KABARBURSA.COM - PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) terus menunjukkan performa solid sepanjang tahun 2024 dengan pendapatan yang meningkat secara konsisten.
Selama periode Januari hingga September 2024, TOWR mencatat total pendapatan sebesar Rp9,4 triliun atau tumbuh 8,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini sesuai dengan ekspektasi pasar, didukung oleh ekspansi bisnis yang agresif di sektor jaringan fiber dan konsolidasi strategis.
Pada kuartal ketiga 2024, TOWR membukukan pendapatan sebesar Rp3,3 triliun, naik 6,0 persen secara kuartalan dan tumbuh 12,0 persen secara tahunan. Segmen menara mencatat kontribusi terbesar dengan pendapatan Rp2,2 triliun, sementara segmen Fiber to the Tower (FTTT) menyumbang Rp53 miliar.
Tidak hanya sektor menara dan FTTT, sektor Fiber to the Home (FTTH) ikut memberikan kontribusi Rp141 miliar. Ekspansi jaringan fiber sepanjang 18.607 km menjadi salah satu pendorong utama kinerja ini, dengan segmen fiber menyumbang 20,6 persen terhadap total pendapatan.
Selain itu, TOWR terus memperkuat posisinya di sektor telekomunikasi dengan menambahkan 3.869 menara baru, meningkatkan rasio tenancy menjadi 1,64x. Meskipun pendapatan per menara menurun menjadi Rp19,9 juta, tarif sewa meningkat ke Rp13,1 juta.
Di sisi lain, jaringan FTTH terus berkembang dengan peningkatan home pass mencapai 1,5 juta, menarik lebih banyak pelanggan dari sektor internet dan IT.
Meskipun kinerja pendapatan dan EBITDA yang mencatat pertumbuhan masing-masing sebesar 8,4 persen dan 8,7 persen YoY, laba bersih TOWR mengalami penurunan 12,2 persen menjadi Rp842 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan beban biaya keuangan yang membebani profitabilitas perusahaan.
Meski demikian, margin EBITDA tetap kokoh di angka 85,4 persen. Kondisi ini mencerminkan efisiensi operasional yang tetap terjaga.
Kinerja Keuangan
Berdasarkan laporan keuangannya, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mencatatkan kinerja keuangan yang beragam pada kuartal ketiga 2024.
Laba bersih perusahaan mencapai Rp842 miliar, mencatat penurunan 12 persen secara tahunan, meskipun meningkat 4 persen secara kuartalan. Akumulasi laba bersih selama sembilan bulan pertama tahun ini mencapai Rp2,4 triliun, atau tumbuh tipis 1 persen secara tahunan. Namun, angka ini masih di bawah ekspektasi pasar karena baru memenuhi 70 persen dari estimasi konsensus untuk tahun penuh 2024.
Penurunan laba bersih pada kuartal ketiga terutama disebabkan oleh kerugian kurs yang tercatat sebesar Rp82 miliar, berbanding terbalik dengan keuntungan Rp7 miliar yang dicapai pada kuartal ketiga tahun sebelumnya.
Selain itu, beban lain-lain meningkat signifikan menjadi Rp141 miliar dibandingkan Rp61 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Faktor-faktor ini memberikan tekanan terhadap profitabilitas bersih TOWR, meskipun kinerja operasional perusahaan tetap solid.
Secara operasional, TOWR menunjukkan pertumbuhan yang positif. Laba usaha perusahaan mencapai Rp2 triliun pada kuartal ketiga 2024, meningkat 4 persen secara tahunan dan 8 persen secara kuartalan.
Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, laba usaha tercatat Rp5,7 triliun, naik 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan melampaui ekspektasi karena telah memenuhi 76 persen dari estimasi konsensus untuk tahun penuh.
Pertumbuhan ini sebagian besar didukung oleh kontribusi tambahan dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST), yang diakuisisi TOWR pada kuartal kedua tahun ini.
EBITDA TOWR juga mencatatkan pertumbuhan yang mengesankan, naik 12 persen secara tahunan dan 9 persen secara kuartalan, dengan margin EBITDA meningkat ke level 85,4 persen. Perbaikan margin ini menunjukkan efisiensi operasional yang terus ditingkatkan oleh perusahaan, memberikan dasar yang kuat untuk pertumbuhan lebih lanjut di masa depan.
