KABARBURSA.COM - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan terus berupaya memperkuat keamanan dan kelancaran angkutan orang dan barang dalam penerbangan internasional.
Direktur Keamanan Penerbangan Ditjen Hubud Kemenhub, Budhi K. Kresna Direk, menyatakan bahwa salah satu upaya memperkuat keamanan dan kelancaran penerbangan internasional adalah melalui pertemuan Komite Nasional Fasilitasi Udara (Komnas FAL) secara hybrid.
"Tugas Komite Nasional Fasilitasi Udara adalah mengoordinasikan FAL bandara guna memastikan kelancaran angkutan orang dan barang, serta meningkatkan keamanan dan kelancaran penerbangan internasional," ujar Budhi dalam keterangan di Jakarta, Sabtu 1 Juni 2024.
Budhi menjelaskan bahwa pertemuan Komnas FAL adalah agenda rutin tahunan yang melibatkan berbagai kementerian/lembaga seperti Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, serta stakeholder penerbangan seperti bea cukai.
Selanjutnya, juga melibatkan imigrasi, karantina (CIQ), operator bandara internasional, hingga operator angkutan udara yang melayani penerbangan internasional.
Ia menambahkan bahwa beberapa isu yang dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain terkait audit ICAO USAP-CMA di Indonesia yang dijadwalkan pada 24-28 Juni 2024, dengan pengamatan langsung di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Juanda.
Selain itu, juga dibahas prosedur karantina kesehatan serta fasilitas pemeriksaan imigrasi.
Selanjutnya, rencana pelaksanaan pemeriksaan kepabeanan Arab Saudi untuk Jemaah Haji di bandara keberangkatan yang akan berlaku mulai tahun 2025, serta perubahan nomenklatur Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) menjadi UPT Bidang Kekarantinaan Kesehatan.
"Hasil pertemuan Komnas FAL ini akan dilaporkan kepada Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi," katanya.
Budhi menambahkan bahwa kementerian dan lembaga yang menangani FAL memiliki regulasi masing-masing, dan Kemenhub sebagai koordinator akan menyesuaikan dengan regulasi tersebut.
"Kami juga akan membantu mensosialisasikan kepada para operator penerbangan, sehingga dapat meningkatkan sinergi dengan semua pihak terkait," imbuhnya.
Potensi Pengembangan Jaringan
GIAA atau Garuda Indonesia Persero Tbk tengah menjajaki potensi pengembangan jaringan penerbangan sejalan dengan pulihnya mobilitas dan aktivitas masyarakat.
Direktur Utama GIAA, Irfan Setiaputra, menyampaikan bahwa eksplorasi ini mencakup sektor penerbangan domestik dan internasional.
Irfan menyebut bahwa penjajakan ini terfokus pada optimalisasi hub penerbangan strategis di destinasi populer bagi turis mancanegara, seperti Bali dan Jakarta. Upaya ini sejalan dengan strategi Garuda Indonesia dalam memperbaiki kinerja, termasuk menambah frekuensi penerbangan ke destinasi yang diminati dan membuka kembali rute-rute strategis yang sesuai dengan permintaan publik.
Dalam aspek komersial, GIAA terus mengoptimalkan pendekatan komersial melalui penyelenggaraan berbagai gelaran travel fair, baik secara daring maupun luring.
Upaya ini melibatkan penawaran promo menarik yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia. Irfan menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk mencapai lebih banyak masyarakat yang berencana melakukan perjalanan udara.
Selain itu, Garuda Indonesia berkomitmen untuk berkoordinasi dengan pemerintah dan pihak-pihak terkait di bandara untuk memastikan keamanan penerbangan. Hal ini melibatkan ketersediaan armada pesawat yang memenuhi standar, evaluasi opsi penambahan armada baru, dan penetapan harga yang sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi, GIAA juga mempertimbangkan penambahan armada pesawat cargo freighter untuk mengoptimalkan pangsa pasar kargo. Sementara itu, sejumlah perbaikan pada layanan pra-penerbangan, inflight, dan pasca-penerbangan juga terus diakselerasi.
Menanggapi pemulihan pariwisata, Irfan menyampaikan proyeksi positif untuk tahun 2024. Data pergerakan wisatawan dan pertumbuhan positif penumpang pesawat sepanjang tahun 2023 menjadi indikator utama. Pasca pandemi, kekhawatiran masyarakat terhadap perjalanan udara semakin berkurang, dan tingkat keterisian pesawat terlihat meningkat.
Proyeksi Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) yang memperkirakan penerbangan global melayani 47 miliar penumpang sepanjang tahun 2024 juga mendukung optimisme GIAA. Angka ini diperkirakan melampaui rekor 45 miliar penumpang pada tahun 2019 sebelum pandemi.
Dalam konteks nasional, pelaksanaan kontestasi demokrasi di Indonesia dianggap sebagai peluang. Dengan dinamika politik dalam negeri, GIAA melihat momentum kampanye nasional sebagai peluang untuk menyediakan layanan transportasi udara yang mendukung aktivitas kampanye.
Meski optimis, GIAA mengakui beberapa tantangan yang perlu diantisipasi, terutama terkait kebijakan moneter global yang tidak pasti. Perubahan dalam kebijakan bank sentral utama, terutama Federal Reserve Amerika Serikat, dapat menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan global.
Kenaikan suku bunga atau pengurangan stimulus moneter bisa berdampak pada arus modal dan nilai tukar mata uang, termasuk rupiah. Meski demikian, Irfan menyatakan optimisme bahwa rencana bisnis yang dikembangkan sepanjang 2024 dapat berjalan optimal seiring situasi ekonomi yang stabil.
Tantangan lain yang diakui adalah kelangkaan rantai pasokan, terutama dalam upaya industri penerbangan untuk memaksimalkan ketersediaan alat produksi. GIAA berkomitmen untuk mengantisipasi tantangan ini dengan pendekatan yang cermat terkait timeline dan kebutuhan penyediaan sparepart serta perkembangan struktur armada.
Dengan proyeksi pertumbuhan positif dan upaya terkoordinasi, Garuda Indonesia optimistis dapat mencatat peningkatan jumlah penumpang, memanfaatkan momentum pemulihan pariwisata dan bisnis aviasi di tahun yang akan datang.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.