KABARBURSA.COM - Untuk menjaga stabilitas pangan nasional, khususnya stok beras, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkenalkan varietas padi biosalin. Varietas anyar ini diakui memiliki ketahanan terhadap rob atau limpasan air laut juga memiliki waktu panen yang pendek.
Pemerintah Kota Semarang, bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), melakukan uji coba penanaman padi varietas Biosalin yang tahan terhadap rob atau limpasan air laut. Uji coba ini dilakukan di lahan tidur yang terimbas rob di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, dengan kolaborasi Kelompok Tani Sumber Rejeki.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengungkapkan bahwa padi Biosalin merupakan hasil riset BRIN yang dirancang untuk ditanam di tanah salin—tanah dengan kandungan natrium kadar garam larut dalam air di atas ambang batas toleransi tanaman. Benih padi ini ditanam menggunakan pupuk khusus untuk lahan salin, sehingga memiliki beberapa keunggulan.
Beberapa keunggulan padi Biosalin antara lain kemampuannya untuk bertahan terhadap genangan air rob, usia panen yang pendek, serta ketahanan terhadap serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) seperti gulma, hama, dan virus. Selain itu, padi Biosalin memiliki potensi produksi yang tinggi, menjadikannya solusi potensial untuk lahan tidur di daerah pesisir.
Hevearita, yang akrab disapa Ita, menuturkan bahwa penanaman padi Biosalin ini dilakukan bersama Kementerian Pertanian, BRIN, BRIDA, dinas pertanian, organisasi perangkat daerah, serta kelompok petani remaja cilik. Uji coba ini mencakup 50 ribu meter persegi lahan tidur, dan masyarakat di daerah tersebut telah diberi sosialisasi mengenai potensi varietas padi ini.
Selama uji coba, padi Biosalin akan dipindahkan ke tanah yang sudah diolah dan digemburkan menggunakan traktor berbahan bakar Petasol setelah masa tanam 21 hari. BRIN juga mendukung penggunaan traktor berbahan bakar Petasol—bahan bakar yang dihasilkan dari olahan limbah plastik—sebagai bagian dari upaya meningkatkan produktivitas lahan tidur menjadi lahan produktif yang dapat menghasilkan padi.
Ita menambahkan bahwa BRIN terus mendorong Pemkot Semarang dan para petani untuk memanfaatkan lahan-lahan tidur menjadi lahan produktif, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Uji coba ini diharapkan menjadi solusi inovatif bagi masalah lahan tidur akibat rob dan membantu mengatasi tantangan pertanian di daerah pesisir.
Target Dua Juta Hektar Lahan
Kementerian Pertanian (Kementan) menetapkan target untuk mencetak 2 juta hektar lahan padi setiap tahunnya.
Kementan sedang mempercepat usaha perluasan area tanam guna meningkatkan produksi beras melalui beberapa program, yaitu Program Optimalisasi Lahan Rawa, Program Pompanisasi, dan penanaman padi gogo.
“Dengan arahan dari Menteri Pertanian, kami dari Kementan dalam tiga bulan ini mendorong tiga program perluasan area tanam yang diharapkan bisa menambah luas lahan hingga 1 juta hektar setiap tahun. Bahkan jika memungkinkan, targetnya bisa mencapai 1,7 hingga 2 juta hektar per tahun,” kata Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian Kementan Fadjry Djufry, dalam Diskusi Ketahanan Pangan di Tangan Petani Milenial yang diadakan Kominfo secara virtual, Senin, 24 Juni 2024.
Lebih lanjut, Fadjry menjelaskan bahwa untuk Program Optimalisasi Lahan Rawa, Kementan menargetkan 400.000 hektar lahan di 11 provinsi yang lahan rawanya dapat dioptimalkan untuk penanaman padi.
Pengoptimalan lahan ini dilakukan dengan memfokuskan pada perbaikan irigasi yang ada. “Sebelas provinsi yang menjadi fokus kami di antaranya adalah Lampung, Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Tengah, hingga Kalimantan Selatan,” ujarnya.
Di sisi lain, Kementerian Pertanian (Kementan) menetapkan Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan sebagai tema kerja tahun 2025. Setidaknya, terdapat empat program Kementan dalam menjalankan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun depan.
Keempat program itu adalah ketersediaan akses dan konsumsi pangan berkualitas, program nilai tambah dan daya saing industri, program pendidikan dan pelatihan vokasi, dan program dukungan manajemen.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menuturkan, pihaknya juga telah menetapkan produksi komoditas pertanian pada 2025.
Untuk komoditas padi, Kementan menetapkan target sebesar 56,05 juta ton, jagung 16,68 juta ton, kedelai 334 ribu ton, cabai 3,08 juta ton, dan bawang merah 1,99 juta ton.
Selain itu, Amran juga menetapkan target produksi komoditas kopi 772 ribu ton, kakao 641,2 ribu ton, tebu 63,04 juta ton, kelapa 2,88 juta ton, daging sapi dan kerbau 405,44 ribu ton, dan daging ayam 4 juta ton.
Adapun pagu indikatif anggaran Kementan telah ditetapkan sebesar Rp8,06 triliun tahun 2025. Kendati begitu, Amran menilai pagu anggaran masih relatif terbatas.
“Pagu indikatif pada tahun 2025 relatif masih terbatas,” kata Amran dalam ujarnya.
Oleh karenanya, Amran mengaku Kementan telah mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp26,64 triliun. Dengan begitu, total keseluruhan anggaran Kementan sebesar Rp34,7 triliun.
“Setelah ditambah pagu indikatif Rp8 triliun menjadi 34,7 triliun dan diharapkan bisa kembali seperti yang pernah dialokasikan pada tahun 2015,” jelasnya.
Di sisi lain, Amran juga mengaku Kementan mengusulkan tambahan anggaran pendukung Asta Cita presiden terpilih di Pemilu 2024, Prabowo Subianto, yang hendak mencetak sawah seluas 1 juta hektare atau sekitar Rp25 triliun.
“Dengan demikian total tambahan pagu anggaran Kementerian Pertanian diharapkan menjadi Rp59,7 triliun,” jelasnya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.