KABARBURSA.COM - PT Timah Tbk (TINS) diperkirakan akan mendapat sentimen positif setelah ekspor Indonesia pada Agustus 2024 tercatat sebesar USD23,56 miliar. Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam keterangannya menyampaikan, ekspor Indonesia pada periode tersebut mengalami kenaikan sebesar 5,97 persen dibandingkan bulan sebelumnya (MoM), serta 7,13 persen dibanding Agustus 2023 (YoY).
Angka tersebut ditopang dengan naiknya ekspor nonmigas sebesar 7,43 persen dan kontraksi migas 15,41 persen dibandingkan Juli 2024 (MoM).
Kemendag juga menyampaikan, per Agustus 2024 peningkatan kinerja ekspor nonmigas secara bulanan terjadi pada seluruh sektor. Sektor dengan kenaikan tertinggi dibanding bulan sebelumnya terjadi pada pertambangan dengan kenaikan sebesar 9,01 persen, diikuti pertanian 8,70 persen, dan industri pengolahan sebesar 7,09 persen (MoM).
Adapun komoditas unggulan dengan peningkatan ekspor terbesar di antaranya timah dan barang daripadanya (HS 80) yang naik sebesar 86,35 persen.
Senior Equity Research Analyst NH Korindo Sekuritas Indonesia Ezaridho Ibnutama, mengatakan kondisi tersebut bisa menjadi angin segar bagi TINS yang merupakan emiten pertambangan timah.
"Memang bisa menjadi sentimen positif bagi TINS," ujar Ezra kepada Kabarbursa.com, Rabu, 25 September 2024.
Kendati begitu, Ezra menyebut sentimen terhadap perusahaan BUMN saat ini masih menjadi offsetting effect dalam proses konsiderasi investor, ditambah adanya kasus beberapa waktu lalu.
"Euphoria dengan awal-awal spekulasi pasar terhadap TINS setelah kasus terjadi belum direalisasikan," ungkap dia.
Dengan kondisi yang disebutkan di atas, Ezra masih belum bisa merekomendasikan TINS. Terlebih, adanya ketidakpastian dalam politik Indonesia mendekati menjelang pemerintahan baru.
Ekspor Tertinggi dalam 20 Bulan Terakhir
Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara Khrisna Hasibuan, mengatakan ekspor Indonesia pada Agustus 2024 yang tercatat sebesar USD23,56 miliar. Ini merupakan nilai terbesar sejak akhir Desember 2022.
"Tentunya ini merupakan pencapaian besar, khususnya di tengah kondisi ekonomi global," ujar dia dalam keterangan resmi Kemendag yang dikutip hari ini.
Bara menyebut, peningkatan ekspor pada Agustus 2024 sangat signifikan dibandingkan dengan kinerja ekspor Juli 2024 yang sebesar USD22,24 miliar.
Selain itu, surplus neraca perdagangan Agustus 2024 juga meningkat signifikan sebesar USD 2,9 miliar dibandingkan Juli 2024 yang hanya meningkat USD 0,5 miliar dari bulan sebelumnya.
“Kami menyambut baik peningkatan ekspor pada Agustus 2024. Peningkatan kinerja ekspor Agustus 2024 secara signifikan ini tentunya berkontribusi terhadap neraca perdagangan Indonesia. Kami berharap, ekspor Indonesia dapat terus meningkat," ungkapnya.
Komoditas unggulan dengan peningkatan ekspor terbesar di antaranya timah dan barang daripadanya (HS 80) yang naik sebesar 86,35 persen, bijih logam, terak, dan abu (HS 26) naik 47,23 persen; alas kaki (HS 64) naik 26,40 persen; mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84) naik 25,74 persen; serta lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) naik 24,50 persen.
Sementara, komoditas unggulan dengan pelemahan ekspor terbesar dari bulan sebelumnya yakni barang dari besi dan baja (HS 73) yang turun 24,26 persen, logam mulia dan perhiasan/permata (HS 71) turun 11,88 persen, nikel dan barang daripadanya (HS 75) turun 11,37 persen, tembaga dan barang daripadanya (HS 74) turun 10,88 persen, serta besi dan baja (HS 72) turun 1,42 persen (MoM).
Bara menuturkan Komoditas lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) menjadi pendorong pertumbuhan ekspor nonmigas terbesar pada Agustus 2024.
Dilanjutkan dia, dua negara yakni Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) masih menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia pada Agustus 2024 dengan nilai mencapai USD 7,94 miliar. Kedua negara ini berkontribusi sebesar 35,50 persen dari total ekspor nonmigas nasional.
“Meskipun terjadi perlambatan ekonomi di kedua negara tersebut, ekspor nonmigas ke Tiongkok dan AS masih meningkat dibanding bulan sebelumnya (MoM)," tutur dia.
Bara menerangkan, ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok naik 10,42 persen dan ke AS 20,80 persen. Pada saat bersamaan, kinerja ekspor nonmigas Indonesia ke sejumlah negara mitra dagang juga meningkat signifikan.
Sedangkan ekspor nonmigas Indonesia ke Mesir tumbuh 115,26 persen, Turki 40,39 persen, Afrika Selatan 36,99 persen, Thailand 36,67 persen, serta Pakistan 25,00 persen.
Surplus Neraca Perdagangan Indonesia
Ekspor Indonesia yang tinggi pada Agustus 2024 turut membantu terhadap perdagangan. Pada Agustus 2024 neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus sebesar USD 2,90 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan surplus Juli 2024 yang hanya sebesar USD 0,50 miliar.
Surplus Agustus 2024 sebesar USD 2,90 miliar didorong surplus nonmigas sebesar USD 4,34 miliar dan defisit migas sebesar USD 1,44 miliar. Sementara itu secara akumulasi, pada periode Januari—Agustus 2024 Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD 18,85 miliar.
Surplus tersebut dihasilkan dari surplus nonmigas sebesar USD32,54 miliar dan defisit migas sebesar USD13,69 miliar.
Menurut Bara, dengan capaian surplus ini, neraca perdagangan Indonesia meneruskan tren surplus selama 52 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Ia pun optimistis, kinerja ekspor akan terus membaik.(*)