Logo
>

Tambah 4.323 Menara, Jadi Kunci Sukses TOWR Era 5G?

TOWR tambah 4.323 menara dan perluas jaringan fiber 266 ribu km, siap jadi tulang punggung 5G.

Ditulis oleh Syahrianto
Tambah 4.323 Menara, Jadi Kunci Sukses TOWR Era 5G?
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) memperbesar skala bisnis dengan menambah ribuan menara baru dan memperluas jaringan fiber. (Foto: Dok. Sarana Menara Nusantara)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Lalu lintas data di Indonesia kian padat seiring dorongan transformasi digital dan persiapan masuknya layanan 5G secara lebih luas. 

    Untuk menjawab kebutuhan itu, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) memperbesar skala bisnis dengan menambah ribuan menara baru dan memperluas jaringan fiber hingga ratusan ribu kilometer.

    Dalam materi public expose kuartal II 2025, TOWR melaporkan telah menambah 4.323 menara dalam 12 bulan terakhir. Dengan penambahan ini, total menara yang dikelola mencapai 35.825 unit, melayani 58.158 tenancy dengan rasio tenancy 1,62 kali.

    Ekspansi juga terjadi di sisi jaringan serat optik. Hingga Juni 2025, panjang fiber TOWR mencapai 266.921 km. Rinciannya terdiri dari Fiber-to-the-Tower (FTTT) 219.955 km, Fiber-to-the-Home (FTTH) 22.090 km, serta backbone dan kabel bawah laut sepanjang 24.876 km.

    Dalam periode yang sama, perusahaan menambah 27.622 km fiber baru, 4.497 aktivasi, serta 71.826 sambungan rumah (home connect). Total home connect kini 207.723 dengan tingkat penetrasi 11,6 persen.

    Ekspansi infrastruktur menara dan fiberisasi ini menopang kinerja keuangan TOWR. Pendapatan konsolidasi kuartal II 2025 tercatat Rp3,185,8 miliar, tumbuh 2,5 persen year on year. EBITDA mencapai Rp2,645,4 miliar, naik 2,2 persen yoy. Sementara laba bersih naik 5,1 persen yoy menjadi Rp849,2 miliar.

    Pendapatan per segmen juga menunjukkan pergeseran. Menara menyumbang Rp4,257 miliar atau tumbuh 2,9 persen, FTTT naik 9,9 persen menjadi Rp1,093 miliar, dan bisnis konektivitas melonjak 29,3 persen menjadi Rp314 miliar. Sebaliknya, FTTH terkoreksi 6,4 persen menjadi Rp730 miliar.

    Manajemen TOWR menegaskan strategi pertumbuhan tetap mengacu pada model Build–Buy–Return. Perusahaan membangun menara baru sesuai kebutuhan operator, memperkuat fiberisasi untuk mendukung lonjakan trafik data, serta mengembangkan layanan FTTH.

    Pada 2025, TOWR juga sudah mendistribusikan dividen Rp805 miliar kepada pemegang saham dan tetap mempertahankan peringkat kredit investment grade dengan outlook stabil dari S&P dan Fitch.

    Industri telekomunikasi nasional sedang bersiap menghadapi konsolidasi operator dan pengembangan 5G. Dengan lebih dari 35 ribu menara dan jaringan fiber sepanjang 266 ribu km, TOWR berada di posisi strategis untuk mendukung penetrasi layanan internet generasi terbaru.

    Pertanyaan pentingnya kini, apakah ekspansi ribuan menara dan proyek fiberisasi besar-besaran ini akan menjadi kunci sukses TOWR dalam menguasai pasar infrastruktur digital di era 5G? (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.