KABARBURSA.COM - Produsen pipa industri minyak dan gas (migas), PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) secara resmi memulai pembangunan plant 2 PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM) di Batam dengan total capex Rp432 miliar.
Melanjutkan serangkaian strategi peningkatan kapasitas produksi yang telah berjalan sebelumnya dengan transaksi peningkatan modal disetor kepada RTM sebesar Rp152,8 miliar. Perseroan juga menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp432 miliar yang akan digunakan untuk pembelian tanah sebesar Rp57 miliar, pembangunan pabrik sebesar Rp250 miliar dan pembelian mesin-mesin produksi sebesar Rp125 miliar.
Pembangunan pabrik baru seluas 50.793 m2 ini dapat menambah kapasitas produksi seamless pipes/OCTG tubing hingga dua kali lipat mencapai 60.000 ton/ tahun dari yang sebelumnya 30.000 ton/ tahun.
Jika mencapai kapasitas maksimal, Perseroan dapat memasok atau melayani kebutuhan seamless OCTG tubing sampai dengan 70.000 ton/tahun. Peningkatan kapasitas produksi ini mendukung Perseroan untuk mendiversifikasi produk Industrial pipe dan memperluas pangsa pasar di dalam maupun luar negeri (pasar ekspor).
Perseroan menargetkan fasilitas ini akan beroperasi pada tahun 2025 dan dapat memberikan kontribusi positif terhadap kinerja operasional dan keuangan Perseroan ke depannya.
Direktur Utama SUNI, Willy Johan Chandra menyatakan bahwa hadirnya pabrik baru SUNI juga untuk memperkuat industri pipa lokal dalam memenuhi kebutuhan eksplorasi dan eksploitasi migas ke depannya.
"Perseroan berkomitmen mendukung program pemerintah yang telah menetapkan target lifting minyak dan gas bumi sebesar masing-masing 1 juta BOPD (barrel oil per day) dan 12 BSCFD (billion standard cubic feet per day) pada tahun 2030. Dengan target tersebut, Indonesia menjadi captive market untuk produk seamless pipes/OCTG tubing dan memberikan peluang bagi Perseroan untuk menjamin keberlangsungan usaha ke depannya, " ungkap Willy Johan dalam keterangannya, Jumat 15 Maret 2024.
Willy menambahkan, Perseroan juga semakin kuat didukung dengan adanya regulasi pemerintah yang mengatur standar TKDN untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor ditambah dengan kebutuhan energi yang akan terus meningkat kedepannya.
Dari segi lainya, Presiden Direktur RTM, Srie Martina mengatakan bahwa Perseroan juga berkomitmen untuk meningkatkan implementasi ESG di lingkungan pabrik plant 2.
RTM telah bekerja sama dengan PLN untuk merancang penggunaan panel surya pada rooftop factory seluas 11.000 m2 yang akan menghasilkan listrik 0.5-1 MW. Perseroan juga memastikan rencana pembangunan yang mengalokasikan 12persen area pabrik menjadi area hijau. Dari aspek sosial, kehadiran pabrik baru RTM dapat menyerap tenaga kerja lokal sampai dengan 250 pekerja di Batam.
Namun tantangan perseroan saat ini adalah memastikan bahwa delivery produk ke pelanggan dapat berjalan tepat waktu, dengan adanya pabrik baru Perseroan optimistis dapat memenuhi kebutuhan pelanggan baik secara volume maupun dari sisi waktu pengiriman. (nia/prm)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.