KABARBURSA.COM - PT Timah (Persero) Tbk (TINS) baru-baru ini mengumumkan kemitraan strategis dengan Yunnan Tin Co., Ltd, produsen timah terkemuka dari China. Kerja sama ini bertujuan untuk memanfaatkan potensi sumber daya mineral, teknologi pertambangan dan pemurnian, serta memperluas perdagangan internasional dan pengembangan produk hilir.
Direktur Utama TINS, Ahmad Dani Virsal, menjelaskan bahwa kemitraan ini akan memungkinkan kedua perusahaan untuk berbagi pengetahuan teknis, keahlian, dan praktik terbaik dalam industri timah. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan akan terjadi peningkatan kapasitas produksi, efisiensi operasional, serta akses yang lebih luas ke pasar internasional.
"Kerja sama ini adalah langkah penting untuk menjaga keberlanjutan industri timah global serta mengembangkan industri timah nasional menuju visi Indonesia Emas 2045," ujar Ahmad dalam keterangan persnya di Jakarta pada Senin, 26 Agustus 2024.
Dia menambahkan bahwa kemitraan ini menandai babak baru dalam usaha kedua perusahaan untuk memperkuat posisi mereka di pasar global dan memberikan manfaat optimal bagi industri timah, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Presiden Yunnan Tin, Luke Liu, juga menambahkan bahwa perjanjian ini dirancang untuk memperkuat aspek teknis dan kerjasama dalam berbagai bidang pertambangan. Fokus utama termasuk pengembangan tambang, eksplorasi, penambangan, pengolahan tailing, dan lainnya. Liu percaya bahwa sinergi ini akan mendorong keunggulan saling melengkapi bagi kedua pihak, serta memberikan dampak positif yang signifikan bagi perkembangan industri timah global.
Pada perdagangan hari ini, 26 Agustus 2024, saham TINS menunjukkan respons positif terhadap berita ini, dengan kenaikan sebesar 3,40 persen ke harga Rp1.065 per saham pada pukul 15.02 WIB.
Buka Peluang Hilirisasi
Di awal Agustus, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama PT Timah Tbk (TINS) mendalami potensi investasi dalam hilirisasi dan reformasi tata kelola industri timah di tanah air.
Dalam diskusi yang dipimpin Direktur Utama TINS, Ahmad Dani Virsal, bersama Wakil Menteri Investasi/Wakil Kepala BKPM, Yuliot Tanjung, dibahas langkah-langkah strategis untuk meningkatkan ekosistem timah nasional.
Wakil Menteri Investasi, Yuliot Tanjung, menggarisbawahi pentingnya pengembangan hilirisasi mineral, termasuk logam tanah jarang, zirkon, ilmenite, dan silika, yang menawarkan nilai ekonomis tinggi. Menurutnya, investasi dapat dilakukan secara bertahap dan melalui kemitraan dengan perusahaan asing berpengalaman dalam akses pasar.
Dani Virsal menekankan perlunya perbaikan ekosistem timah untuk memperkuat peran industri timah dalam mendukung ekonomi regional dan nasional. Indonesia, sebagai salah satu produsen timah terbesar di dunia, memegang posisi strategis dalam memenuhi kebutuhan global timah.
“Timah adalah mineral krusial untuk berbagai industri, termasuk teknologi tinggi. Kami juga sedang mengembangkan hilirisasi melalui PT Timah Industri dengan memproduksi Tin Powder yang dijadwalkan mulai beroperasi tahun ini. Ini adalah langkah kami untuk memenuhi permintaan pasar global,” jelas Dani.
Dani menambahkan, meskipun TINS telah lama melakukan hilirisasi, pengembangan lebih lanjut memerlukan dukungan optimal dari berbagai pihak, termasuk penguatan permintaan pasar domestik. Sebagai mineral yang tidak dapat diperbaharui, pengelolaan dari hulu ke hilir harus dilakukan dengan cermat untuk menjaga keberlanjutan industri. Proses penambangan harus mematuhi prinsip-prinsip good mining practices untuk mengurangi dampak negatif.
Sebagai perusahaan negara, TINS tidak hanya berfokus pada profitabilitas, tetapi juga berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemberdayaan masyarakat, dan kontribusi bagi negara.
Dani berharap pertemuan ini akan menghasilkan masukan dan dukungan positif dari Kementerian Investasi/BKPM dalam perbaikan tata kelola bisnis pertimahan nasional, sejalan dengan fokus lembaga ini untuk mengakselerasi investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Pada 2024, kinerja saham PT Timah Tbk (TINS) menunjukkan fluktuasi yang signifikan, mencerminkan dinamika pasar global dan lokal serta pengaruh faktor-faktor internal perusahaan. Saham TINS mengalami beberapa lonjakan dan penurunan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk harga timah internasional, kebijakan pemerintah, dan hasil laporan keuangan.
Kinerja Saham TINS
Di awal 2024, saham TINS mengalami penurunan harga sekitar 5 persen akibat ketidakpastian pasar global dan penurunan harga timah di bursa komoditas internasional. Laporan keuangan kuartal pertama menunjukkan laba bersih yang sedikit menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dipengaruhi oleh kenaikan biaya operasional dan fluktuasi harga bahan baku.
Memasuki kuartal kedua, saham TINS mulai menunjukkan tren pemulihan. Harga saham naik sekitar 7 persen seiring dengan stabilisasi harga timah dan implementasi strategi hilirisasi perusahaan. Laporan kuartal kedua mencatat peningkatan pendapatan dan laba bersih berkat efisiensi operasional dan peningkatan permintaan pasar domestik.(*)