Logo
>

Tersandung Skandal Keamanan, Penjualan Toyota Anjlok

Ditulis oleh KabarBursa.com
Tersandung Skandal Keamanan, Penjualan Toyota Anjlok

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pada paruh pertama tahun ini, penjualan dan produksi global Toyota Motor Corp mengalami penurunan signifikan. Terutama di Jepang dan China, sementara penjualan mobil hybrid justru meningkat di Amerika Utara.

    Menurut pernyataan resmi yang dirilis pada Selasa 30 Juli 2024, produksi global Toyota, termasuk anak perusahaannya, Daihatsu Motor Co dan Hino Motors Ltd, merosot sebesar 9,8 persen dibandingkan enam bulan pertama tahun lalu, menjadi sekitar 5 juta unit. Penjualan global juga turun sebesar 4,7 persen, mencapai 5,2 juta unit.

    Meski penjualan mobil hybrid melonjak 57,2 persen menjadi rekor 473.000 unit di Amerika Utara, kinerja secara keseluruhan tertekan oleh pasar yang lesu di Jepang dan China. Di Jepang, penjualan turun 22,3 persen, sedangkan di China merosot 10,8 persen. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh penarikan besar-besaran terhadap model Prius dan kendaraan lainnya, serta persaingan ketat dari produsen mobil listrik seperti BYD Co dari China.

    Toyota juga masih merasakan dampak dari beberapa skandal kendaraan yang mencuat pertama kali di dua anak perusahaannya pada bulan Desember, dan baru-baru ini di Toyota sendiri pada bulan Juni. Skandal ini berawal dari pengungkapan bahwa sejumlah model kendaraan tidak diuji dengan benar untuk keselamatan tabrakan. Pabrikan mobil terbesar di dunia ini terpaksa menangguhkan pengiriman beberapa model sementara.

    Pada bulan Juni, penjualan global Toyota turun 5,8 persen menjadi 912.971 unit, mencatat penurunan untuk bulan kelima berturut-turut.

    Ketua Toyota, Akio Toyoda, menghadapi penurunan dukungan yang signifikan pada rapat tahunan bulan lalu, di mana sejumlah pemegang saham aktivis menyuarakan kekhawatiran mereka tentang kepemimpinannya dan keterlambatan perusahaan dalam merangkul mobil listrik. Mereka berpendapat bahwa ketertinggalan Toyota dari BYD dan Tesla Inc milik Elon Musk disebabkan oleh strategi yang tidak memadai dalam sektor mobil listrik.

    Dalam sebuah wawancara podcast yang dipublikasikan di situs media perusahaan pada Senin, Toyoda mengungkapkan kemungkinan untuk tidak mencalonkan diri kembali ke dewan tahun depan jika dukungannya terus merosot. Ia mencatat, tidak ada anggota dewan dalam sejarah Toyota yang mengalami penurunan dukungan serendah ini, sebagaimana dilaporkan kepada Toyota Times.

    Di tengah perubahan ini, Toyota, mitra keuangannya, dan investor utama telah mengurangi kepemilikan silang mereka di tengah dorongan pemerintah untuk merapikan hubungan bisnis yang menguntungkan dan memperbaiki persaingan setelah skandal penetapan harga beberapa tahun lalu.

    Sebagai langkah strategis, Toyota baru-baru ini mengumumkan rencana untuk membeli kembali saham hingga ¥806,8 miliar dari beberapa bank dan perusahaan asuransi besar. Ini adalah bagian dari rencana pembelian kembali saham senilai ¥1 triliun yang diumumkan pada bulan Mei.

    Langkah ini merupakan dampak langsung dari skandal pelanggaran regulasi yang menggemparkan industri. Kasus ini terkuak setelah terungkapnya manipulasi hasil tes keselamatan yang digunakan untuk pengajuan izin pada pertengahan tahun ini.

    Baru-baru ini, tim investigasi independen mengungkap hasil penelitiannya terhadap Daihatsu. Hasil investigasi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah terlibat dalam kecurangan terkait uji keselamatan tabrak samping pada 88 ribu unit mobil, banyak di antaranya dijual di bawah merek Toyota.

    Menurut penyelidikan, kejanggalan terdeteksi selama proses pengujian output horsepower untuk sertifikasi tiga model mesin diesel yang dikembangkan oleh TICO. Selama pengujian sertifikasi, kinerja mesin diukur dengan menggunakan ECU yang dilengkapi perangkat lunak berbeda dari yang digunakan dalam produksi massal. Tujuannya, hasil yang diukur tampak lebih halus dengan variasi yang lebih sedikit, sebagaimana tercantum dalam siaran pers Toyota.

    Tim investigasi mencatat adanya kejanggalan baru pada 174 item dalam 25 kategori pengujian. Akibat skandal ini, jumlah model mobil yang terlibat kini mencapai 64, termasuk 22 model yang dijual dengan merek Toyota.

    Toyota Motor Corporation (TMC) dari Jepang baru-baru ini mengumumkan adanya laporan dari komite investigasi mengenai potensi penyimpangan dalam prosedur sertifikasi. Setelah terungkapnya skandal Daihatsu, kini perhatian beralih pada dugaan pelanggaran dalam pengujian mesin diesel yang digunakan oleh Toyota.

    Toyota Industries Corporation (TICO) yang ditugaskan oleh TMC untuk mengembangkan mesin diesel bagi sejumlah model Toyota, ternyata terlibat dalam kontroversi ini. Temuan investigasi mengungkap adanya ketidaksesuaian dalam pengujian output horsepower mesin diesel.

    Menurut pernyataan Toyota, sekitar 174 ketidaksesuaian ditemukan sejak April setelah dugaan pelanggaran ini pertama kali muncul. Perusahaan menegaskan perlunya reformasi mendasar untuk memulihkan reputasi Daihatsu. (*)

     

     

     

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi