KABARBURSA.COM - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, memberikan sejumlah tips dalam menghadapi netizen Indonesia yang terkenal kritis dan aktif di media sosial. Tips tersebut disampaikan pada acara Temu Para Admin Media Sosial (TERMINAL) Vol. 3 bertema Inklusivitas di Media Sosial yang diselenggarakan di Melva Balemong, Ungaran, Jawa Tengah.
Acara TERMINAL Vol. 3 yang digelar dari sore hingga malam ini dihadiri oleh 119 peserta secara langsung dan 453 peserta daring dalam dua sesi. Berbagai topik terkait media sosial dibahas, termasuk cara efektif menghadapi komentar netizen +62.
"Kita perlu meningkatkan inklusivitas dalam pengemasan konten," ujar Sandiaga Uno kepada wartawan di Jakarta, Rabu 3 Juli 2024.
Sandiaga menekankan pentingnya konsistensi dalam menyajikan konten yang informatif, relevan, dan mudah diterima oleh berbagai kalangan. Menurutnya, konten berkualitas akan menghasilkan komentar positif dari netizen.
"Inklusivitas konten harus menghargai kesetaraan gender dan mengurangi kesenjangan sosial. Admin media sosial juga harus selalu mengikuti tren, strategi, dan algoritma terbaru, serta mendukung pemerintah dalam mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) hingga 2030," tambahnya.
Sandiaga juga mengungkapkan bahwa media sosial telah menjadi sumber informasi utama bagi masyarakat Indonesia dalam tiga tahun terakhir, dengan 72,6 persen responden mengandalkan platform ini. Oleh karena itu, inovasi peran admin media sosial pemerintah sangat penting dalam mendukung pencapaian 17 tujuan SDGs pada 2030, terutama terkait kesetaraan akses informasi publik.
Acara TERMINAL Vol. 3 ini menjadi ajang pertemuan bagi para admin media sosial untuk berdiskusi dan berbagi pengetahuan agar konten media sosial pemerintah dapat lebih inklusif dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
"Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan informasi terkait pengelolaan media sosial yang inklusif serta mampu memberikan manfaat bagi masyarakat," ujar Sandiaga.
Kemenparekraf juga melibatkan pelaku industri kreatif dari berbagai latar belakang untuk menciptakan konten yang inklusif dan beragam melalui program pelatihan dan workshop. Ini bertujuan membuka ruang kolaborasi antara kreator dari berbagai kalangan.
Acara tersebut dihadiri oleh Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, I Wayan Giri Adnyani (daring); Kepala Biro Komunikasi, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani; Direktur Komunikasi Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Titus Haridjati; Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan, H. Aufa Syahrizal; dan Direktur Keuangan, Umum, dan Komunikasi Publik Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Borobudur, Yusuf Hartanto.
Perusahaan Keamanan Siber
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerjasama dengan CTM360, perusahaan keamanan siber asal Bahrain. Hal ini bertujuan untuk memperkuat keamanan bertransaksi di bidang ekonomi digital.
Menparekraf Sandiaga Uno, menyebut kolaborasi ini merupakan langkah awal yang penting sebagai contoh untuk kerja sama di masa depan antara sektor publik dan swasta dalam bidang keamanan siber.
“MoU ini merupakan bentuk komitmen Kemenparekraf dalam menciptakan ekosistem ekonomi digital yang aman bagi para pelakunya,” kata Sandiag, Kamis 30 Mei 2024.
Sementara itu, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf, Muhammad Neil El Himam, menambahkan ekonomi digital di Indonesia saat ini sedang berkembang pesat. Sehingga perlu ada kepastian dan jaminan keamanan siber bagi semua pelaku ekonomi digital di Indonesia.
Dia bilang, kolaborasi ini mewakili pendekatan proaktif terhadap keamanan siber, mengakui peran vitalnya dalam pertumbuhan Indonesia.
“Kemitraan ini diharapkan dapat mendorong budaya keamanan, ketahanan, dan inovasi, yang pada akhirnya meningkatkan postur keamanan siber keseluruhan organisasi di Indonesia,” kata Neil.
Hal ini disambut baik oleh CEO CTM360, Mirza Asrar Baig, yang sangat antusias untuk turut berkolaborasi memperkuat keamanan bidang ekonomi digital di Indonesia.
“Kami sangat antusias untuk mendukung upaya kementerian dengan bersama-sama menetapkan standar baru untuk keamanan siber di Indonesia dan memastikan keamanan siber di negara ini,” ujar Mirza.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa ekonomi digital Indonesia yang saat ini mencapai USD90 miliar diharapkan bisa meningkat hingga USD130 miliar pada tahun 2025.
Potensi Ekonomi Digital
Peningkatan ini sejalan dengan potensi ekonomi digital di regional ASEAN yang berpenduduk sekitar 600 juta jiwa.
Dengan implementasi Digital Economy Framework Agreement (DEFA), nilai ekonomi digital di kawasan ASEAN pada 2030 yang semula diperkirakan oleh berbagai lembaga studi mencapai USD1 triliun akan meningkat hingga dapat mencapai USD2 triliun.
Airlangga juga menyoroti isu keamanan siber dan ketersediaan infrastruktur digital sebagai tantangan utama dalam meningkatkan jaringan internet.
“Masalah cyber security akan selalu menjadi tantangan dalam ekonomi digital. Dengan karakteristik sebagai negara kepulauan, Indonesia tidak dapat hanya mengandalkan fiber optic sebagai solusi penyediaan jaringan internet di seluruh wilayah,” ujar Airlangga, dikutip Minggu 26 Mei 2024.
Mengenai kedatangan sejumlah CEO perusahaan teknologi dunia ke Indonesia, Menko Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia telah mengambil langkah strategis dengan menjadikan ekonomi digital sebagai mesin pertumbuhan ekonomi utama berikutnya.
“Indonesia merupakan rumah bagi 10 unicorn dan 2 decacorn,” kata Airlangga.