KABARBURSA.COM - Bitcoin meroket menuju level positif 2,8 persen pada perdagangan Rabu 5 Juni 2024 siang waktu Indonesia, stabil di kisaran US$71.040. Sempat terpental di bawah US$69.000, koin digital paling berharga di dunia ini kembali melonjak ke level US$70.000 pada Rabu pagi dan terus menunjukkan tren positif hingga siang hari.
Dalam beberapa hari terakhir, Bitcoin berjuang untuk mempertahankan kenaikan di atas US$70.000. Arus dana dari ETF Spot di Bursa AS yang terus mengalir serta pergerakan menuju kerangka regulasi kripto di Washington, menjadi pendorong utamanya.
Bitcoin mencatat kenaikan 2,8 persen dibandingkan harga rata-rata satu hari terakhir, dengan berada di kisaran US$71.040. Ini juga lebih baik 3,2 persen dibandingkan posisi minggu lalu. Pergerakan positif Bitcoin selama lima sesi beruntun ini didukung oleh kepercayaan pasar akan prospek penurunan suku bunga dari bank sentral AS (The Fed).
Menurut data Bloomberg, pukul 6 pagi tadi, Bitcoin berada di kisaran US$70.997, masih jauh dari rekor tertingginya sepanjang masa yang diraih pada pertengahan Maret sebesar US$73.798.
"Aset kripto merespons positif terhadap penurunan suku bunga," kata Tom Couture, wakil presiden strategi aset digital di Fundstrat Global Advisors.
Ada perkiraan yang lebih besar untuk penurunan suku bunga Fed secepatnya pada bulan November. Kepercayaan pasar ini didasari atas data inflasi AS yang moderat dan pasar kerja yang lebih lunak.
Korelasi jangka pendek 30 hari antara Bitcoin dan Indeks Nasdaq 100 dari saham teknologi AS berada di sekitar level tertinggi sejak awal 2023. Ini menunjukkan bahwa kenaikan lebih lanjut dalam indeks ekuitas dapat diikuti oleh pergerakan yang lebih tinggi pada pasar kripto.
Michael Novogratz, miliarder pendiri Galaxy Digital, menyebut bahwa lingkungan politik AS yang lebih positif untuk aset digital kemungkinan besar akan membantu mendorong Bitcoin ke rekor US$100.000 atau bahkan lebih tinggi pada akhir tahun ini.
Sentimen seperti ini menggambarkan bagaimana ingatan tentang pasar aset digital yang suram pada tahun 2022 dan skandal besar, termasuk penipuan yang melibatkan pertukaran kripto raksasa FTX, mulai memudar - setidaknya untuk saat ini.
Beberapa imbal hasil Treasury mencatat penurunan dua hari terbesar tahun ini, yang dapat membantu kondisi keuangan lebih longgar dan menguntungkan aset spekulatif seperti kripto, dilansir Bloomberg News.
Platform pertukaran mata uang digital kripto di Jepang, DMM Bitcoin, berencana mengumpulkan 50 miliar yen setara US$321 juta (sekitar Rp5,13 triliun) untuk digunakan sebagai dana pembelian aset digital terbesar guna memulihkan pelanggan setelah mengalami peretasan besar.
Dalam pernyataan pada hari Rabu, platform tersebut mengatakan akan “berhati-hati” untuk menghindari aktivitas yang dapat mempengaruhi pasar Bitcoin dengan pembelian yang direncanakan. DMM Bitcoin juga menambahkan bahwa penyelidikan terhadap penyebab “arus keluar yang tidak sah” minggu lalu masih berlangsung.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.