Logo
>

SSIA Bersinar di Subang: BYD Masuk, Akses Patimban Jadi Kunci Pertumbuhan

Subang Smartpolitan makin dilirik investor usai BYD masuk. SSIA targetkan pertumbuhan dengan akses Patimban dan efisiensi biaya operasional.

Ditulis oleh Yunila Wati
SSIA Bersinar di Subang: BYD Masuk, Akses Patimban Jadi Kunci Pertumbuhan
Pelabuhan Patimban, Karawang, Jawa Barat. (Foto: Interport)

KABARBURSA.COM - Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) tengah menikmati sorotan positif dari pelaku pasar. Bukan tanpa alas an, perusahaan properti industri ini tengah mencetak momentum baru lewat pengembangan kawasan industri Subang Smartpolitan.

Nama Surya Semesta Internusa tampak bersinar terutama setelah raksasa kendaraan listrik asal Tiongkok, BYD, resmi bergabung sebagai tenant strategis. Dengan pembangunan akses langsung ke Pelabuhan Patimban yang segera rampung, SSIA dinilai punya posisi yang kian kuat di peta industri nasional.

Dalam kunjungan terbarunya ke Subang Smartpolitan, SSIA mengonfirmasi bahwa BYD akan menempati lahan seluas 108 hektare di fase kedua kawasan ini. Fasilitas produksi tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada Januari 2026. 

Bahkan, selain lahan utama, BYD juga dikabarkan telah mengakuisisi tanah tambahan untuk mendukung ekspansi operasional ke depan.

Langkah BYD ini semakin mempertegas status Subang Smartpolitan sebagai tujuan investasi industri global. 

Di kawasan yang sama, PT Sanwa Musen Indonesia, perusahaan asal Jepang yang memproduksi komponen elektronik, sudah mulai beroperasi di atas lahan 2 hektare. Tak jauh dari sana, PT Kids Play Indonesia, investor asal Tiongkok, tengah membangun fasilitas manufaktur bernilai Rp982 miliar, berdiri di lahan seluas 10 hektare.

Biaya Lebih Rendah, Infrastruktur Kian Lengkap

SSIA menargetkan penjualan lahan industri sebesar 137 hektare sepanjang tahun 2025, sedikit turun dari capaian 178 hektare di 2024. Dari target tersebut, sekitar 120 hektare diharapkan berasal dari Subang Smartpolitan. Sisanya, disumbang oleh Suryacipta City of Industry di Karawang.

Namun, yang menjadikan Subang menarik bukan hanya karena lahannya luas dan baru, tapi juga karena biaya operasional yang lebih rendah. Upah minimum kabupaten (UMK) Subang tercatat hanya Rp3,51 juta per bulan, sekitar 37 persen lebih murah dibanding Karawang. 

Keunggulan ini menjadi nilai tambah bagi perusahaan manufaktur yang sensitif terhadap biaya tenaga kerja.

Infrastruktur pun terus dikembangkan. SSIA melaporkan kemajuan pesat dalam pembangunan jalan, jaringan utilitas bawah tanah, serta fasilitas pengolahan air. Semua ini menunjukkan kesiapan Subang Smartpolitan dalam menyambut tenant berskala besar.

Salah satu faktor kunci yang disebut-sebut akan menjadi game changer adalah pembangunan Jalan Tol Akses Patimban sepanjang 37 kilometer. Saat ini, jarak dari Subang Smartpolitan ke Pelabuhan Patimban masih memakan waktu 1,5 hingga 2 jam. 

Namun, setelah jalan tol ini selesai dan mulai beroperasi pada kuartal pertama 2026, waktu tempuh diperkirakan hanya sekitar satu jam.

Bandingkan dengan Karawang, yang membutuhkan hingga empat jam untuk menjangkau Pelabuhan Tanjung Priok. Akses cepat ke pelabuhan ekspor memberi Subang keunggulan logistik yang signifikan, terutama untuk sektor otomotif dan elektronik yang membutuhkan efisiensi rantai pasok.

Target Harga Saham Dinaikkan

Menimbang perkembangan ini, Ciptadana Sekuritas memperbarui valuasi SSIA. Target harga saham perusahaan dinaikkan dari Rp1.390 menjadi Rp1.930 per saham, setelah memperhitungkan kenaikan nilai lahan dan penerapan diskon 61 persen terhadap nilai aset bersih (NAV). 

Meski proyeksi pendapatan SSIA untuk tahun 2025 dan 2026 diturunkan masing-masing sebesar 14,6 persen dan 20,1 persen karena perlambatan pencatatan penjualan, dampaknya terhadap valuasi keseluruhan dianggap minim.

Hingga kini, baru 8 hektare dari total 100 hektare lahan yang dibeli BYD tercatat sebagai pendapatan di tahun 2024. Sebanyak 18 hektare lainnya diperkirakan akan dibukukan pada kuartal ketiga 2025. Sisa lahan tersebut menjadi potensi pendapatan mendatang yang belum sepenuhnya terealisasi.

Dengan deretan investor strategis, ongkos tenaga kerja yang kompetitif, dan infrastruktur yang mendekati sempurna, kawasan Subang Smartpolitan muncul sebagai primadona baru di sektor properti industri. 

SSIA, sebagai pengembang kawasan ini, berada dalam posisi menguntungkan untuk memetik hasil dari pergeseran industri nasional menuju kendaraan listrik dan efisiensi logistik.

Bagi investor jangka menengah hingga panjang, sinyal BUY dari analis dengan target harga ambisius bukanlah sekadar harapan kosong. Momentum sedang berpihak pada SSIA, dan Smartpolitan kini bukan hanya branding, tetapi representasi dari strategi bisnis yang cerdas dan terukur.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79