Logo
>

Soal Join Venture TPMA dan KKGI, Analis: Siapa Diuntungkan?

Ditulis oleh Yunila Wati
Soal Join Venture TPMA dan KKGI, Analis: Siapa Diuntungkan?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pada 18 Desember 2024, PT Resource Alam Indonesia Tbk, berkode saham KKGI, dan PT Trans Power Marine Tbk atau TPMA, telah menandatangani perjanjian pemegang saham untuk membentuk kerja sama patungan (join venture) di PT Trans Bahtera Pioneer (TBP).

    Joint venture (JV) tersebut membuka potensi pertumbuhan baru dalam bisnis pelayaran dan logistik batu bara di Indonesia, khususnya di Kalimantan Timur. TBP diharapkan dapat memperkuat posisi kedua emiten dalam industri, mengingat Kalimantan Timur merupakan salah satu pusat produksi batu bara nasional, yang menyumbang hingga 30 persen atau sekitar 210 juta ton dari total produksi pada tahun 2023.

    Salah satu klien utama TBP, PT Insani Bara Perkasa, yang merupakan anak usaha KKGI, menyumbang produksi sebesar 5,3 juta ton pada tahun yang sama.

    Dalam struktur kepemilikan, TPMA dan KKGI masing-masing memegang 50 persen saham TBP dengan modal awal Rp51,5 miliar. Setoran masing-masing perusahaan sebesar Rp25,75 miliar ini akan dilaporkan dalam laporan keuangan melalui metode ekuitas.

    Pada fase awal pengembangan, TBP merencanakan investasi senilai Rp200 miliar untuk membeli enam set kapal tunda dan tongkang, baik bekas maupun baru, pada tahun pertama (2025). Pendanaan investasi ini akan berasal dari kombinasi kas internal minimal 20 persen dan pinjaman bank.

    Siapa yang diuntungkan?

    Jika berbicara siapa yang diuntungkan, kedua emiten tentu saja akan terkait dengan keuntungan tersebut. Namun menurut analis Strockbit Hendriko Gani, dalam analisis tertulisnya yang dikutip Kabarbursa.com di Jakarta, Senin, 23 Desember 2024, menjelaskan bahwa keberadaan TBP menambah portofolio ekspansi TPMA yang sebelumnya sudah aktif membangun JV strategis.

    Pada 2021, TPMA membentuk PT Trans Logistik Perkasa (TLP) bersama T&J Industrial Holding Limited (entitas dari Tsingshan Holding Group) dan Pacific Pelayaran Indonesia. Baru-baru ini, pada September 2024, TPMA mendirikan Trans Ocean Permata (TOP) dalam kolaborasi dengan PT Samudra Investama Maju.

    Kehadiran TBP menjadi langkah strategis untuk semakin mendiversifikasi bisnis pelayaran TPMA, khususnya dalam sektor batu bara.

    Dari sisi kinerja keuangan, TBP diproyeksikan mampu memberikan tambahan laba bersih bagi TPMA. Pada tahun pertama operasional dengan enam set kapal, laba bersih yang dihasilkan TBP diperkirakan mencapai USD461 ribu, setara dengan 1,4 persen dari estimasi laba bersih TPMA untuk FY25 yang diperkirakan mencapai USD32,4 juta.

    Jika TBP berhasil mencapai target 20 set armada di masa mendatang, kontribusi laba bersihnya diperkirakan meningkat hingga USD2,5 juta, setara dengan 7,6 persen dari estimasi laba bersih FY25 TPMA.

    Proyeksi keuangan TBP didasarkan pada beberapa asumsi penting. Pertama, penambahan kapal dilakukan bertahap dengan dua kapal pada kuartal pertama 2025 dan empat kapal berikutnya pada sisa tahun tersebut.

    Kedua, pendapatan per set armada diasumsikan sebesar Rp1,1 miliar per bulan, sejalan dengan kinerja TLP, JV lain yang dimiliki TPMA. Terakhir, margin laba bersih TBP diasumsikan berada di level 30 persen, mencerminkan kinerja efisien yang serupa dengan JV lainnya seperti TOP.

    TBP memiliki potensi untuk tidak hanya memberikan kontribusi finansial tetapi juga meningkatkan daya saing TPMA dan KKGI dalam bisnis logistik batu bara di Indonesia.

    Dengan investasi yang terukur dan sinergi operasional yang baik, JV ini diharapkan menjadi katalisator pertumbuhan jangka panjang bagi kedua perusahaan di tengah peluang besar yang ditawarkan sektor batu bara Kalimantan Timur.

    Pergerakan Saham Harian

    Namun, jika dilihat dari pergerakan saham harian TPMA, hingga pukul 13.31 WIB, Senin, 23 Desember 2024, saham berada di level Rp615, tanpa perubahan dari harga sebelumnya. Kondisi ini mencerminkan stabilitas di tengah pergerakan pasar.

    Meski demikian, dalam sesi perdagangan ada dinamika harga yang cukup signifikan. Saham TPMA sempat menyentuh level tertinggi Rp630 sebelum kembali  dan menyentuh harga terendah yaitu Rp605. Ini artinya, ada rentang pergerakan yang relatif sempit.

    Untuk volume perdagangan sendiri tercatat mencapai 24 ribu lot, dengan nilai transaksi sebesar Rp1,5 miliar. Di sini sangat nampak bahwa ada minat yang moderat dari para pelaku pasar. Rata-rata harga transaksi tercatat di Rp620, sedikit lebih tinggi dari harga penutupan. Hal ini menandakan ada tekanan jual yang dominan pada akhir sesi, meskipun pada awal perdagangan harga sempat berada di level lebih tinggi.

    Dengan batas auto rejection atas (ARA) di Rp765 dan batas bawah (ARB) di Rp462, pergerakan saham TPMA berada dalam zona aman tanpa gejolak besar. Rentang ARA dan ARB yang luas memberikan ruang potensial bagi saham ini untuk bergerak signifikan di masa mendatang, terutama jika ada sentimen positif yang mempengaruhi pasar.

    Kinerja stabil ini mungkin mencerminkan sikap menunggu dari para investor, mengingat TPMA baru saja mengumumkan langkah strategis melalui pembentukan joint venture dengan Resources Alam Indonesia (KKGI). Prospek dari kolaborasi ini, termasuk rencana investasi di sektor logistik batu bara, dapat menjadi katalis utama bagi harga saham TPMA jika realisasinya mulai menunjukkan hasil konkret.

    Dengan potensi ekspansi bisnis melalui joint venture yang menjanjikan, saham TPMA tetap menjadi perhatian di pasar. Stabilitas harga hari ini mungkin merupakan awal dari fase konsolidasi sebelum peluang kenaikan yang lebih besar terbuka.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79