KABARBURSA.COM - Gubernur Federal Reserve Bank of Atlanta, Raphael Bostic, menyatakan keyakinannya bahwa suku bunga akan dipangkas satu kali pada kuartal keempat tahun ini. Pandangan ini tidak berubah sejak Maret, meskipun ada indikasi bahwa inflasi mulai mereda.
Bostic mengutip rincian laporan inflasi April dan Mei sebagai bukti bahwa perubahan harga menuju target 2 persen dari The Fed. Ia mencatat bahwa risiko di pasar tenaga kerja dan inflasi tampak lebih seimbang dalam beberapa minggu terakhir.
Pandangan terbaru Bostic dituangkan dalam sebuah esai yang dipublikasikan di situs web Fed Atlanta pada Kamis dan dalam konferensi pers terpisah.
"Inflasi tetap menjadi perhatian utama," ujar Bostic. "Namun, risiko kini lebih seimbang dalam kedua mandat kami, dan kami hanya perlu mempertimbangkannya."
"Saya akan membiarkan data menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi," tambahnya.
Proyeksi Bostic mengenai satu kali pemangkasan suku bunga sejalan dengan proyeksi Komite Pasar Terbuka Federal. Awal bulan ini, pejabat Fed memperkirakan hanya satu kali penurunan suku bunga untuk tahun 2024, berkurang dari tiga kali yang diproyeksikan pada Maret.
Meskipun indeks harga konsumen dirilis selama pertemuan, Bostic menyatakan bahwa proyeksinya tetap tidak berubah.
Gubernur Fed Atlanta juga menyebut ada skenario di mana ia dapat melihat lebih banyak pemangkasan, tidak ada pemangkasan, atau bahkan kenaikan suku bunga. "Saya akan membiarkan data dan kondisi lapangan menjadi panduan saya," ujarnya.
"Setiap pertemuan adalah pertemuan langsung," tegasnya.
Bostic menyampaikan kepada wartawan bahwa ia memperkirakan empat kali penurunan suku bunga untuk tahun 2025. Namun, ia tidak terlalu yakin dengan proyeksi sejauh itu. Dia mengantisipasi inflasi turun menjadi 2 persen tahun depan, atau mungkin sedikit lebih lambat.
"Ini adalah sebuah busur jangka panjang dan The Fed mungkin tidak akan mencapai target 2 persen dalam 12 bulan ke depan. Ini akan menjadi perjalanan yang lebih lama dan itulah mengapa saya mengkhotbahkan kesabaran dan kewaspadaan," tuturnya.
Bostic menekankan bahwa meskipun angka inflasi tahunan mungkin menunjukkan sedikit kemajuan di semester kedua karena efek dasar dari angka tahun sebelumnya, penting untuk melihat berbagai macam data dalam menilai kemajuan. Ia mengamati dengan seksama luasnya kenaikan harga, yang telah menurun akhir-akhir ini.
Para gubernur bank sentral AS mempertahankan suku bunga acuan mereka di level tertinggi selama lebih dari dua dekade pada awal bulan ini. Level ini telah mereka pertahankan hampir satu tahun.
Para pembuat kebijakan mengatakan mereka perlu melihat lebih banyak data untuk meyakinkan bahwa inflasi berada di jalur yang berkelanjutan menuju target 2 persen.
Beberapa pejabat The Fed belakangan ini semakin khawatir tentang prospek pasar tenaga kerja AS. Gubernur The Fed San Francisco, Mary Daly, memperingatkan bahwa pasar tenaga kerja mendekati titik infleksi, di mana perlambatan lebih lanjut dapat berarti tingkat pengangguran yang lebih tinggi.
Gubernur Fed Chicago, Austan Goolsbee, memperingatkan secara terpisah bahwa dengan kebijakan yang terlalu ketat untuk waktu yang terlalu lama, akan ada kekhawatiran tentang dampaknya pada ekonomi riil.
Indeks harga yang menjadi acuan The Fed diperkirakan hanya akan naik 0,1 persen di Mei dari bulan sebelumnya, menandai kenaikan paling lambat tahun ini, dalam data yang akan dirilis Jumat.
Amerika Serikat sedang berupaya keras menurunkan inflasi yang melonjak dalam beberapa tahun terakhir. Langkah-langkah yang diambil mencakup kebijakan moneter ketat dari Federal Reserve dan berbagai strategi ekonomi lainnya.
Dengan menaikkan suku bunga, The Fed bertujuan untuk mengurangi jumlah uang beredar dan memperlambat pertumbuhan ekonomi, yang diharapkan dapat menurunkan tekanan inflasi. Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, menekankan pentingnya pendekatan yang hati-hati dan bertahap untuk memastikan stabilitas ekonomi jangka panjang.
Selain itu, pemerintah juga berfokus pada upaya memperbaiki rantai pasokan yang terganggu akibat pandemi COVID-19. Dengan memastikan kelancaran distribusi barang dan jasa, diharapkan harga-harga dapat lebih terkendali.
Tidak hanya itu, Amerika Serikat juga mengadopsi kebijakan fiskal yang lebih bijak untuk menjaga defisit anggaran agar tidak terlalu membebani ekonomi. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan kondisi yang lebih stabil bagi pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.
Namun, menurunkan inflasi bukanlah tugas yang mudah dan memerlukan waktu. Tantangan eksternal, seperti ketidakpastian geopolitik dan fluktuasi harga komoditas global, juga turut mempengaruhi upaya ini. Meskipun demikian, pemerintah dan The Fed tetap optimis bahwa dengan kebijakan yang tepat, inflasi dapat ditekan dan stabilitas ekonomi dapat tercapai. (*)