menurunkan emisi karbon di Indonesia.

    Ke depan, PGN akan terus mengupayakan pertumbuhan yang berkelanjutan dengan memperkuat sinergi dengan pemerintah dan sektor swasta, serta berfokus pada efisiensi operasional dan inovasi dalam pemanfaatan infrastruktur energi.

    Dengan kinerja keuangan yang solid dan pengembangan jaringan yang konsisten, PGN berharap dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan energi yang handal dan ramah lingkungan.

    Kinerja Keuangan PGN

    PGAS melaporkan kinerja positif untuk pendapatan dan laba sepanjang semester pertama tahun 2024.

    Arief menyampaikan bahwa selama enam bulan pertama tahun ini, PGAS mencatat pendapatan sebesar USD1,83 miliar, naik 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

    "Sebagian besar kinerja PGN masih didukung oleh volume gas bumi yang mayoritas berasal dari gas pipa, dengan kontribusi sebesar 99,6 persen. Sementara itu, kontribusi dari regasifikasi Liquefied Natural Gas (LNG) hanya sebesar 0,4 persen," kata Arief dalam pernyataan resminya pada Kamis, 19 September 2024.

    Ia menambahkan bahwa 38 persen sumber gas berasal dari Pertamina Group, dan sisanya dari pemasok lain, termasuk Corridor Block.

    Arief juga menjelaskan bahwa beban pokok pendapatan mengalami sedikit kenaikan, sebesar 1 persen menjadi USD1,43 miliar sepanjang semester pertama 2024, dibandingkan USD1,41 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

    "Dengan demikian, laba kotor naik 11 persen menjadi USD407 juta dibandingkan USD368 juta tahun lalu (yoy)," tegas Arief.

    Laba operasi juga tumbuh 3 persen menjadi USD293 juta dibandingkan USD284 juta pada tahun sebelumnya. Sementara itu, laba bersih (bottom line) PGN naik 28 persen menjadi USD187 juta pada semester pertama 2024, dibandingkan USD145 juta pada periode yang sama di 2023.

    Selama semester pertama 2024, EBITDA tetap stabil di angka USD578 juta, didukung oleh penurunan laba dari selisih kurs dan beban penyusutan. EBITDA berasal dari segmen niaga gas, transmisi gas, dan lainnya sebesar 75 persen, serta 25 persen dari segmen hulu. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.