Logo
>

TAMU Kantongi Dana Taktis Rp213,71 Miliar, untuk Apa?

Ditulis oleh Yunila Wati
TAMU Kantongi Dana Taktis Rp213,71 Miliar, untuk Apa?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU), salah satu perusahaan pelayaran terkemuka di Indonesia, berhasil mengantongi dana sebesar USD13,78 juta atau sekitar Rp213,71 miliar. Dana tersebut berasal dari hasil penjualan satu unit kapal accommodation work barge (AWB) Petroleum Superior.

    Transaksi tersebut telah diselesaikan pada 27 September 2024, memperkuat posisi keuangan perusahaan dan memberikan dampak positif bagi kelangsungan bisnis TAMU.

    Menurut keterangan Edi Purwanto, Direktur Pelayaran Tamarin Samudra, transaksi jual beli kapal ini dilakukan antara TAMU dan PT Pertamina Trans Kontinental. Proses penjualan dimulai dengan penandatanganan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) pada 18 April 2024, yang mencakup seluruh ketentuan dan proses administratif untuk pelepasan kapal AWB Petroleum Superior.

    Keputusan untuk melepas kapal ini diambil sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk mengurangi kewajiban dan memperkuat neraca keuangan. Dengan transaksi ini, TAMU tidak hanya mendapatkan suntikan dana besar, tetapi juga mengoptimalkan portofolio aset yang dimilikinya.

    Edi Purwanto memastikan bahwa penjualan kapal tersebut tidak berdampak negatif pada operasional atau kelangsungan usaha perusahaan. Kegiatan bisnis Pelayaran Tamarin Samudra tetap berjalan sebagaimana mestinya, tanpa ada gangguan signifikan dari segi hukum, keuangan, atau operasional.

    "Kami memastikan bahwa transaksi ini tidak akan mengganggu kegiatan operasional dan kelangsungan usaha perusahaan," ujar Edi.

    Ia juga menegaskan bahwa penjualan ini dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang perseroan dan tetap fokus pada bisnis inti perusahaan.

    Dalam keterangannya, TAMU juga menjelaskan bahwa penjualan kapal ini bukan termasuk dalam kategori transaksi afiliasi maupun benturan kepentingan, seperti yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 42/POJK.04/2020. Oleh karena itu, transaksi ini sepenuhnya bersifat komersial dan tidak melibatkan hubungan afiliasi antara pihak-pihak yang terlibat.

    Dengan dana segar yang berhasil dihimpun, Pelayaran Tamarin Samudra berada pada posisi yang lebih kuat untuk mengembangkan bisnisnya di masa mendatang. Dana tersebut diharapkan dapat digunakan untuk memperkuat neraca keuangan, mengurangi beban kewajiban, serta mendukung ekspansi dan investasi strategis perusahaan.

    Aksi korporasi ini juga menunjukkan komitmen TAMU untuk menjaga stabilitas finansial dan memperkuat daya saingnya di industri pelayaran. Penjualan kapal AWB Petroleum Superior ini menjadi langkah yang tepat dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berkembang, khususnya di sektor pelayaran dan jasa lepas pantai.

    Tentang TAMU

    PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayaran lepas pantai (offshore), dengan fokus utama pada penyewaan kapal-kapal accommodation work barge (AWB) dan anchor handling tug supply (AHTS). Perusahaan ini melayani berbagai proyek minyak dan gas di Indonesia, serta memberikan layanan jasa pendukung kelautan bagi berbagai sektor industri.

    Dengan portofolio yang kuat dan pelanggan setia dari berbagai perusahaan migas terkemuka, TAMU terus berusaha untuk memperluas jangkauan layanannya serta memperkuat posisinya sebagai penyedia layanan pelayaran lepas pantai terkemuka di kawasan Asia Tenggara.

    Aksi korporasi terbaru ini merupakan salah satu dari berbagai upaya perusahaan untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan dan memperkuat daya saingnya di pasar yang kompetitif. TAMU terus memantau peluang-peluang strategis guna mengoptimalkan operasionalnya dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang sahamnya.

    Fundamental TAMU

    Menurut data yang dilampirkan Stockbit pada Minggu, 6 Oktober 2024, tertulis saham TAMU adalah perusahaan yang memiliki notifikasi khusus. Jika kita melihatnya dengan kacamata Warren Buffett, investor paling sukses dengan selalu menggunakan pendekatan investasi yang berfokus pada fundamental perusahaan dalam setiap analisisnya, maka inilah penjabaran mengenai emiten yang bergerak di bidang jasa pelayaran ini:

    Buffett memandang earning per share (EPS) sebagai indikator penting yang menunjukkan seberapa efisien sebuah perusahaan menghasilkan keuntungan dari modal yang dimilikinya. Namun, dia tidak hanya melihat EPS saat ini, melainkan juga tren pertumbuhan EPS dari waktu ke waktu.

