Logo
>

Smelter Masih Tersendat, Begini Kinerja Terbaru AMMN

Penjualan Amman Mineral anjlok 78 persen ke USD545 juta hingga rugi bersih USD175 juta.

Ditulis oleh Syahrianto
Smelter Masih Tersendat, Begini Kinerja Terbaru AMMN
PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatat penurunan tajam kinerja sepanjang sembilan bulan 2025. (Foto: Dok. Amman Mineral)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatat penurunan tajam kinerja sepanjang sembilan bulan 2025. Penjualan merosot hampir 80 persen dibanding tahun lalu. 

    Penyebab utamanya adalah smelter tembaga di Gresik yang belum beroperasi penuh dan peralihan penjualan konsentrat ke pasar domestik. Proyek hilirisasi masih dalam fase ramp-up, sementara beban keuangan melonjak akibat tambahan pendanaan jangka panjang.

    AMMN membukukan penjualan bersih sebesar USD545,3 juta hingga akhir September 2025, turun dibanding USD2,49 miliar pada periode sama tahun lalu. EBITDA tercatat USD279 juta, turun 81 persen dari USD1,47 miliar. Perusahaan menanggung rugi bersih sebesar USD175 juta, berbalik dari laba USD720 juta tahun sebelumnya. 

    Penurunan tajam ini sejalan dengan belum optimalnya kinerja smelter dan fasilitas pemurnian logam mulia (PMR) yang baru mulai berproduksi pertengahan tahun.

    Total aset perusahaan mencapai USD12,81 miliar, naik 15 persen dari akhir 2024. Kas dan setara kas tercatat USD676 juta, turun tipis 10 persen. Ekuitas sebesar USD5,00 miliar, sedikit di bawah posisi Desember lalu. Liabilitas naik menjadi USD7,81 miliar, termasuk peningkatan utang jangka panjang untuk mendukung proyek hilirisasi dan infrastruktur pendukungnya.

    Dari sisi arus kas, AMMN mencatat arus kas operasi negatif sebesar USD888 juta, terutama karena penurunan penerimaan dari pelanggan. Arus kas investasi juga negatif USD1,06 miliar akibat pengeluaran besar untuk pembangunan smelter dan pabrik konsentrator. 

    Sebaliknya, arus kas pendanaan positif USD1,89 miliar menandakan adanya penarikan fasilitas pinjaman baru. Perusahaan juga melakukan pembelian saham treasuri senilai USD48,4 juta untuk menjaga nilai pemegang saham.

    Presiden Direktur AMMN Arief Sidarto menyampaikan bahwa perusahaan kini fokus memastikan operasi smelter berjalan stabil.

    “Kami masih berada dalam fase ramp-up. Prioritas kami adalah menstabilkan seluruh lini produksi sebelum mencapai kapasitas penuh. Setelah fase ini selesai, kami berharap fasilitas dapat memberikan kontribusi optimal terhadap pendapatan,” ujar Arief Sidarto.

    Arief menambahkan, aktivitas tambang Batu Hijau tetap sesuai rencana produksi tahunan. Volume material yang ditambang selama sembilan bulan pertama mencapai 225 juta ton, sedikit lebih rendah dibanding 241 juta ton tahun lalu. Volume bijih yang diolah turun 21 persen menjadi 23 juta ton. Penurunan ini terjadi karena kegiatan penambangan difokuskan pada pengupasan lapisan batuan penutup di area Fase 8 yang mengandung bijih kadar menengah.

    Produksi konsentrat tembaga mencapai 310 ribu metrik ton kering, turun 51 persen dari 637 ribu ton tahun lalu. Produksi tembaga dalam konsentrat merosot 57 persen menjadi 145 juta pon, sedangkan produksi emas dalam konsentrat turun 89 persen menjadi 75.621 ons. Penurunan volume ini disebabkan oleh transisi produksi menuju pemrosesan domestik melalui smelter dan PMR.

    Produksi katoda tembaga dimulai pada akhir Maret 2025 dengan total 41.052 ton hingga September. Sementara itu, produksi emas murni mencapai 44.792 ons. Harga jual bersih rata-rata untuk katoda tembaga tercatat USD9.789 per ton, sedangkan emas murni sebesar USD3.607 per ons. Produksi dari PMR masih meningkat bertahap seiring proses stabilisasi.

