Logo
>

S&P 500 Berakhir Menguat, Nvidia dan Tesla Melonjak

Penguatan ini terjadi setelah muncul indikasi bahwa pemerintahan Donald Trump mungkin akan mengambil pendekatan yang lebih moderat

Ditulis oleh Syahrianto
S&P 500 Berakhir Menguat, Nvidia dan Tesla Melonjak
Suasana di New York Stock Exchange (NYSE) atau dikenal Wall Street. (Foto: Pexels)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Salah satu indeks di Wall Street, S&P 500, menguat tajam pada Senin, 24 Maret 2025 dan mencapai level penutupan tertinggi dalam lebih dari dua minggu, didorong oleh kenaikan saham Nvidia dan Tesla. Penguatan ini terjadi setelah muncul indikasi bahwa pemerintahan Donald Trump mungkin akan mengambil pendekatan yang lebih moderat terhadap kebijakan tarif perdagangan AS.

    Seperti dilansir dari Reuters,  Presiden Trump menyatakan bahwa tarif untuk sektor otomotif akan segera diberlakukan. Namun, ia juga mengisyaratkan kemungkinan memberikan keringanan tarif kepada beberapa negara, meskipun tidak memberikan rincian lebih lanjut. 

    Investor memborong saham teknologi yang sebelumnya tertekan, dengan Nvidia melonjak lebih dari 3 persen dan Advanced Micro Devices melesat 7 persen, mendorong indeks semikonduktor PHLX naik 3 persen.

    Saham Tesla mencatat kenaikan hampir 12 persen, merupakan lonjakan harian terbesar sejak awal November. Penguatan ini terjadi setelah sahamnya mengalami penurunan tajam dalam beberapa waktu terakhir. Optimisme terhadap kemungkinan pengurangan tarif AS turut mendukung reli saham Tesla. 

    Para investor juga memanfaatkan harga saham Tesla yang sudah turun hampir 40% sepanjang tahun ini sebagai peluang beli. Optimisme terhadap kebijakan tarif ini mendorong reli di Wall Street, dengan saham teknologi memimpin kenaikan, membawa tiga indeks utama AS ke level tertinggi dalam dua minggu.

    Jika kenaikan ini bertahan hingga penutupan perdagangan, Tesla akan mencatat lonjakan harian terbesar sejak 6 November, hari ketika Trump memenangkan pemilihan presiden AS.

    Meski mengalami volatilitas tinggi, Tesla tetap menjadi pabrikan mobil paling bernilai di dunia, dengan kapitalisasi pasar sekitar USD870 miliar. Sebagai perbandingan, pada puncaknya di Desember 2023, valuasi Tesla sempat mencapai USD1,54 triliun.

    Dari sisi valuasi, saham Tesla saat ini diperdagangkan dengan rasio 85 kali ekspektasi pendapatan, jauh lebih tinggi dibandingkan pabrikan mobil lain seperti Ford ( dan General Motors, yang memiliki rasio hanya satu digit, menurut data dari LSEG.

    Dalam beberapa minggu terakhir, pasar keuangan mengalami volatilitas tinggi akibat kekhawatiran terhadap inflasi dan perlambatan ekonomi. Hal ini dipicu oleh serangkaian kebijakan tarif yang diumumkan Trump bulan lalu terhadap mitra dagang utama AS, termasuk China, Meksiko, dan Kanada.

    Meskipun S&P 500 telah pulih sekitar 4 persen dari level terendahnya pada 13 Maret, indeks ini masih turun sekitar 6 persen dari rekor penutupan tertingginya pada 19 Februari.

    "Investor sedikit merasa lega, tetapi pada saat yang sama skeptis mengenai berapa lama ini akan bertahan," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research. "Penyebab koreksi pasar ini belum hilang. Masalah utama tetap tarif dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi, inflasi, serta laba perusahaan."

    Beberapa perusahaan telah menyebut ketidakpastian tarif sebagai alasan menurunkan proyeksi keuangan mereka untuk kuartal mendatang. Data yang dikumpulkan oleh LSEG per Jumat menunjukkan bahwa laba perusahaan di S&P 500 diperkirakan tumbuh 10,5 persen pada 2025, turun 3,5 poin persentase sejak awal tahun.

    Kinerja Wall Street

    Indeks S&P 500 naik 1,76 persen dan ditutup di 5.767,57 poin, sementara Nasdaq melonjak 2,27 persen ke 18.188,59 poin. Dow Jones Industrial Average juga menguat 1,42 persen ke 42.583,32 poin. Indeks Russell 2000, yang berfokus pada saham-saham perusahaan kecil di AS, naik 2,55 persen, mencapai level tertinggi dalam dua minggu. 

    Sementara itu, Indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai pengukur tingkat ketakutan di Wall Street, turun 1,8 poin ke level terendah dalam satu bulan. 

    Volume perdagangan di bursa AS relatif ringan, dengan 13,6 miliar saham berpindah tangan, dibandingkan rata-rata 16,5 miliar saham selama 20 sesi sebelumnya.

    Sebanyak 10 dari 11 indeks sektor S&P 500 menguat, dipimpin oleh sektor konsumsi diskresioner yang naik 4,07 persen, didorong oleh Tesla, diikuti oleh kenaikan 2,1 persen pada sektor layanan komunikasi.

    Data Ekonomi dan Saham Individual
    Sebuah survei menunjukkan bahwa aktivitas bisnis di AS meningkat pada Maret, meskipun kekhawatiran terkait tarif impor dan pemangkasan belanja pemerintah masih membebani sentimen investor.

    Pasar kini menantikan rilis data ekonomi penting pekan ini, termasuk Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) —indikator inflasi utama Federal Reserve— yang akan dirilis pada Jumat.

    Di sisi lain, saham Dun & Bradstreet naik 3 persen setelah perusahaan data dan analitik ini sepakat untuk diakuisisi oleh perusahaan ekuitas swasta Clearlake Capital dalam kesepakatan senilai USD7,7 miliar.

    Saham Lockheed Martin turun lebih dari 1 persen setelah BofA Global Research menurunkan peringkatnya dari "beli" menjadi "netral".

    Saham-saham terkait kripto menguat seiring kenaikan 4 persen harga Bitcoin, dengan MicroStrategy melonjak 10 persen dan Coinbase naik 7 persen.

    Dalam perdagangan indeks S&P 500, jumlah saham yang naik lebih banyak dibanding yang turun, dengan rasio 5,4 banding 1.

    Sepanjang sesi, S&P 500 mencatat 5 rekor tertinggi baru dan 1 titik terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 46 rekor tertinggi baru dan 97 titik terendah baru. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.