KABARBURSA.COM - Indonesia diperkirakan akan meluncurkan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga baru tahun ini, yang berpotensi menyebabkan peningkatan pasokan tembaga di negara tersebut.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas, menyatakan dukungannya agar industri hilir yang menyerap tembaga dapat berkembang di dalam negeri. Hal ini diharapkan dapat mendorong penggunaan produk katoda tembaga yang dihasilkan dari smelter dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, mengurangi ketergantungan pada ekspor.
"Agar katoda tembaga nanti bisa digunakan untuk konsumen dalam negeri, industri yang lebih hilir, emas batang, perak batang bisa tumbuh di Indonesia," ungkap Tony sebagaimana dilansir dari CNBC Indonesia Senin, 5 Februari 2024.
Tony Wenas menekankan perlunya pembangunan industri hilir di dalam negeri, seperti industri kabel dan mobil listrik (Electric Vehicle/EV), yang dapat menyerap produk katoda tembaga. Namun, untuk mewujudkannya, ia menyoroti pentingnya insentif dari pemerintah, baik fiskal maupun non-fiskal, guna mendorong industrialisasi produk katoda tembaga di Indonesia. "Sehingga harapannya diberikan insentif fiskal dan non fiskal agar industri hilir kabel dan EV (kendaraan listrik) bisa terbangun, dan perak dan emas juga," imbuh Tony.
Smelter baru yang disebut sebagai smelter single line, atau satu jalur terbesar di dunia, diharapkan mampu mengolah konsentrat tembaga sebanyak 1,7 juta ton per tahun untuk menghasilkan 600 ribu ton katoda tembaga per tahun.
Selain itu, smelter ini juga dapat memproduksi emas hingga 50 ton per tahun dan perak sebanyak 150-200 ton per tahun. Produk sampingan lainnya mencakup emas dan perak murni dari lumpur anoda, asam sulfat, terak tembaga, dan gipsum.
Smelter tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Diperkirakan, smelter baru ini akan menyerap sekitar 150 ribu pekerja, dengan 98 persen di antaranya adalah tenaga kerja Indonesia, termasuk 50 persen pekerja lokal.