Logo
>

Terkoreksi Hingga 19,95 Persen, BREN Buat IHSG Terjungkal

Ditulis oleh Yunila Wati
Terkoreksi Hingga 19,95 Persen, BREN Buat IHSG Terjungkal

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pada penutupan perdagangan Jumat, 20 September 2024, saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mengalami penurunan tajam sebesar 19,95 persen, hingga mencapai level Rp8.825 per saham. Penurunan ini menjadi salah satu faktor signifikan yang memengaruhi melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang tercatat turun 1,65 persen ke posisi 7.775,06.

    Kejatuhan saham BREN juga berdampak pada saham-saham afiliasi lainnya yang terhubung dengan konglomerat Prajogo Pangestu, di mana empat emiten terkait juga mengalami tren penurunan yang signifikan.

    Penyebab utama dari anjloknya harga saham BREN adalah pengumuman dari FTSE Russell yang menyatakan penghapusan saham Barito Renewables Energy (BREN) dari indeks FTSE Global All Cap Index (FTSE). Penghapusan ini dijadwalkan akan efektif pada 25 September 2024.

    Dalam pengumumannya pada Kamis, 19 September 2024, FTSE Russell menjelaskan bahwa penghapusan ini didasarkan pada hasil kajian terhadap saham BREN, terutama terkait dengan panduan 'Free Float Restrictions' atau batasan saham yang dimiliki oleh pemegang saham publik.

    FTSE Russell, dalam kebijakan mereka, melakukan penilaian secara berkala terhadap setiap emiten yang masuk ke dalam indeks mereka. Dalam hal ini, BREN dinilai tidak memenuhi kriteria 'Free Float Restrictions', karena ditemukan bahwa sebanyak 97 persen saham BREN dikendalikan oleh empat pihak pemegang saham utama.

    Kondisi ini dianggap tidak sesuai dengan pedoman FTSE, yang mengutamakan pembagian saham lebih merata agar tidak terkonsentrasi pada segelintir pemegang saham besar.

    Dampak Penghapusan BREN dari Indeks

    Sebagai salah satu perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia, penghapusan BREN dari indeks FTSE Russell memberikan dampak yang cukup signifikan. Saham BREN sebelumnya masuk dalam FTSE Global All Cap Index, yang merupakan acuan penting bagi investor global dalam menentukan portofolio mereka.

    Dengan dikeluarkannya saham ini dari indeks tersebut, banyak investor institusi yang terpaksa melakukan aksi jual, mengakibatkan penurunan harga saham yang cukup tajam.

    Selain itu, keputusan FTSE Russell ini menimbulkan sentimen negatif di pasar, yang berdampak pada saham-saham afiliasi lainnya di bawah kendali Prajogo Pangestu. Saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT), yang merupakan induk dari BREN, juga tercatat merosot 7,11 persen ke posisi Rp1.110.

    Saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN), yang juga merupakan bagian dari grup yang sama, turun drastis 16,38 persen ke level Rp7.400.

    Tidak hanya BREN dan BRPT yang terkena imbas, saham PT Petrosea Tbk. (PTRO) yang bergerak di sektor energi juga mengalami penurunan signifikan sebesar 15,96 persen, turun ke level Rp10.925.

    Sementara itu, saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA), produsen petrokimia terkemuka di Indonesia yang juga terafiliasi dengan grup Barito, merosot 5,56 persen ke level Rp8.500 per saham.

    Berikut ini daftar lengkap saham yang ikut terjungkal imbas dikeluarkannya BREN dari FTSE:

    1. BRPT: -7,11 persen (Rp1,110)
    2. CUAN: -16,38 persen (Rp7.400)
    3. PTRO: -15,96 persen (Rp10.925)
    4. TPIA: -5,56 persen (Rp8.500)

    Penurunan harga saham-saham tersebut menunjukkan adanya kekhawatiran investor terkait prospek saham-saham grup Barito, terutama setelah dikeluarkannya BREN dari indeks FTSE Russell. Pergerakan harga saham yang negatif ini turut membebani IHSG, mengingat BREN dan emiten terkait memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan indeks secara keseluruhan.

    Penghapusan saham BREN dari indeks FTSE Russell menjadi peringatan bagi emiten lain terkait pentingnya memperhatikan free float atau persentase saham yang dimiliki publik. Bagi banyak indeks global, termasuk FTSE Russell, konsentrasi kepemilikan saham oleh pihak-pihak tertentu dianggap berisiko dan dapat mempengaruhi likuiditas saham di pasar.

    Keputusan FTSE Russell ini kemungkinan akan memaksa BREN untuk melakukan penyesuaian lebih lanjut terkait distribusi saham publik guna mempertahankan daya tariknya bagi investor global. Jika tidak, BREN berpotensi kehilangan minat dari investor institusi internasional yang menggunakan indeks FTSE sebagai acuan investasi mereka.

    Kejatuhan harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) sebesar 19,95 persen akibat penghapusan dari indeks FTSE Russell menjadi peringatan penting bagi emiten-emiten besar lainnya di Bursa Efek Indonesia untuk menjaga distribusi kepemilikan saham publik yang memadai. Selain BREN, saham afiliasi lainnya seperti BRPT, CUAN, PTRO, dan TPIA juga mengalami penurunan yang signifikan, menambah beban terhadap IHSG. Dalam jangka panjang, BREN dan emiten terkait perlu mempertimbangkan langkah-langkah strategis untuk memperbaiki distribusi saham dan mengembalikan kepercayaan investor global.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79