Logo
>

Soal Utang Sritex usai Inkrah Pailit, Begini Jawaban BNI

Ditulis oleh Yunila Wati
Soal Utang Sritex usai Inkrah Pailit, Begini Jawaban BNI

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bank Negara Indonesia (BNI) menjadi salah satu kreditur utama dari PT Sri Rejeki Isman (Sritex) yang baru saja diputuskan inkrah pailitnya oleh Mahkamah Agung. Di sini, penyataan sikap BNI diperlukan, mengingat utang-utang Sritex yang lumayan besar dapat mempengaruhi kestabilan kinerja BNI.

    Dalam keterangan resminya yang dikeluarkan di Jakarta pada 13 Desember 2024, BNI sebagai salah satu kreditur utama, berada dalam posisi strategis untuk menentukan langkah berikutnya. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, menegaskan bahwa perseroan akan terus berkoordinasi dengan pemerintah, manajemen Sritex, serta pihak-pihak terkait lainnya untuk merumuskan solusi terbaik demi keberlanjutan usaha Sritex.

    Royke mengakui pentingnya peran Sritex sebagai salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia. Perusahaan ini telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional, terutama melalui penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian, mempertahankan kelangsungan operasional Sritex menjadi isu strategis yang memerlukan sinergi antara pemerintah, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya.

    Dalam kerangka ini, BNI berkomitmen mencari solusi yang seimbang, mengutamakan kepentingan seluruh pihak, termasuk kreditur lain, pemegang saham, karyawan, serta masyarakat luas. Royke menambahkan bahwa BNI telah membentuk pencadangan yang cukup sebagai langkah mitigasi risiko kredit dari situasi yang tengah dihadapi Sritex.

    Dorongan untuk menyelamatkan Sritex juga mendapatkan dukungan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Ia meminta BNI, sebagai kreditur utama, untuk memimpin langkah koordinasi di antara para kreditur demi mencapai kesepakatan dengan pemerintah. Tujuan utamanya adalah menjaga stabilitas sektor tenaga kerja yang berpotensi terdampak jika operasional Sritex tidak dapat diselamatkan.

    Airlangga menekankan pentingnya menjaga lapangan kerja di industri tekstil, mengingat sektor ini memberikan dampak besar terhadap perekonomian, terutama pada tingkat masyarakat.

    Langkah-langkah yang diusulkan menunjukkan adanya kolaborasi erat antara pihak perbankan, pemerintah, dan dunia usaha untuk memastikan kesinambungan industri tekstil Indonesia. Harapannya, dengan terjalinnya kerja sama yang solid, Sritex dapat mempertahankan operasionalnya dan mencegah dampak ekonomi serta sosial yang lebih luas, seperti pemutusan hubungan kerja massal.

    Di tengah tantangan yang dihadapi, semua pihak terlihat berkomitmen mencari jalan keluar yang mampu meminimalkan dampak buruk, sekaligus menciptakan landasan baru bagi keberlanjutan bisnis di sektor ini.

    Utang Terbesar Sritex

    Sebenarnya, utang terbesar Sritex ada di PT Bank Central Asia (BCA). Keputusan pailit Sritex juga membuat pihak BCA angkat bicara.

    Hera F. Haryn, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, menyatakan bahwa pihaknya menghormati proses hukum yang dilakukan oleh Pengadilan Negeri Niaga Semarang.

    “Kami juga menghargai langkah kasasi yang sedang diajukan oleh debitur (Sritex),” kata Hera pada Selasa, 27 Oktober 2024.

    Hera menyatakan, BCA berkomitmen untuk berkoordinasi dengan semua pihak terkait, termasuk kurator yang ditunjuk pengadilan, guna mencapai solusi terbaik bagi Sritex dan kreditur lainnya.

    Hera merinci, total utang Sritex kepada BCA mencapai USD82,68 juta, dengan USD11,37 juta dalam bentuk utang jangka pendek dan USD71,31 juta jangka panjang, berdasarkan laporan keuangan hingga 30 Juni 2024.

    Utang jangka pendek tersebut diberikan kepada anak perusahaan Sritex, PT Bitratex Industries dan PT Primayudha Mandirijaya, yang jatuh tempo pada 29 Agustus 2027.

    Saat ini, kualitas kredit BCA terbilang baik, dengan perbaikan signifikan pada rasio loan at risk (LAR) yang mencapai 6,1 persen hingga akhir September 2024, lebih baik dibandingkan 7,9 persen pada tahun lalu. Rasio kredit bermasalah (NPL) BCA juga stabil di angka 2,1 persen, dengan pencadangan LAR dan NPL masing-masing di tingkat yang memadai, yakni 73,5 persen dan 193,9 persen.

    Rencana Penyelamatan Sritex

    Presiden Prabowo Subianto sebelumnya telah memerintahkan empat menteri di Kabinet Merah Putih untuk menyelamatkan karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex.

    Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, dan Kementerian Tenaga Kerja untuk mencari solusi penyelamatan bagi Sritex.

    Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa pemerintah akan segera mengambil langkah untuk melindungi karyawan Sritex dari pemutusan hubungan kerja (PHK).

    “Kami akan memastikan operasional perusahaan tetap berjalan dan pekerja tetap aman,” kata Agus Gumiwang.

    Mengenai cara menyelamatkan Sritex, Agus Gumiwang mengungkapkan bahwa saat ini masih dalam tahap pembahasan dan akan disampaikan setelah empat kementerian merumuskan langkah-langkah konkret.

    Rencana penyelamatan Sritex sendiri sebenarnya lebih berfokus pada upaya mencegah terjadinya PHK massal yang sedikit banyak akan mempengaruhi perekonomian Indonesia.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79