Logo
>

Terus ATH, Dorongan buat Pendapatan dan Valuasi Emiten Emas?

Dengan harga jual yang lebih tinggi, pendapatan dan laba bersih perusahaan tambang emas diharapkan meningkat

Ditulis oleh Syahrianto
Terus ATH, Dorongan buat Pendapatan dan Valuasi Emiten Emas?
Seorang karyawan tengah memperlihatkan sebuah emas perhiasan di salah satu toko emas di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu, 19 Maret 2025. (Foto: Kabarbursa/Abbas Sandji)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Di tengah gejolak ekonomi global dan ketidakpastian pasar, harga emas kembali meroket hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH). Lonjakan harga emas ini tidak hanya menunjukkan meningkatnya permintaan safe haven di saat investor mencari perlindungan dari risiko inflasi dan ketegangan geopolitik, tetapi juga membawa dampak positif bagi emiten penambang emas. 

    Dengan harga jual yang lebih tinggi, pendapatan dan laba bersih perusahaan tambang emas diharapkan meningkat, sehingga berpotensi menaikkan valuasi saham mereka.

    Baru-baru ini, harga emas spot mencatatkan level di atas USD3.000 per ounce. Menurut analisis dari Bloomberg, harga emas sempat diperdagangkan di level USD3.024,83 per ounce, menembus batas psikologis USD3.000 yang selama ini dianggap sebagai rekor penting di pasar logam mulia. 

    Lonjakan ini dipicu oleh ketegangan di Timur Tengah serta kekhawatiran atas melambatnya pertumbuhan ekonomi AS, yang pada gilirannya meningkatkan ekspektasi akan adanya pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed). 

    Kondisi geopolitik yang tidak stabil di kawasan ini mendorong investor untuk mencari aset safe haven. Dengan meningkatnya permintaan terhadap emas, ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve pun semakin tinggi sebagai respons terhadap kekhawatiran atas melambatnya pertumbuhan ekonomi AS.

    Implikasi Terhadap Emiten Emas

    Kenaikan harga emas secara langsung memberikan dampak positif pada pendapatan perusahaan tambang. Ketika harga jual emas meningkat, margin keuntungan yang diperoleh oleh emiten penambang juga mengalami perbaikan. Hal ini terutama dirasakan oleh perusahaan-perusahaan seperti PT Aneka Tambang (ANTM) atau Antam dan PT Merdeka Copper Gold (MDKA) yang operasionalnya sangat bergantung pada fluktuasi harga emas global.

    Merujuk data kinerja keuangan Antam untuk periode sembilan bulan tahun 2024, tampak kontribusi segmen emas yang signifikan dari pendapatan dan laba bersihnya. Antam mencatatkan pendapatan sebesar Rp43,2 triliun, naik sekitar 39,81 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp2,2 triliun, turun 22,72 persen dari Rp2,8 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

    Segmen emas memberikan kontribusi yang sangat signifikan, yakni sebesar 83 persen dari total penjualan. Nilai penjualan emas mencapai Rp35,7 triliun, yang juga naik 85 persen dibandingkan dengan capaian pada periode sembilan bulan 2023 (Rp19,29 triliun).
     Selain itu, secara operasional ANTM menghasilkan 743 kg emas (setara dengan 23.888 troy ounce) dan volume penjualan emas meningkat 47 persen yoy, dari 19.460 kg menjadi 28.567 kg.

    Beberapa analis (misalnya, dari RHB Sekuritas dan JP Morgan) memproyeksikan bahwa, didorong oleh permintaan domestik yang kuat dan kontrak offtake baru, seperti kerja sama dengan Freeport yang membantu mengurangi ketergantungan impor, ANTM berpotensi mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba yang lebih baik di 2025. Proyeksi ini berkisar pada peningkatan laba sekitar 6 persen dan target harga saham yang mendekati kisaran Rp1.700–Rp2.100 per saham, serta yield dividen sekitar 4 persen untuk tahun depan.

    “Kenaikan harga emas global telah memberikan dorongan positif yang signifikan bagi segmen emas ANTM. Hal ini menjadi pilar utama pendapatan perusahaan dan membuka peluang perbaikan margin ke depan,” kata analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer kepada Kabarbursa.com.

    Dengan fundamental yang kuat di segmen emas, ANTM mendapatkan premium valuasi. Investor cenderung bersedia membayar lebih tinggi (misalnya, dengan rasio PE yang meningkat) karena ekspektasi pertumbuhan laba yang lebih baik dari penjualan emas yang stabil dan meningkat.

    Sementara itu, MDKA, yang dikenal memiliki portofolio produksi yang sangat bergantung pada komoditas emas, kuartal III 2024, segmen emas memberikan kontribusi terhadap EBITDA sebesar USD81 juta.

    Kenaikan harga jual emas tercermin dari Average Selling Price ASP emas yang kuat, mencapai USD2.672 per ons troi (naik 11 persen qoq dan 22 persen yoy). Meskipun volume penjualan emas sedikit menurun (turun 17 persen yoy menjadi 108,5 ribu ons troi), kenaikan ASP yang signifikan membantu meningkatkan margin kas segmen emas. 

    “Kenaikan ASP emas, bila diiringi dengan upaya efisiensi operasional, diyakini dapat membantu mengimbangi kenaikan biaya di segmen non-emas MDKA dan mendukung perbaikan kinerja secara keseluruhan,” jelas Timothy Wijaya analis dari BRI Danareksa Sekuritas, kepada Kabarbursa.com

    Secara keseluruhan, kontribusi segmen emas memberikan dampak positif pada EBITDA MDKA, sehingga membantu mengimbangi beban operasional yang meningkat pada segmen lain (seperti nikel dan tembaga).

    Meskipun MDKA mencatatkan pendapatan yang meningkat dan EBITDA yang tumbuh, perusahaan masih mengalami tekanan pada laba bersih, yang bahkan mencatat rugi USD67,02 juta pada kuartal III 2024.

    MDKA mengalami tekanan dari segmen non-emas, kenaikan harga emas meningkatkan prospek pendapatan dari segmen emas yang kemudian memperbaiki nilai EBITDA dan arus kas operasional. Hal ini dapat mengurangi tekanan pada neraca dan menurunkan risiko, sehingga valuasi (seperti EV/EBITDA) menjadi lebih menarik. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.