KABARBURSA.COM - Sinarmas Sekuritas memproyeksikan bahwa eskalasi konflik di Timur Tengah tidak akan secara langsung mempengaruhi pasar saham Indonesia.
Head of Institutional Research Sinarmas Sekuritas Isfhan Helmy mengungkap dampak dari ketegangan di Timur Tengah tidak akan langsung terasa pada pasar saham Indonesia. "Penurunan IHSG yang terjadi pada awal perdagangan setelah libur Lebaran diyakini lebih terkait dengan penurunan bursa saham AS selama libur Lebaran. Tekanan penjualan asing juga terbatas, dengan outflows signifikan tercatat pada saham Bank Central Asia (BBCA) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) pada hari Selasa (16/4), " jelasnya dalam keterangan resmi pada Kamis 18 April 2024.
Isfhan menjelaskan bahwa meskipun ketegangan meningkat setelah serangan Iran terhadap Israel, pasar minyak menghadapi potensi volatilitas. Meski harga minyak mentah Brent melonjak ke level tertinggi dalam enam bulan di US$ 92,18 per barel sebagai antisipasi pembalasan, dampaknya pada pasar lebih terkontrol.
"Konflik antara Israel dan Iran memiliki dampak signifikan, terutama karena Iran adalah anggota pendiri OPEC dan produsen minyak yang berpengaruh, dengan produksi sekitar 3,2 juta barel per hari," ucap Isfhan.
Isfhan menambahkan bahwa dengan meningkatnya ketegangan geopolitik, terutama yang mempengaruhi harga minyak, tren saat ini menunjukkan potensi risiko penurunan yang lebih tinggi, yang bisa mendorong harga turun menjadi USD 75 per barel pada akhir tahun. Namun, kemungkinan harga di atas US$ 100 per barel kemungkinan besar tidak terjadi tanpa gangguan pasokan yang signifikan.
Sementara itu, dampaknya terhadap ekonomi global semakin besar, dengan kekhawatiran akan tekanan inflasi dan respons kebijakan bank sentral yang meningkat.
Dalam menghadapi situasi ini, Isfhan menekankan pentingnya memantau perkembangan geopolitik dan potensi dampaknya pada pasar minyak serta dampak keseluruhan pada inflasi dan arah kebijakan suku bunga.
Meskipun demikian, Isfhan melihat situasi ini sebagai tren bearish sementara bagi IHSG, yang sebenarnya merupakan kesempatan untuk mempertimbangkan saham-saham dengan fundamental yang baik.
Oleh karena itu, Isfhan merekomendasikan pembelian saham Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan target harga Rp 12.750 per saham, pembelian saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dengan target harga Rp 3.250 per saham, dan pembelian saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dengan harga Rp 2.820.
Untuk sektor perbankan, Isfhan merekomendasikan pembelian saham BMRI (target price Rp 8.150, potensi kenaikan 22 persen) dan BBNI (target price Rp 6.475, potensi kenaikan 22 persen).
Isfhan juga melihat potensi reversal pada saham Telkom Indonesia (TLKM) karena valuasinya sudah mencapai level 2 st. Deviasi di bawah rata-rata P/E 5-tahun sebesar 11,7 kali. Maka dari itu, ia merekomendasikan pembelian saham TLKM dengan target harga Rp 4.200.
Isfhan menyarankan investor untuk tetap tenang dan memanfaatkan penurunan harga saham saat ini sebagai titik masuk dengan harga yang lebih terjangkau.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.