KABARBURSA.COM - Investor pemula dituntut bisa mengatur aset yang dikelolanya sebelum melakukan investasi saham. Sehingga, mereka harus tahu berapa persen dari total aset yang akan disisihkan.
Perencana keuangan, Andy Nugroho mengatakan investor pemula harus memastikan uang yang akan dibelikan saham adalah 'uang dingin'
"Yang artinya ketika sedang diinvestasikan tidak mengganggu cash flow mereka," ujar dia kepada Kabarbursa.com, Jakarta dikutip pada Selasa, 13 Mei 2025.
Andy menjelaskan dari 100 persen uang yang akan dibelikan saham, baiknya bisa untuk diinvestasikan dulu maksimal 50 persen dari dana yang tersedia. Dia bilang, investor pemula harus merasakan dulu bagaimana vibes dan volatilitas pergerakan saham yang dibeli.
"Bila nanti sudah lebih merasa nyaman dan tenang dalam menghadapi pergerakannya, barulah investasinya kita tambah jadi 75 persen atau seluruh dana yang tersedia," ungkapnya.
Andy kemudian memberikan beberapa tips memilih saham untuk investor pemula, salah satunya adalah ia merekomendasikan saham blue chip.
"Alasannya karena volatilitas tidak terlalu extrim, sehingga bagi pemula tidak terlalu kaget dengan naik turunnya harga secara ekstrim," terangnya.
Selain itu, kata dia, pilih saham yang volume atau frekuensi transaksinya tinggi. Menurut Andy, hal ini dilakukan ketika investor akan menjual saham dalam kondisi cut loss, bisa cepat terjual.
Lebih lanjut Andy menegaskan Sangat penting penting bagi investor pemula untuk memahami analisis fundamental dan teknikal.
Hal tersebut dikatakan karena menurutnya, berinvestasi saham bukanlah perjudian melainkan ada sekian banyak data dan analisa yang bisa dipelajari dan dipahami sebelum memutuskan berinvestasi.
"Hal ini tentunya untuk memaksimalkan keuntungan dan menghindari kerugian," ungkapnya.
Tak ketinggalan, Andy juga memberikan beberapa tips untuk menghindari kesalahan umum yang sering dilakukan investor pemula. Berikut tipsnya:
• Pelajari Analisa fundamental dan teknikal
• Jangan Fomo
• Jangan serakah
• Lakukan Analisa sendiri atas saham-saham yang ada
• Tentukan berapa persen kita akan melakukan taking profit dan cut loss, dan disiplin dalam menjalankannya.
Saham LQ45 dan Blue-Chip, Investasi Aman untuk Pemula
Sebelumnya diberitakan, pengamat pasar modal Wahyu Tri Laksono memilih saham blue-chip dan LQ45 adalah langkah paling bijak bagi investor pemula yang masih belajar memahami pasar. Dalam kondisi pasar yang tidak menentu, pemula disarankan fokus pada saham yang sudah terbukti kokoh secara fundamental dan punya rekam jejak yang panjang.
“Pasar saham itu dinamis. Apa yang aman hari ini bisa berubah besok. Tapi untuk pemula, fondasi terbaik tetap ada pada saham-saham perusahaan besar dan mapan,” ujar Wahyu kepada KabarBursa.com di Jakarta, Sabtu, 10 Mei 2025.
Mengapa blue-chip dan LQ45? Karena keduanya menawarkan kombinasi antara stabilitas, likuiditas tinggi, dan diversifikasi yang sehat. Saham blue-chip dikenal sebagai saham dari perusahaan-perusahaan besar yang punya reputasi kuat dan kinerja keuangan yang konsisten.
Misalnya, beberapa nama yang sudah sangat familiar di kalangan investor Indonesia adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Wahyu menegaskan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut sudah teruji dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi, baik lokal maupun global. “Ini adalah saham dari perusahaan besar, berpengalaman, dan punya pangsa pasar dominan. Seperti BUMN besar atau perusahaan swasta yang jadi market leader,” katanya.
Keunggulan saham blue-chip bukan hanya dari sisi stabilitas harga. Banyak di antara perusahaan ini yang rutin membagikan dividen, memberikan potensi pendapatan tambahan yang stabil bagi investor pemula. Meskipun kenaikan harga sahamnya tidak selalu spektakuler dalam jangka pendek, potensi jangka panjangnya dinilai lebih aman.
“Untuk pemula, lebih baik memilih saham dengan stabilitas. Meskipun imbal hasilnya mungkin tidak spektakuler dalam jangka pendek, saham blue-chip memberikan rasa aman yang lebih besar,” kata Wahyu.
Sementara itu, indeks LQ45 menjadi pilihan lain yang tak kalah menarik. Indeks ini memuat 45 saham dengan likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bagi pemula, memilih saham dari indeks ini berarti secara otomatis sudah mendapatkan diversifikasi yang baik—prinsip penting dalam mengelola risiko investasi.
“Indeks ini berisi 45 saham dengan likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar di BEI. Diversifikasi secara otomatis sudah terjadi jika investor memegang sebagian besar dari saham dalam indeks ini,” jelas Wahyu.
Diversifikasi adalah strategi kunci untuk mengurangi risiko. Dengan berinvestasi di berbagai sektor industri lewat LQ45, risiko kerugian dari satu saham bisa tertutup oleh keuntungan di saham lain yang berkinerja lebih baik. Oleh karena itu, Wahyu menyebut indeks LQ45 sebagai solusi praktis untuk pemula yang ingin memulai investasi dengan portofolio yang seimbang.
Ia menambahkan, sebagian besar saham dalam indeks LQ45 berasal dari perusahaan yang tidak hanya kuat secara fundamental, tetapi juga memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang. Hal ini membuat indeks tersebut menjadi rujukan utama bagi banyak investor yang ingin memulai perjalanan investasi mereka dengan langkah yang lebih aman.(*)