KABARBURSA.COM - Arus keluar modal asing dari pasar saham Indonesia meningkat secara signifikan menjelang dimulainya libur panjang Lebaran pekan depan.
Pada 3 April 2024 lalu, penjualan saham oleh para investor asing di Bursa Efek Indonesia mencapai level tertinggi setidaknya dalam enam bulan terakhir. Pada perdagangan tersebut, investor asing mencatatkan net sell sebesar USD111,1 juta, yang merupakan level tertinggi sejak 13 September dan memperpanjang rekor net sell tujuh hari beruntun. "Nilai penjualan saham ini setara dengan Rp1,76 triliun. Pada hari sebelumnya, investor asing juga mencatatkan posisi jual sebesar Rp1,51 triliun," analisa yang dirilis Bloomberg, dikutip Kabar Bursa, Kamis 4 April 2024.
Dalam analisa itu, di pasar surat utang, pemodal asing juga mencatatkan penjualan bersih sebesar USD61,4 juta pada 2 April, yang setara dengan sekitar Rp978,32 miliar berdasarkan data Kementerian Keuangan.
Tekanan jual yang masif ini telah berdampak pada nilai tukar rupiah, yang terperosok ke posisi Rp15.920 per dolar AS di pasar spot pada hari tersebut.
Sentimen The Fed
Hari ini, Kamis 4 April 2024, dua hari jelang dimulainya libur panjang Lebaran, tekanan jual di pasar mungkin akan sedikit mereda setelah pernyataan Jerome Powell, Gubernur The Fed, semalam berhasil menenangkan pasar.
Powell menegaskan lagi bahwa The Fed memiliki cukup waktu untuk mengkaji data-data ekonomi terbaru sebelum memutuskan penurunan suku bunga.
Powell bilang, meski data inflasi AS terakhir lebih tinggi dari prediksi, hal itu tidak secara signifikan mengubah gambaran keseluruhan. Dia tegaskan lagi bahwa mungkin akan menjadi hal yang tepat untuk memulai penurunan suku bunga pada suatu waktu di tahun ini.
Pernyataan itu meredakan tekanan jual di mana indeks saham di Wall Street ditutup hijau dan imbal hasil Treasury, surat utang AS, berangsur turun meski masih di level tinggi di mana UST-10Y kini mencatat yield 4,341 persen dan 2Y di 4,666 persen.
Pernyataan Powell itu menaikkan lagi ekspektasi pemangkasan bunga The Fed tahun ini. Selain itu, pasar juga lebih optimistis karena data sektor non-manufaktur AS pada Maret yang terlihat melambat, terindikasi dari penurunan PMI ISM non-manufaktur menjadi 51.40 dari tadinya 52,6 pada Februari, dan lebih rendah juga daripada ekspektasi pasar di 52,8.
"Akibat kedua faktor tersebut, ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed 2024 kembali naik menjadi -2.84 kali 25 bps dari sebelumnya -2,77 x 25 bps," kata tim Macroeconomic Research Mega Capital Sekuritas Lionel Prayadi dan Nanda Puput dalam catatanya pagi ini.