    Pertumbuhan EPS yang stabil dan konsisten menunjukkan bahwa perusahaan memiliki keunggulan kompetitif berkelanjutan (economic moat) dan mampu menghasilkan nilai bagi pemegang saham.

    Buffett juga menekankan pentingnya Return on Equity (ROE) dan Return on Invested Capital (ROIC), karena keduanya mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari modal pemegang saham dan modal yang diinvestasikan.

    Analisis EPS TAMU

    Mengutip data dari Stockbit, Minggu, 6 Oktober 2024, EPS TAMU untuk 12 bulan terakhir (TTM) adalah Rp 1.64, sementara EPS yang di-annualized mencapai Rp 7.04. Meskipun EPS annualized terlihat lebih tinggi, penting untuk dicatat bahwa EPS yang konsisten dan tidak fluktuatif biasanya lebih dihargai oleh investor jangka panjang, seperti Buffett.

    Selain itu, Return on Equity (ROE) TAMU mencapai 11.01 persen, yang cukup sehat dan mencerminkan bahwa perusahaan dapat menghasilkan laba bersih yang baik dari modal pemegang saham.

    Warren Buffett biasanya mencari perusahaan dengan pertumbuhan EPS yang konsisten selama periode yang panjang. Dalam hal TAMU, kita perlu melihat sejarah EPS dari tahun ke tahun. Data menunjukkan bahwa kinerja EPS TAMU di masa lalu cenderung fluktuatif:

    • Pada tahun 2023, perusahaan mencatatkan rugi sebesar Rp (77 B), namun pada 2024 mulai berbalik menghasilkan laba sebesar Rp 264 B.
    • Ini menandakan adanya pemulihan signifikan dari sisi laba perusahaan, terutama dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang mencatatkan kerugian.

    Namun, Buffett lebih memilih perusahaan yang memiliki kinerja laba yang stabil. Dengan demikian, meskipun TAMU menunjukkan tanda-tanda pemulihan dan pertumbuhan laba pada tahun 2024, investor harus berhati-hati terhadap fluktuasi laba yang mungkin terjadi lagi di masa depan.

    Rasio P/E: Valuasi TAMU

    Warren Buffett juga menggunakan Price to Earnings (P/E) ratio sebagai alat untuk menentukan apakah saham sebuah perusahaan terhitung murah atau mahal. Untuk TAMU rasio P/E sebesar 3.13 (annualized) menunjukkan bahwa perusahaan ini dihargai cukup rendah dibandingkan dengan pendapatan yang dihasilkan per saham. P/E yang rendah ini bisa menarik bagi investor yang mencari saham undervalued, terutama karena pertumbuhan laba pada tahun 2024 cukup signifikan.

    Buffett lebih menyukai perusahaan dengan P/E ratio yang rendah, terutama jika dibandingkan dengan pertumbuhan EPS yang tinggi. Namun, Buffett biasanya juga mempertimbangkan stabilitas laba dalam jangka panjang sebelum membuat keputusan investasi. Karena kinerja EPS TAMU di masa lalu belum stabil, investor perlu berhati-hati dan mempertimbangkan risiko yang ada.

    Free Cash Flow dan Dividen

    Salah satu hal penting lainnya yang diperhatikan oleh Buffett adalah free cash flow (FCF), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan uang tunai setelah mengeluarkan belanja modal. TAMU memiliki free cash flow per share sebesar Rp5.93, yang menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan arus kas yang baik dari operasinya. Namun, TAMU belum membayar dividen kepada pemegang saham, yang merupakan salah satu faktor yang sering menjadi perhatian Buffett dalam mengevaluasi apakah perusahaan tersebut cocok untuk investasi jangka panjang.

    Berdasarkan pendekatan Warren Buffett, berikut beberapa poin penting terkait PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU):

    1. Valuasi Saham: Dengan P/E ratio yang relatif rendah (3.13 annualized), TAMU tampak dihargai cukup murah, terutama setelah perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan pada tahun 2024.
    2. Tren EPS: EPS TAMU masih mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir, dan Buffett lebih menyukai perusahaan dengan pertumbuhan EPS yang stabil.
    3. Profitabilitas: ROE sebesar 11.01 persen menunjukkan bahwa TAMU mampu menghasilkan laba yang baik dari modal pemegang saham, namun perlu dipantau apakah ini bisa dipertahankan secara konsisten.
    4. Arus Kas: TAMU memiliki free cash flow yang sehat, tetapi perusahaan belum membayar dividen, yang bisa menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh investor konservatif.

    Dalam pandangan Buffett, TAMU mungkin masih memerlukan waktu untuk membuktikan stabilitas jangka panjang, meskipun saat ini terlihat ada potensi pertumbuhan. Bagi investor yang mencari saham undervalued dengan potensi kenaikan harga, TAMU mungkin menarik. Namun, penting untuk mempertimbangkan volatilitas kinerja historisnya dan fluktuasi EPS sebelum mengambil keputusan investasi jangka panjang.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79