Logo
>

Suplai Baterai dan SPBKLU: LABA-ECGO Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Suplai Baterai dan SPBKLU: LABA-ECGO Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Green Power Group Tbk (LABA) dan PT Green City Traffic (ECGO) resmi menandatangani kerja sama strategis untuk mendukung pengurangan emisi dan polusi udara di Indonesia. Kedua perusahaan swasta tersebut menargetkan penyediaan 31.000 unit baterai motor listrik hingga akhir 2024 sebagai bagian dari komitmen untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik di tanah air.

    Direktur Utama PT Green Power Group Tbk, William Ong, menjelaskan bahwa kerja sama ini melibatkan penyediaan baterai pack untuk motor listrik, pembangunan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU), serta suplai suku cadang motor listrik.

    “Ini adalah kesepakatan kerangka kerja yang menandai dimulainya inisiatif kami. Kami menargetkan 31.000 baterai motor listrik hingga penghujung tahun ini,” ungkap William dalam keterangan pers di Jakarta, Senin 7 Oktober 2024.

    Selain target jangka pendek, William juga menguraikan rencana ambisius lainnya, yakni penyediaan hingga 600.000 baterai motor listrik untuk ECGO pada tahun 2025.

    “Selain itu, kami juga berencana membangun 300 stasiun penukaran baterai di tahun depan, dengan total 1.000 SPBKLU yang diharapkan siap beroperasi pada akhir 2025,” tambahnya.

    William juga menyoroti pentingnya penerapan teknologi terkini melalui pengembangan Battery Management System (BMS) yang akan digunakan untuk memantau performa baterai secara real-time. Sistem ini diklaim mampu memperpanjang usia baterai kendaraan listrik dengan meminimalkan risiko overheating, overcharge, overdischarge, serta potensi kerusakan pada cell baterai yang dapat memicu kebakaran.

    “BMS ini memungkinkan pemantauan aktivitas dan kinerja baterai secara lebih terperinci. Dengan kemampuan analitik yang kuat, teknologi ini tidak hanya berfungsi untuk menjaga keamanan, tetapi juga membantu pengambilan keputusan strategis melalui data yang akurat,” jelasnya.

    Dengan fitur-fitur tersebut, BMS diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan kualitas baterai serta mendukung analisis bisnis guna memberikan layanan yang lebih optimal.

    Kerja sama antara LABA dan ECGO ini tak hanya sebatas penyediaan baterai dan SPBKLU, tetapi juga menjadi langkah penting dalam menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi di Indonesia. Upaya tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan untuk menekan tingkat polusi udara di perkotaan.

    “Kami percaya bahwa inisiatif ini akan menjadi katalis bagi transformasi menuju ekosistem kendaraan listrik yang lebih maju dan berkelanjutan di Indonesia,” pungkas William.

    Melalui kolaborasi ini, LABA dan ECGO berupaya mengambil peran sentral dalam mendukung visi pemerintah untuk mempercepat pengembangan industri kendaraan listrik yang berkelanjutan serta memperkuat posisi Indonesia di peta global industri kendaraan listrik.

    Pasar Industri Energi

    PT Green Power Group Tbk (LABA) terus menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam upayanya untuk memperkuat posisi di pasar industri energi, terutama dengan fokus pada produksi baterai untuk kendaraan bermotor listrik.

    Melalui keterbukaan informasi yang dikutip Senin, 23 September 2024, LABA mengungkapkan telah mendirikan anak perusahaan, PT Green Power Battery (GPB), yang berkomitmen untuk memproduksi baterai pack kendaraan bermotor listrik.

    Sekretaris Perusahaan LABA, Ferry Cahyo, mengatakan bahwa GPB telah memperoleh kualifikasi pertama untuk memproduksi baterai pack kendaraan bermotor listrik, yang sesuai dengan perencanaan, perizinan dan kualifikasi produksi secara keseluruhan ditargetkan akan selesai pada bulan Oktober 2024.

    “Bersamaan dengan perolehan kualifikasi produksi baterai tersebut, GPB sudah menerima gelombang pertama peralatan dan perlengkapan penunjang produksi baterai pack diantaranya Battery Packing Machine, Pack Tester Machine, Cell Tester Machine, Manual Welding Module Machine, Fully Automatic Laser Welding Machine dan lainnya. Saat ini mesinmesin tersebut masih dalam tahap instalasi,” ungkap Ferry.

    Ia menambahkan, Rabu, 18 September 2024, GPB telah menandatangani 2 perjanjian kerja sama dengan PT Gotion Indonesia Materials. Dalam perjanjian kerja sama tersebut dijelaskan bahwa GPB akan memasok sebanyak 6.080 set baterai sepeda motor listrik, dengan estimasi nilai sebesar Rp21.000.000.000 dan memasok sebanyak 31.080 set baterai sepeda motor listrik lainnya, dengan estimasi nilai sebesar Rp118.000.000.000.

    “Baterai pack tersebut akan diserahkan kepada PT Gotion Indonesia Materials setelah perjanjian berlaku efektif,” tambah Ferry.

    Kinerja Keuangan LABA

    Berdasarkan laporan per kuartal pada Juni 2024, perusahaan menghadapi tantangan dalam hal pendapatan dan laba bersih yang mempengaruhi sentimen pasar. Pendapatan tercatat sebesar Rp1,29 miliar, turun signifikan sebesar 46,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Sementara itu, biaya operasional meningkat 22,88 persen menjadi Rp2,30 miliar. Hal ini berdampak langsung pada laba bersih perusahaan yang mencatatkan kerugian sebesar Rp1,49 miliar, meskipun kerugian ini masih lebih baik 23,30 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    Kerugian ini menyebabkan margin laba bersih berada pada angka negatif, yaitu 115,56 persen, yang semakin memperburuk kinerja operasional perusahaan. EBITDA, yang merupakan indikator penting dalam melihat kinerja operasional sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi, juga mencatatkan angka negatif sebesar Rp1,42 miliar, turun 43,85 persen secara tahunan.

    Dalam hal neraca keuangan, PT Green Power Group Tbk menunjukkan peningkatan aset sebesar 8,33 persen menjadi Rp69,49 miliar. Liabilitas perusahaan justru mengalami penurunan drastis hingga 61,90 persen, mencatatkan total liabilitas sebesar Rp3,63 miliar. Meski demikian, ekuitas perusahaan tercatat stabil di angka Rp65,87 miliar.

    Salah satu perkembangan positif terlihat dari arus kas bersih perusahaan yang meningkat tajam sebesar 13.382,08 persen, menjadi Rp10,75 miliar. Hal ini didukung oleh kas dari pembiayaan yang melonjak hingga 6.186,10 persen. Namun, perusahaan masih menghadapi tantangan dari arus kas operasi yang mencatatkan angka negatif sebesar Rp2,82 miliar, yang turun 346,49 persen dibandingkan tahun lalu.

    Secara keseluruhan, meskipun LABA mengalami peningkatan dalam likuiditas dengan kenaikan kas bersih, tekanan pada profitabilitas dan operasional perusahaan tetap tinggi. Para pelaku pasar perlu memperhatikan perkembangan lebih lanjut terkait kinerja operasional dan langkah-langkah strategis yang akan diambil perusahaan untuk memperbaiki kondisi keuangan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.