KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,17 persen pada 9-13 September 2024, didorong oleh harapan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS. Selama sepekan, pelaku pasar juga dipengaruhi oleh data inflasi dan neraca perdagangan China serta indeks kepercayaan konsumen dan retail sales Indonesia. Data yang lebih baik dari ekspektasi dapat terus mendorong sentimen positif.
Harapan ini menyebabkan investor memburu aset berisiko, termasuk saham, yang berpotensi memicu lanjutan penguatan IHSG jika pemangkasan suku bunga terjadi.sepekan ke depan.
IHSG menguat 1,17 persen dan mencapai level tertinggi baru di 7.812,13. Ini menunjukkan tren positif dan potensi kelanjutan penguatan jika faktor pendukung tetap ada. Kenaikan rata-rata nilai transaksi harian dan volume transaksi menunjukkan meningkatnya minat investor, yang mendukung potensi lanjutan penguatan IHSG.
Menurut analisis teknikal yang dikumpulkan KabarBursa pada Minggu, 15 September 2024, IHSG memiliki support di 7.654 dan resistance di 7.858. Jika IHSG bergerak mendekati level resistance dan berhasil menembusnya, penguatan lebih lanjut mungkin terjadi.
Dengan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan keputusan terkait suku bunga di China, IHSG bisa mendapatkan dorongan lebih lanjut jika keputusan tersebut sesuai atau lebih baik dari ekspektasi.
Aksi beli saham oleh investor asing meningkat signifikan menjadi Rp 20,41 triliun, menunjukkan kepercayaan yang kuat terhadap pasar saham Indonesia. Ini bisa mendukung lanjutan penguatan IHSG.
Pergerakan Saham
Sektor saham teknologi mengalami lonjakan 16,85 persen, menunjukkan minat yang sangat tinggi. Jika tren ini berlanjut, sektor ini bisa terus mendongkrak IHSG. Beberapa sektor seperti energi, basic materials, dan industri menunjukkan penurunan. Jika sektor-sektor ini tidak membaik, mereka bisa menjadi penahan kenaikan IHSG.
Saham SILO dan PNBN menunjukkan kenaikan, sedangkan saham ADRO mengalami penurunan. Pergerakan saham individu ini bisa mempengaruhi indeks, terutama jika saham-saham besar dan sektor-sektor utama berperforma baik.
Bagaimana dengan pergerakan saham lainnya?
1. Saham Teknologi
Sektor saham teknologi mengalami lonjakan 16,85 persen selama pekan lalu. Ini menunjukkan minat yang sangat tinggi dan potensi kenaikan lebih lanjut untuk saham-saham dalam sektor ini. Saham-saham besar di sektor teknologi yang berpotensi naik termasuk saham-saham perusahaan teknologi besar yang mendominasi sektor ini, seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang terlibat dalam teknologi finansial.
2. Saham Properti dan Real Estate
Sektor saham properti dan real estate naik 3,12 persen. Pertumbuhan sektor ini menunjukkan adanya peluang untuk saham-saham yang terkait dengan properti dan real estate. Saham-saham dalam sektor ini yang bisa diperhatikan termasuk PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dan PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN).
3. Saham Transportasi dan Logistik
Sektor saham transportasi dan logistik meningkat 2,31 persen. Ini bisa menjadi indikasi bahwa saham-saham di sektor ini memiliki potensi untuk terus naik. Saham-saham seperti PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mungkin akan mengalami kenaikan seiring dengan pertumbuhan sektor transportasi dan logistik.
4. Saham Konsumer Nonsiklikal
Sektor saham konsumer nonsiklikal naik 1,25 persen. Ini menunjukkan adanya potensi untuk saham-saham yang berfokus pada barang-barang konsumer yang tidak terpengaruh oleh siklus ekonomi. Saham-saham di sektor ini seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dapat diperhatikan.
Saham SILO mengalami transaksi besar dengan nilai transaksi mencapai Rp16,7 triliun di pasar negosiasi, menunjukkan minat yang tinggi. Meskipun saham ini sempat merosot, pergerakan besar-besaran ini menunjukkan potensi untuk rebound. Saham SILO naik 2,43 persen di pasar reguler dan bisa menjadi kandidat yang menarik untuk diperhatikan jika tren positif berlanjut.
IHSG memiliki potensi untuk terus menguat sepekan ke depan, terutama jika sentimen positif dari pemangkasan suku bunga The Fed terwujud dan data ekonomi domestik serta global mendukung. Namun, perhatian harus diberikan pada level support dan resistance, serta sektor-sektor yang mengalami penurunan. Jika faktor-faktor positif terus mendominasi, IHSG bisa melanjutkan penguatan menuju atau melewati level resistance di 7.858. Sebaliknya, jika faktor-faktor negatif atau ketidakpastian global meningkat, penguatan IHSG mungkin akan terbatas.
Sebagai tambahan, investor disarankan untuk memantau perkembangan data ekonomi dan keputusan kebijakan moneter yang akan datang, karena faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi sentimen pasar secara signifikan.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.