KABARBURSA.COM - Pada pertemuan Rabu, 1 Mei 2024, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), memutuskan dengan suara bulat untuk tidak mengubah suku bunga acuan, yang tetap berada dalam kisaran target 5,25 persen hingga 5,5 persen sehingga menjadi yang tertinggi dalam dua dekade terakhir. Gubernur The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell, mengatakan bahwa butuh waktu lebih lama dari perkiraan sebelumnya, untuk memastikan bahwa inflasi akan kembali, ke target 2 persen The Fed, sehingga secara substansial mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga dalam waktu dekat.
Powell menyatakan bahwa, saat ini kebijakan moneter bersifat ketat, untuk mengembalikan inflasi ke target. Ia menolak untuk membuat perkiraan tentang seberapa besar kemungkinan pemangkasan akan terjadi tahun ini, dan menekankan bahwa kebijakan memerlukan lebih banyak waktu untuk memberikan hasil yang diinginkan. Powell juga mengatakan tidak ada sinyal mengenai kebijakan.
Lebih lanjut, FOMC masih bertujuan melakukan soft landing, dengan mengatakan bahwa risiko-risiko untuk mencapai target ketenagakerjaan, dan inflasi telah bergerak menuju keseimbangan, yang lebih baik selama setahun terakhir. Powell mengatakan bahwa, dengan inflasi yang telah turun sepanjang tahun, sekarang ada fokus yang lebih besar pada mandat lapangan kerja penuh.
The Fed mengumumkan bahwa, mereka akan memperlambat laju pengetatan kuantitatif mulai 1 Juni 2024, menurunkan batas jumlah sekuritas treasury yang keluar dari neraca lebih dari setengahnya, menjadi USD25 miliar setiap bulan dari USD60 miliar. Para pejabat mempertahankan laju limpasan, untuk sekuritas yang didukung hipotek pada maksimum USD35 miliar per bulan.
Di dalam negeri, keputusan The Fed menahan suku bunga acuan memengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada pembukaan perdagangan, Kamis 2 Mei 2024, IHSG anjlok lebih dari 1 persen. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG kehilangan 93,05 poin atau setara 1,29 persen ke level 7.141,15 hingga pukul 9.47 WIB. Pasar saham berhati-hati, sebagai responnya atas keputusan The Fed.
Saksikan berita ini dalam bentuk video:
[embed]https://youtu.be/zz4tKjpPxWs?si=XfRqE9_zWnEssdGo[/embed]