KABARBURSA.COM - PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) kembali menunjukkan performa keuangan yang solid dengan Net Profit Margin (NPM) mencapai 10,3 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri yang hanya 8,9 persen. Keunggulan ini menegaskan efektivitas strategi bisnis SSMS dalam menghadapi tantangan industri minyak sawit.
Ezaridho Ibnutama, Head of Research NH Korindo Sekuritas, dalam risetnya, Senin, 10 Maret 2025, menyoroti keberhasilan SSMS dalam menjaga profitabilitas meskipun di tengah persaingan yang ketat. “SSMS mampu mempertahankan NPM yang lebih tinggi dibandingkan kompetitor, didukung oleh efisiensi operasional dan diversifikasi produk turunan CPO,” ujarnya dalam laporan riset yang dirilis pada 10 Maret 2025.
Meskipun sempat mengalami penurunan penjualan sebesar 19 persen qoq pada kuartal ketiga 2024, SSMS diperkirakan akan mengalami lonjakan pendapatan pada kuartal keempat. Tren ini selaras dengan pola historis di mana pada kuartal IV 2023 dan kuartal IV 2022, pertumbuhan penjualan tercatat sebesar 303 persen dan 85 persen secara kuartalan.
Keunggulan SSMS juga tercermin dari strategi efisiensi operasionalnya. Perusahaan telah mengembangkan ekosistem mandiri dengan integrasi peternakan sapi, yang membantu mengurangi biaya operasional melalui pemanfaatan limbah organik sebagai pupuk alami. Selain itu, SSMS tengah berekspansi ke bisnis pupuk dengan memanfaatkan jamur seperti Trichoderma dan Cordyceps untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit.
Di tengah tantangan cuaca akibat El Nino yang berdampak pada hasil panen, SSMS tetap optimistis dengan prospek industri. Dengan luas perkebunan inti mencapai 68.940 hektar dan normalisasi kondisi iklim, perusahaan memperkirakan peningkatan produksi pada tahun 2025.
Di sisi lain, pasar minyak sawit global masih menghadapi persaingan dari minyak nabati lain seperti kedelai, rapeseed, dan bunga matahari. Namun, pasar Asia Pasifik tetap menjadi motor utama permintaan dengan kontribusi lebih dari 68,9% terhadap total konsumsi global. Hal ini memberikan peluang bagi SSMS untuk terus memperkuat posisinya di pasar internasional.
Diversifikasi Produk Turunan CPO
Salah satu produsen minyak sawit mentah (CPO) terbesar di Indonesia, mengandalkan diversifikasi produk turunan untuk menjaga kestabilan pendapatan. Dua segmen unggulan, palm olein dan palm stearin, menjadi penopang pertumbuhan ketika harga CPO fluktuatif, memastikan perusahaan tetap meraih keuntungan di tengah dinamika pasar.
Riset NH Korindo Sekuritas menyoroti bahwa diversifikasi produk turunan CPO semakin memperkuat daya tahan bisnis Sawit Sumbermas Sarana. Hal ini tercermin dari pertumbuhan pendapatan sejak 2023 dan kuartal III 2024, yang didorong oleh kontribusi produk turunan tersebut. Strategi diversifikasi ini juga memungkinkan SSMS untuk tetap kompetitif di pasar global yang semakin dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti cuaca, permintaan minyak nabati alternatif, serta kebijakan perdagangan internasional.
CPO kembali mendominasi pendapatan dengan kontribusi 63 persen, diikuti oleh palm olein (20 persen), palm kernel oil atau PKO (9 persen), tandan buah segar (TBS) (2 persen), dan produk lainnya (6 persen).
"Diversifikasi ini terbukti efektif dalam menjaga ketahanan bisnis SSMS, dengan pertumbuhan pendapatan mencapai 43 persen yoy pada kuartal III 2024," ujar Head of Research NH Korindo.
Riset NH Korindo menyoroti bahwa strategi ini juga memungkinkan SSMS untuk tetap kompetitif di pasar global yang semakin dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kondisi cuaca, permintaan minyak nabati alternatif, serta kebijakan perdagangan internasional.
Dalam aspek produksi, total lahan tertanam SSMS stabil di kisaran 93.000-94.000 hektare pada periode kuartal I 2023 hingga kuartal III 2024. Area matang meningkat 0,1 persen yoy, sementara area belum matang tumbuh signifikan sebesar 17,21 persen yoy
Produktivitas kebun tetap optimal, didukung oleh pemulihan kondisi iklim pasca-El Nino yang diharapkan mampu meningkatkan hasil panen dan efisiensi produksi. NH Korindo juga mencatat bahwa permintaan CPO menunjukkan tren positif, dengan rasio persediaan terhadap penjualan yang turun dari 239 persen persen pada 2023 menjadi 50 persen pada 2024. Program B40 pemerintah serta permintaan global yang stabil menjadi faktor utama pendorong kenaikan permintaan ini.
Produksi global CPO tahun 2024 mengalami penurunan sebesar 2,97 persen yoy menjadi 79,32 juta ton dari puncaknya pada 2023 sebesar 81,68 juta ton. Proyeksi jangka panjang memperkirakan produksi minyak sawit sulit menembus angka 84 juta ton per tahun akibat faktor lingkungan seperti El Nino dan La Nina yang berdampak pada hasil panen kelapa sawit.
Namun, meskipun ada tantangan produksi, pasar minyak sawit dunia tetap solid dengan total nilai mencapai USD70,4 miliar. Lebih dari separuh pasar ini (68,9 persen) masih berasal dari kawasan Asia Pasifik, dengan India dan China sebagai dua pengimpor terbesar minyak sawit Indonesia. Pada tahun 2024, India mengimpor 4,2 juta ton dan China 3,6 juta ton, menyumbang 32,50 persen dari total ekspor minyak sawit Indonesia dengan nilai ekspor mencapai USD22,86 miliar.
Rekomendasi dan Valuasi Saham
Dengan fundamental yang kuat, NH Korindo Sekuritas merekomendasikan peringkat BELI untuk saham SSMS dengan target harga Rp2.750 per saham. Valuasi ini mencerminkan 13x Forward P/E, yang masih berada dalam kisaran dinamis tiga tahun terakhir.
“SSMS diperdagangkan dengan valuasi yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri, namun hal ini wajar mengingat perusahaan memiliki ROE tertinggi di sektor CPO dan NPM yang lebih superior,” tambah Ezaridho.
Dengan strategi bisnis yang solid, efisiensi operasional yang inovatif, serta prospek pertumbuhan yang menjanjikan, SSMS berpotensi untuk terus mengungguli kompetitor dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang sahamnya. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.