Secara keseluruhan, meskipun laba bersih TOWR tertekan oleh faktor eksternal seperti kerugian kurs dan kenaikan beban lain-lain, kinerja operasional perusahaan tetap kuat.
Ekspansi bisnis melalui akuisisi strategis dan peningkatan efisiensi operasional menunjukkan bahwa TOWR berada di jalur yang tepat untuk mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemain utama di sektor infrastruktur telekomunikasi.
Dengan prospek pertumbuhan yang tetap positif dan fokus pada peningkatan kapabilitas operasional, TOWR memiliki potensi untuk terus meningkatkan kinerjanya di kuartal-kuartal mendatang.
Pergerakan Saham TOWR
Pada hari ini, 6 Desember 2024, saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mencatatkan penurunan harga sebesar 1,39 persen pada perdagangan terakhir, ditutup di level Rp710 per saham. Posisi ini turun Rp10 dibandingkan harga pembukaan dan penutupan sebelumnya yang sama-sama berada di level Rp720.
Meski demikian, aktivitas perdagangan menunjukkan dinamika yang cukup aktif dengan volume transaksi mencapai 81 ribu lot, menghasilkan total nilai perdagangan sekitar Rp5,8 miliar.
Harga tertinggi yang dicapai TOWR dalam perdagangan hari ini tetap berada di level Rp720, sementara harga terendah menyentuh Rp705. Dengan rata-rata harga perdagangan di angka Rp712, saham TOWR mencerminkan fluktuasi yang relatif moderat di tengah sentimen pasar yang mungkin terpengaruh oleh laporan kinerja keuangan terbaru dan kondisi makroekonomi.
Potensi pergerakan saham TOWR ke depan masih menarik untuk dicermati, terutama dengan batas atas auto reject (ARA) berada di level Rp900 dan batas bawah auto reject (ARB) di level Rp540. Hal ini memberikan ruang gerak yang cukup luas bagi investor untuk memanfaatkan momentum pasar.
Meskipun saat ini harga mengalami koreksi, prospek bisnis TOWR yang didukung oleh pertumbuhan pendapatan fiber dan efisiensi operasional tetap menjadi daya tarik, khususnya bagi investor dengan fokus jangka panjang.
Secara keseluruhan, pergerakan saham TOWR hari ini mencerminkan dinamika pasar yang wajar dalam menghadapi perubahan sentimen dan fundamental perusahaan. Penurunan harga ini dapat menjadi peluang strategis bagi investor yang percaya pada prospek bisnis perusahaan di sektor infrastruktur telekomunikasi.
Rekomendasi Saham
Melihat kondisi keuangan dan kinerja TOWR, serta ekspansi bisnisnya, analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Daniel Widjaja, mempertahankan pandangan positifnya. Ia merekomendasikan buy dan target harga Rp1.030 per saham.
Daniel mencatat, bahwa perluasan jaringan fiber dan potensi penurunan suku bunga acuan dapat menjadi katalis positif bagi kinerja perusahaan ke depannya. Namun, ia juga memperingatkan adanya risiko eksekusi dan potensi keterlambatan dalam pemotongan suku bunga yang dapat memengaruhi pertumbuhan lebih lanjut.
Namun, jika mengikuti prinsip Buffett, TOWR memang menawarkan daya tarik pada aspek fundamental operasional, profitabilitas, dan valuasi. Namun, risiko yang berasal dari struktur utang tinggi harus menjadi pertimbangan serius.
Investor yang mempertimbangkan TOWR sebagai bagian dari portofolio harus memiliki keyakinan kuat pada kemampuan perusahaan untuk terus menghasilkan arus kas stabil dan memperbaiki struktur keuangannya.
Di sini. Buffett memberikan rekomendasi "hold" bagi investor yang sudah memilikinya, dengan harapan perbaikan struktur keuangan di masa mendatang. Bagi investor baru, disarankan menunggu hingga ada tanda-tanda lebih jelas terkait penurunan leverage atau katalis positif dari ekspansi bisnis untuk memitigasi risiko finansial.
Secara keseluruhan, langkah ekspansi yang dilakukan TOWR, terutama dalam memperluas jaringan fiber dan meningkatkan kapasitas menara, menunjukkan strategi bisnis yang kuat. Dengan latar belakang prospek sektor telekomunikasi yang terus berkembang dan fokus pada inovasi jaringan, TOWR tetap berada pada jalur positif untuk mempertahankan pertumbuhan jangka panjang meskipun menghadapi tantangan di sisi profitabilitas.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.