Logo
>

SRTG Mulai Bergerak: Sinyal Bangkitnya Saratoga dari Tidur Panjang?

Saham SRTG mulai bangkit, didorong akumulasi Edwin Soeryadjaya dan sinyal teknikal positif. Apakah ini saatnya Saratoga kembali jadi primadona?

Ditulis oleh Yunila Wati
SRTG Mulai Bergerak: Sinyal Bangkitnya Saratoga dari Tidur Panjang?
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). (Foto: Dok Perusahaan)

KABARBURSA.COM - Saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) kembali jadi sorotan. Setelah cukup lama bergerak mendatar, emiten investasi milik pengusaha Sandiaga Uno ini mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan di pasar. 

Pada perdagangan awal pekan, Senin, 21 Juli 2025, harga saham SRTG naik 1,7 persen ke level Rp1.795. Kenaikan ini menggoda mata pelaku pasar yang jeli membaca perubahan arah.

Tak cuma naik, pergerakan harga ini juga diiringi volume transaksi yang meningkat. Ini sinyal penting bahwa ada minat beli yang tumbuh, bukan hanya pantulan teknikal biasa. 

Saham SRTG juga berhasil menembus dua garis rata-rata penting: MA50 dan MA100, yang biasanya menjadi pagar psikologis bagi banyak trader teknikal. Jika tren ini berlanjut, target kenaikan ke Rp1.940 bahkan Rp2.180 bukan sesuatu yang muluk.

Dari indikator teknikal yang dilihat oleh tim riset Indonesia Investment Education (IIE),  MACD mencatatkan sinyal positif. Histogram-nya menguat, dan garis MACD menyeberang naik ke atas garis sinyal. Bagi sebagian pelaku pasar, ini tanda bahwa tekanan jual mulai digantikan oleh tekanan beli.

Yang juga patut dicermati adalah valuasi saham ini. Dengan PBV (Price to Book Value) hanya 0,57 kali, SRTG masih tergolong murah. Bandingkan dengan saham lain di sektor serupa yang rata-rata sudah diperdagangkan di atas nilai bukunya. 

Ini artinya, secara fundamental, saham Saratoga punya potensi rerating, apalagi jika pasar mulai kembali melirik emiten-emiten dengan struktur portofolio kuat.

Beberapa analis bahkan mulai membandingkan SRTG dengan BRPT, baik dari sisi pola teknikal maupun sentimen sektoral. Keduanya bergerak dalam lanskap energi dan investasi strategis, dan sama-sama punya histori akumulasi panjang sebelum reli. Meski tentu tak bisa disamakan persis, kemiripan ini cukup menarik untuk diamati.

Namun demikian, pasar selalu menyimpan risiko. Support penting kini berada di area Rp1.700. Jika harga kembali turun ke bawah level ini, skenario bullish bisa terganggu. Di sisi lain, selama SRTG mampu bertahan di atas Rp1.730, peluang melanjutkan penguatan masih cukup besar.

Saat ini, pasar tengah menguji ulang minat terhadap saham-saham dengan valuasi atraktif yang sempat tertinggal. Saratoga mungkin bukan saham yang “heboh”, tapi justru di situlah peluangnya. 

Kalau sentimen pasar membaik dan emiten ini terus menjaga kinerjanya, bukan tak mungkin kita akan melihat SRTG kembali jadi salah satu kuda hitam di paruh kedua 2025.

Pendiri Saratoga Tambah Kepemilikan 

Di tengah geliat pasar yang mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan, konglomerat Edwin Soeryadjaya kembali menarik perhatian. Pendiri Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) itu tercatat menambah kepemilikan sahamnya dalam jumlah signifikan.

Data dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang dirilis Sabtu, 19 Juli 2025, menunjukkan bahwa Edwin melakukan pembelian pada 16 Juli 2025. Jumlah saham yang ia borong mencapai 960.000 lembar. 

Setelah transaksi itu, total kepemilikannya naik menjadi 4,86 miliar saham—setara dengan 35,86 persen dari total saham beredar.

Aksi ini bukan yang pertama dalam sebulan terakhir. Pada 30 Juni 2025, Edwin juga melakukan pembelian serupa. Artinya, dalam waktu kurang dari tiga pekan, ia dua kali masuk ke pasar untuk menambah posisi di perusahaan yang ia dirikan sendiri. 

Sebuah langkah yang tentu saja tidak bisa dianggap biasa.

Langkah Edwin bisa dibaca sebagai sinyal optimisme terhadap prospek jangka menengah hingga panjang SRTG. Perusahaan ini dikenal sebagai kendaraan investasi strategis yang memiliki portofolio lintas sektor, mulai dari energi hingga consumer goods. 

Dengan valuasi price to book value (PBV) yang masih di bawah 0,6x, Saratoga juga dinilai banyak analis sebagai saham undervalued, terutama bila mempertimbangkan nilai intrinsik dari aset-aset yang dimilikinya.

Di sisi lain, saham SRTG juga sedang berada dalam fase teknikal yang positif. Dalam beberapa hari terakhir, harga berhasil menembus area konsolidasi, menguat di atas level rata-rata pergerakan MA50 dan MA100, serta dibarengi volume transaksi yang meningkat. 

Situasi ini memberi ruang bagi potensi lanjutan penguatan, terutama jika minat investor ritel maupun institusi mulai ikut terkonsolidasi.

Aksi akumulasi dari pemegang saham utama seperti ini bukan hanya memperkuat fundamental kepemilikan, tetapi juga kerap dibaca oleh pasar sebagai bentuk kepercayaan terhadap arah perusahaan ke depan. 

Dalam iklim pasar yang masih dibayangi ketidakpastian global, manuver Edwin Soeryadjaya membawa pesan yang cukup jelas, ia percaya pada nilai jangka panjang Saratoga, dan ia menunjukkan keyakinannya lewat tindakan nyata.

Apakah pasar akan mengikuti jejak sang pemilik? Setidaknya, pelaku pasar kini punya satu alasan kuat untuk kembali melirik SRTG.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79