KABARBURSA.COM - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mengumumkan akan melakukan pemisahan bersyarat terhadap anak usahanya yakni PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF).
Menindaklanjuti aksi ini, TLKM telah menandatangani perjanjian pemisahan bersyarat atau Conditional Spin-Off Agreement dengan TIF pada 20 Oktober 2025.
"Sehubungan dengan rencana Perseroan untuk melakukan suatu restrukturisasi korporasi dan transformasi bisnis yang akan dilakukan melalui
pemisahan tidak murni (spin-off) atas sebagian bisnis dan aset Wholesale Fiber Connectivity (Rencana Transaksi)," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi, Selasa, 21 Oktober 2025.
Berdasarkan perjanjian pemisahan bersyarat, nilai dari rencana transaksi adalah sebesar Rp35.787.258.000.000 atau Rp35,78 triliun.
Manajemen Telkom membeberkan alasan mengenai rencana transaksi ini. Di antaranya ialah agar Perseroan lebih fokus dalam mengembangkan bisnis, menciptakan nilai tambah, meningkatkan efisiensi, serta mengoptimalkan pemanfaatan aset jaringan fiber optik sehingga memperkuat posisi Perseroan sebagai penyedia infrastruktur konektivitas utama di Indonesia.
Rencana transaksi ini juga mendukung agenda nasional dalam mempercepat pemerataan digitalisasi, meningkatkan penetrasi fixed broadband, serta memastikan ketersediaan konektivitas yang andal dan berkualitas di seluruh wilayah Indonesia," sebut manajemen Telkom.
Adapun paska pelaksanaan setelah transaksi, komposisi kepemilikan saham Perseroan di TIF adalah menjadi 99,9999997 persen.
"Mengingat rencana transaksi dilakukan oleh Perseroan dengan TIF, maka tidak ada dampak signifikan dari Rencana Transaksi terhadap kondisi keuangan Perseroan," tulis manajemen.
Kinerja Telkom Kinclong
Sepanjang enam bulan pertama atau semester satu 2025, Telkom telah membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp73,0 triliun, dengan laba bersih mencapai Rp11,0 triliun dan margin laba bersih 15,0 persen.
Capaian Telkom tersebut memperlihatkan kombinasi efisiensi operasional dan penguatan disiplin modal yang konsisten.
Selain itu profitabilitas Telkom juga tetap terjaga. Hal ini ditandai dengan pencatatan EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) perseroan sebesar Rp36,1 triliun dengan EBITDA margin sebesar 49,5 persen.
Sementara untuk menghadapi dinamika pasar dan kondisi makroekonomi, fundamental Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi digital dinyatakan tetap solid.
Dengan melakukan penguatan fokus transformasi, Telkom memproyeksikan peluang pertumbuhan bisnis yang optimis pada periode semester dua.
Sejalan dengan formasi kepemimpinan baru ini, Telkom berupaya secara konsisten untuk terus menghadirkan solusi digital inovatif, memperkuat posisi sebagai digital telco berdaya saing global, dan memberikan nilai tambah berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.