KABARBURSA.COM - Pada akhir sesi perdagangan pertama Kamis, 22 Februari 2024, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami penurunan signifikan. Ini terjadi tepat satu hari setelah perayaan ulang tahun ke-67 perusahaan tersebut, di mana saham BBCA mengalami koreksi saat tengah memberikan diskon besar-besaran.
Menurut data dari RTI Business, BBCA diperdagangkan dalam rentang harga 9.925-9.975 per saham pada sesi perdagangan pertama, dengan total nilai transaksi mencapai Rp277,06 miliar. Namun, pada pukul 13.10, saham BBCA tercatat merosot sebesar 0,50 persen atau 50 poin menjadi Rp9.925 per saham, dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp1.223,50 triliun.
Analis dari MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menginterpretasikan koreksi ini sebagai bagian dari fase uptrend saham BBCA. Menurutnya, koreksi tersebut dapat diamati dari pergerakan Stochastic yang sudah mencapai deadcross di area overbought. “Namun MACD masih berada di area positif yang diperkirakan BBCA masih berpeluang menguat kembali,” ujarnya kepada KabarBursa pada Kamis 22 Februari 2024.
Dari analisis teknikalnya, Herditya merekomendasikan untuk membeli (buy) saham BBCA saat harga melemah (weakness), dengan level support berada di 9.525 dan resistance di 10.025 per saham.
Meskipun demikian, dalam satu bulan terakhir, saham BBCA telah meningkat sebesar 3,12 persen, dan dalam tiga bulan terakhir melonjak hingga 13,11 persen. Bahkan, dalam setahun terakhir, saham tersebut naik sebesar 14,08 persen.
Pada perdagangan Rabu sebelumnya, saham BBCA menjadi saham ketiga yang paling banyak dicari oleh investor asing. Bahkan, secara year-to-date, saham BBCA menempati peringkat pertama dalam daftar saham yang paling banyak diburu oleh investor asing.
Sementara itu, bank swasta terbesar di Indonesia ini berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp48,6 triliun sepanjang tahun 2023, yang menandai pertumbuhan sebesar 19,4 persen secara tahunan. Laba tersebut merupakan yang tertinggi dalam sejarah perusahaan, mencerminkan kinerja yang kokoh di tengah kondisi pasar yang dinamis. (yub/carl).
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.