KABARBURSA.COM - Pemerintah Kabupaten Purbalingga siapkan beberapa langkah pengendalian inflasi, salah satunya dengan stabilisasi harga komoditas pangan pokok.
Pelaksana Harian (Plh) Bupati Purbalingga, Sudono mengatakan ada lima komoditas pangan pokok masyarakat yang sering mengalami kenaikan harga saat Ramadan dan jelang Hari Raya Idulfitri, yakni beras, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang, dan cabai.
“Seperti kita ketahui bersama menjelang hari raya keagamaan Ramadhan dan Idulfitri, kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Nanti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) akan menekan harga di pasaran,” kata Sudono, Sabtu, 16 Maret 2024.
Sementara itu, Kepala Disperindag Kabupaten Purbalingga Johan Arifin mengatakan, stabilisasi harga tidak bermaksud untuk menurunkan harga serendah-rendahnya, akan tetapi bertujuan untuk menjaga agar daya beli masyarakat terjangkau. Selain itu, para produsen, baik petani, peternak, atau nelayan masih bisa mendapatkan keuntungan.
"Intervensi yang dilakukan pemerintah saat ini, yaitu menetapkan harga acuan pembelian baik di tingkat produsen atau Harga Pokok Penjualan (HPP), kemudian penetapan Harga Acuan Penjualan ke Tingkat Konsumen (HAK), penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET), operasi pasar, subsidi sarana produksi padi dan sebagainya," paparnya.
Menurut Sudono, saat ini harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat tengah mengalami kenaikan dibandingkan pada awal Januari 2024, seperti harga daging ayam ras naik dari Rp35.000 per kilogram menjadi Rp40.800 per kilogram. Harga telur ayam ras naik dari Rp26.500 per kilogram menjadi Rp31.000 per kilogram.
"Informasi dari peternak, kenaikan harga ayam disebabkan harga pakan ternak terutama Jagung naik dari Rp6.000 hingga Rp6.500 per kilogram sekarang harganya mencapai Rp9.500 hingga Rp10.000 per kilogram. Harga bakal ayam (DOC) juga meningkat dari Rp17.000 hingga Rp18.000 menjadi Rp20.000 hingga Rp22.500," terangnya.
Lalu, harga cabai cenderung fluktuatif karena tergantung pada cuaca dan musim. Saat ini, satu kilogram cabai rawit merah harganya Rp62.000 dan cabai merah keriting Rp59.500 per kilogram. Sedangkan harga bawang putih Rp41.000 per kilogram dan bawang merah Rp32.500 per kilogram.
Sementara itu, harga beras IR Medium yang sempat menyentuh angka tertinggi Rp15.800 per kilogram, sekarang turun menjadi Rp15.000 per kilogram. Harga beras IR Premium juga mengalami penurunan, dari Rp18.000 menjadi Rp16.000 per kilogram.
“Penyebab naiknya harga beras, banyak faktor. Salah satunya, biaya produksi pertanian semakin naik, baik operasional pekerja, harga sewa lahan naik, pupuk naik dan sebagainya,” katanya.
Mengenai intervensi harga beras, menurut Sudono, sejumlah hal telah dilakukan, di antaranya melakukan operasi pasar bekerja sama dengan Bulog dan Puspahastama.
Pada 2023, sebanyak 298,8 ton beras didistribusikan lewat operasi pasar. Lalu, terhitung awal Maret 2024, sebanyak 87 ton disalurkan, dari target setahun sebanyak 700 ton.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto, Christoveny mengatakan, ada tujuh rekomendasi strategi pengendalian inflasi. Ketujuh strategi tersebut adalah realisasi kerja sama antardaerah untuk pemenuhan stok pangan, penguatan BUMD dan peningkatan komitmen dalam penyerapan hasil tani lokal, perluasan program Smart Farming, Good Agricultural Practices dan Urban Farming.
"BUMD perlu menyerap hasil tani lokal untuk memenuhi kebutuhan lokal dulu, jangan dibawa pedagang ke luar kabupaten yang menyebabkan di sini defisit dan menyebabkan harga tinggi di sini," ujar Christoveny.
Strategi selanjutnya adalah pemberian fasilitas distribusi dan memotong rantai pasok pangan, replikasi toko TPID di pasar-pasar daerah, peningkatan frekuensi Gerakan Pangan Murah (GPM), dan mengintensifkan belanja bijak dan diversifikasi pangan.
Christoveny menambahkan, data inflasi Purbalingga pada bulan Februari 2024 mencapai 2,43 persen year on year (yoy).
"Angka ini lebih rendah dari inflasi Jawa Tengah yang mencapai 2,98 persen," pungkasnya. (bay/adi)