    Arief menjelaskan, proyek smelter dan PMR memiliki kapasitas input tahunan sekitar 900 ribu metrik ton konsentrat dari tambang Batu Hijau dan Elang. Fasilitas ini dirancang menghasilkan 220 ribu ton katoda tembaga per tahun serta 830 ribu ton asam sulfat sebagai produk samping. PMR dapat mengolah 970 ton lumpur anoda per tahun yang menghasilkan 579 kilogram emas murni, 1,8 juta ons perak murni, dan 77 ton selenium.

    Selain smelter, AMMN juga sedang menyelesaikan pembangkit listrik tenaga gas (PLTGU) berkapasitas 450 MW di Gresik. Dua turbin gas berkapasitas 50 MW telah beroperasi sejak September 2025, dan dua turbin tambahan akan dikomisioning bertahap. Fasilitas ini memastikan pasokan listrik mandiri untuk smelter sekaligus menekan emisi karbon.

    Perusahaan juga memperluas pabrik konsentrator di Batu Hijau dengan peningkatan kapasitas input menjadi 85 juta ton bijih per tahun, dua kali lipat dari kapasitas saat ini. Proyek ini akan memperbesar volume pengolahan bijih dari fase 8 Batu Hijau dan tambang Elang. Instalasi mekanikal sudah hampir selesai, dan uji coba pabrik dijadwalkan pada awal 2026.

    Dalam laporannya, AMMN juga menyampaikan pembaruan data cadangan dan sumber daya mineral berdasarkan kode JORC 2024. Total cadangan bijih Batu Hijau kini mencapai 705 juta ton, sedangkan cadangan bijih Elang meningkat 79 persen menjadi 2,5 miliar metrik ton. Kandungan tembaga rata-rata sebesar 0,32 persen dan emas 0,33 gram per ton, mencerminkan prospek jangka panjang yang kuat untuk proyek hilirisasi.

    Perusahaan menargetkan penyelesaian Studi Kelayakan Tambang Elang pada 2025. Tambang ini akan memanfaatkan infrastruktur Batu Hijau, termasuk pabrik konsentrator, smelter, pelabuhan, dan sistem transmisi tenaga listrik. Elang diproyeksikan menjadi tambang tembaga–emas besar berikutnya di Indonesia.

    AMMN juga menyoroti kenaikan tarif royalti tambang yang mulai berlaku pada April 2025. Tarif royalti baru ditetapkan bervariasi berdasarkan harga pasar global: tembaga dalam bentuk konsentrat naik menjadi 7–10 persen, katoda tembaga 4–7 persen, emas 3,75–7,5 persen, dan perak 5 persen. Kenaikan ini berdampak pada biaya operasional, namun manajemen menilai masih dalam batas terkendali.

    Untuk tahun depan, perusahaan memperkirakan produksi tambang akan meningkat signifikan. Dalam panduan 2026, AMMN menargetkan 900 ribu ton konsentrat yang mengandung 485 juta pon tembaga dan 579 ribu ons emas. Sekitar 500 ribu ton akan berasal dari pabrik konsentrator eksisting, sementara 400 ribu ton sisanya dari unit baru.

    “Kami memperkirakan proses perbaikan smelter selesai pada paruh pertama 2026, dan seluruh fasilitas dapat mencapai tingkat operasi stabil sepanjang tahun. Setelah itu, kami akan fokus pada peningkatan efisiensi untuk memperkuat margin dan arus kas,” kata Arief Sidarto.

    Kinerja sembilan bulan 2025 mencerminkan transisi besar yang tengah dijalani AMMN dari eksportir bahan mentah menuju produsen tembaga olahan. 

    Meskipun pendapatan turun tajam, fondasi keuangan dan kemajuan proyek menunjukkan arah transformasi yang konsisten. Kuartal IV akan menjadi penentu penting bagi stabilisasi smelter, sekaligus pembuka fase pemulihan margin pada 2026. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.