KABARBURSA.COM - Emiten minyak dan gas (migas) diprediksi akan terkena dampak dari penurunan harga minyak mentah global yang jatuh dua persen pada Senin, 14 Oktober 2024. Mengutip Stockbit, pada penutupan sesi I perdagangan, Selasa, 15 Oktober 2024, sektor energi terpantau berada di zona merah dengan penurunan -0,15 persen. Sejumlah emiten migas juga terlihat bertumbangan.
Jika melihat data, pelemahan di antaranya terjadi pada emiten Perusahaan Gas Negara (PGAS) -0,32 persen, Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) -2,26 persen, AKR Corporindo Tbk (AKRA) dengan -4,56 persen, dan Rukun Raharja Tbk (RAJA) sebesar -1,88 persen.
Namun di antara melemahnya emiten-emiten tersebut, terdapat satu emiten yang mampu bertengger di posisi hijau yakni Energi Mega Persada Tbk (ENRG) +1,75 persen.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekurita Indonesia Miftahul Khaer, menjelaskan bahwa penurunan harga minyak global bisa memberikan dampak negatif terhadap saham migas pada hari ini.
"Bisa dibilang merupakan intensi negatif pada pergerakan saham-saham migas pada hari ini," ujar dia kepada Kabarbursa.com, Selasa, 15 Oktober 2024.
Menurut dia, penurunan harga minyak mentah bisa menekan harga hingga koreksi minor terlebih dahulu pada saham-saham migas. Tetapi, meski ada sentimen negatif, Khaer optimistis jika saham migas masih berpotensi bergerak positif. Hal ini berkaca dari fundamental saham-saham di sektor tersebut.
"Tapi overall, kami kira secara valuasi dan fundamental emiten-emiten migas ini masih memiliki intensi atau kondensi pergerakan yang cukup positif," ujarnya.
Tersulut Akuisisi Aset Gas Sengkang
Positifnya saham ENRG salah satunya tersulut proses akuisisi aset gas Sengkang. Diketahui, lewat anak usahanya, PT EMP Energi Jaya (EEJ), telah ditandatangani sebuah Perjanjian Jual Beli (PJB) dengan Energy World Corporation Ltd. (EWC) dan Ventures Holdings Pty Ltd. (VH), pada 10 Oktober 2024.
PJB ini melibatkan akuisisi saham dari kedua perusahaan tersebut di Energy Equity Holdings Pty Ltd (EEH) dan Epic Sulawesi Gas Pty Ltd (ESG). Setelah akuisisi ini, ENRG akan sepenuhnya mengendalikan KKS Sengkang melalui EEH dan ESG, di mana ENRG sudah memiliki 49 persen partisipasi interes di blok tersebut melalui anak usaha lainnya, PT Energi Maju Abadi (EMA).
Setelah transaksi ini selesai, yang ditargetkan terjadi pada 31 Oktober 2024, KKS Sengkang akan terkonsolidasi sepenuhnya ke dalam struktur kepemilikan ENRG. Pengambilalihan ini memberikan kontrol penuh kepada ENRG atas cadangan gas dan operasional di blok tersebut, termasuk meningkatkan cadangan gas melalui aktivitas pemboran di lapangan Wasambo.
Secara bisnis, akuisisi ini diharapkan memberikan nilai strategis bagi ENRG. KKS Sengkang sendiri memiliki kapasitas produksi gas sekitar 50 juta kaki kubik per hari, dengan cadangan gas terbukti (2P) sekitar 380 miliar kaki kubik. PT PLN (Persero) menjadi pembeli utama gas dari blok ini, yang menandakan adanya aliran pendapatan yang stabil dari segi penjualan gas.
Selain itu, ENRG juga berharap bisa mengoptimalkan pengembangan lapangan Wasambo untuk menambah cadangan gas yang ada. Penguasaan penuh terhadap blok ini juga memberikan ruang bagi ENRG untuk lebih leluasa dalam perencanaan produksi dan eksplorasi lanjutan. Akuisisi ini merupakan bagian dari strategi besar ENRG untuk memperkuat posisinya di sektor energi Indonesia, terutama dalam gas alam, baik melalui pertumbuhan organik maupun lewat ekspansi akuisisi.
Namun, dari sisi pergerakan saham, pada perdagangan Senin (14/10), saham ENRG justru mengalami penurunan 2,56 persen ke level Rp228 per saham, meskipun secara year to date saham ini masih mengalami kenaikan 3,6 persen. Pelemahan ini mungkin disebabkan oleh faktor eksternal atau aksi profit taking dari investor, namun dengan rencana akuisisi ini, potensi jangka panjang dari saham ENRG terlihat cukup menjanjikan karena penambahan aset strategis yang akan meningkatkan kapasitas produksi gas perusahaan.
Dengan penguasaan penuh atas KKS Sengkang, ENRG diproyeksikan akan terus berkembang di sektor energi, terutama dalam upayanya untuk mengamankan cadangan gas serta meningkatkan kontribusi dari sektor energi terbarukan di Indonesia.
Pergerakan Saham
Pada perdagangan hari ini, saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mengalami kenaikan sebesar 1,75 persen atau 4 poin, ditutup pada harga Rp232 per saham.
Saham ENRG dibuka di harga Rp 228, setara dengan penutupan sebelumnya, dan mencapai titik tertingginya di Rp 238. Kenaikan ini menandakan adanya sentimen positif di pasar, walaupun tidak cukup kuat untuk mencapai Auto Rejection Atas (ARA) yang berada di level Rp 284.
Total volume perdagangan saham ENRG hari ini mencapai 1,388 juta lot, dengan nilai transaksi mencapai Rp 32,6 miliar. Volume yang cukup besar ini menunjukkan minat yang tinggi dari para pelaku pasar terhadap saham ini, terutama setelah adanya berita mengenai rencana akuisisi KKS Sengkang yang berpotensi mendongkrak performa perusahaan.
Harga terendah hari ini adalah Rp 224, menunjukkan adanya beberapa tekanan jual di awal sesi, tetapi berhasil pulih dan kembali naik seiring dengan meningkatnya minat beli. Rata-rata pergerakan harga berada di level Rp 235, yang menunjukkan bahwa sebagian besar transaksi terjadi di atas harga pembukaan.
Jika momentum kenaikan terus berlanjut, ENRG berpotensi untuk mendekati level resistance di sekitar Rp 240-250. Namun, bila tekanan jual kembali meningkat, level support di kisaran Rp 224-228 menjadi penting untuk diperhatikan. Jika harga mampu bertahan di atas level support ini, ada potensi kelanjutan tren bullish dalam beberapa hari ke depan.
Secara keseluruhan, pergerakan saham ENRG hari ini menunjukkan optimisme investor, terutama dengan prospek bisnis yang kuat dari rencana akuisisi KKS Sengkang. Sentimen positif ini diharapkan dapat menjaga momentum kenaikan harga saham, terutama jika ada perkembangan positif terkait akuisisi dan peningkatan produksi gas.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.