KABARBURSA.COM - Saham PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT) memimpin daftar saham dengan pertumbuhan terbesar, melonjak hingga 53,19 persen dan ditutup pada harga Rp2.880, naik dari Rp1.880.
Pada periode perdagangan 17-20 September 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi tipis sebesar 0,08 persen ke level 7.743. Meskipun IHSG menunjukkan tren koreksi, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat adanya 10 saham yang mencatatkan penguatan signifikan selama sepekan tersebut.
Diikuti oleh PT Sona Topas Tourism Industry Tbk (SONA) yang juga mencatat kenaikan besar sebesar 47,43 persen, ditutup pada Rp2.440 dari sebelumnya Rp1.655.
Berikut adalah 10 saham top gainers dalam sepekan:
- PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT): +53,19 persen (Rp2.880)
- PT Sona Topas Tourism Industry Tbk (SONA): +47,43 persen (Rp2.440)
- PT Bank Maspion Tbk (BMAS): +38,79 persen (Rp805)
- PT Chitose Internasional Tbk (CINT): +34,94 persen (Rp224)
- PT Mitra Investindo Tbk (MITI): +34,78 persen (Rp186)
- PT MSIG Life Insurance Indonesia Tbk (LIFE): +30,58 persen (Rp9.500)
- PT Sumber Global Energy Tbk (SGER): +30,38 persen (Rp545)
- PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk (JMAS): +30 persen (Rp143)
- PT Sunter Lakeside Hotel Tbk (SNLK): +22,05 persen (Rp775)
- PT Pyridam Farma Tbk (PYFA): +21,58 persen (Rp169)
Sektor yang Menguat dan Melemah
Indeks sektoral mencatat pergerakan yang bervariasi, dengan sektor energi meningkat sebesar 0,84 persen dan sektor industri mengalami penguatan 1,11 persen. Sektor kesehatan menunjukkan pertumbuhan yang solid dengan kenaikan 3,59 persen. Sementara itu, sektor properti & real estate naik 2,45 persen, dan sektor transportasi & logistik juga menunjukkan kinerja positif dengan kenaikan 2,65 persen.
Namun, tidak semua sektor mengalami penguatan. Sektor barang baku mengalami penurunan sebesar 1,26 persen, diikuti sektor teknologi yang melemah 1,97 persen, serta sektor infrastruktur yang mengalami penurunan signifikan sebesar 4,15 persen.
Meskipun IHSG menunjukkan koreksi, tren positif dari beberapa saham menunjukkan bahwa pasar masih memiliki potensi pertumbuhan. Investor perlu mencermati perkembangan di sektor-sektor yang menunjukkan kinerja baik, seperti energi dan kesehatan, serta memantau fluktuasi pada sektor-sektor yang melemah.
Dalam konteks ini, strategi investasi yang hati-hati dan berbasis data akan menjadi kunci untuk menghadapi dinamika pasar yang terus berubah.
Kinerja JSPT
Saham JSPT mengalami kenaikan harga yang signifikan dari Rp2.310 (harga penutupan sebelumnya) ke Rp2.880, mencatat profit sebesar Rp570 (+24,68 persen). Ini menunjukkan momentum positif bagi investor yang telah membeli saham ini.
Dengan volume transaksi mencapai Rp329,9 miliar dan frekuensi transaksi sebanyak 209 kali, ini menunjukkan likuiditas yang baik dan minat investor yang tinggi terhadap saham JSPT.
Saham dibuka pada Rp2.380 dan mencapai low yang sama di harga pembukaan, sebelum melanjutkan pergerakan ke harga tertinggi Rp2.880. Ini menunjukkan bahwa harga mengalami tekanan pada awal perdagangan tetapi berhasil rebound.
Terdapat jumlah order beli (F Buy) yang signifikan sebanyak 800.000, sementara order jual (F Sell) mencapai 31.100.000. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan dalam supply dan demand, dengan lebih banyak saham yang ditawarkan untuk dijual dibandingkan yang dibeli.
Meskipun harga saat ini berada di ARA (Auto Reject Atas) di Rp2.880, analisis selanjutnya perlu mempertimbangkan apakah momentum positif ini dapat berlanjut, terutama dalam konteks faktor eksternal seperti kondisi pasar secara keseluruhan.
Valuasi
Current PE Ratio (Annualised) 159.68 menunjukkan bahwa saham ini dinilai tinggi relatif terhadap pendapatannya. Current PE Ratio (TTM) 40.90, jauh lebih tinggi dibandingkan median PE IHSG (7.89), menunjukkan bahwa pasar memiliki ekspektasi tinggi terhadap pertumbuhan perusahaan.
Earnings Yield (TTM) 2.45 persen menunjukkan bahwa meskipun PE Ratio tinggi, imbal hasil terhadap pendapatan juga rendah. Price to Book Value: 3.45, menunjukkan bahwa investor membayar lebih dari tiga kali nilai buku untuk setiap saham.
Current 0.08 menunjukkan bahwa saham ini mungkin undervalued jika mempertimbangkan pertumbuhan laba. PEG Ratio (3yr) 4.04 menunjukkan adanya ekspektasi pertumbuhan yang tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.
Kinerja Keuangan
Net Income (TTM) 163 B menunjukkan laba bersih yang signifikan, dengan pertumbuhan tahunan 186.58 persenpada kuartal terbaru. Revenue (TTM) 2,079 B, dengan pertumbuhan tahunan yang baik (55.39 persen).
Gross Profit Margin 65.87 persen, menunjukkan efisiensi dalam biaya produksi. Net Profit Margin 5.01 persen, menunjukkan bahwa perusahaan masih mampu menghasilkan keuntungan meskipun biaya lain menggerogoti laba.
Likuiditas dan Solvabilitas
Current Ratio 2.05 dan Quick Ratio 2.04, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang baik dan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Debt to Equity Ratio 1.09, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki lebih banyak utang dibandingkan ekuitas, yang dapat menjadi perhatian jika tidak dikelola dengan baik.
Efektivitas Manajemen, Dividen, dan Payout Ratio
Return on Assets (ROA) 2.57 persen dan Return on Equity (ROE) 8.45 persen menunjukkan bahwa manajemen cukup efisien dalam menggunakan aset dan ekuitas untuk menghasilkan laba. Cash Conversion Cycle -1.08, menunjukkan bahwa perusahaan dapat mengonversi penjualannya menjadi kas lebih cepat daripada ia membayar pemasok.
Dividen Rp 10.00 per saham dengan payout ratio 55.45 persen, menunjukkan bahwa perusahaan membagikan lebih dari separuh laba bersihnya sebagai dividen, yang dapat menarik investor yang mencari pendapatan tetap. Dividend Yield 0.35 persen tergolong rendah, namun tetap menunjukkan komitmen untuk memberikan imbal hasil kepada pemegang saham.
Kinerja Saham
Kinerja harga saham sangat mengesankan, dengan kenaikan 240.83 persen dalam setahun terakhir dan 122.39 persen year-to-date. Ini menunjukkan minat pasar yang tinggi terhadap saham ini. Harga tertinggi 2,880 dan terendah 830 menunjukkan volatilitas yang signifikan, tetapi juga potensi pertumbuhan yang besar.
Secara keseluruhan, meskipun valuasi saham ini menunjukkan bahwa pasar memiliki ekspektasi yang sangat tinggi, pertumbuhan pendapatan dan laba yang kuat serta efisiensi operasional memberikan alasan untuk optimisme. Namun, tingginya utang dibandingkan ekuitas dan valuasi yang tinggi dapat menjadi risiko. Investor harus mempertimbangkan potensi volatilitas dan melakukan analisis risiko yang mendalam sebelum membuat keputusan investasi.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.