KABARBURSA.COM - Di tengah rencana akuisisi oleh Emiten Grup Djarum TOWR, saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) mengalami pergerakan yang berbeda.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia pada Rabu 5 Juni 2024, saham IBST melonjak tajam hingga 10 persen atau meningkat 400 poin ke level Rp4.400/saham. Kenaikan ini membuat saham IBST tercatat dalam auto reject atas (ARB), mengingat posisinya yang berada di papan pemantauan khusus. Namun, frekuensi perdagangan baru tercatat sekali dengan volume transaksi mencapai 100 saham dan nilai mencapai Rp440 ribu.
Di sisi lain, saham TOWR justru mengalami penurunan sebesar 70 persen atau turun 5 poin ke level 710. Frekuensi perdagangan saham TOWR mencapai 2.130 kali dengan volume transaksi mencapai 48,46 juta saham dan nilai transaksi mencapai Rp34,47 miliar.
TOWR secara resmi mengumumkan rencana akuisisi saham IBST melalui entitas usaha tidak langsungnya, PT iForte Solusi Infotek (iFortek). Akuisisi tersebut bertujuan untuk mengambil alih 90,11 persen saham IBST dari total modal yang telah disetor dan ditempatkan penuh. Saham tersebut termasuk kepemilikan PT Bakti Taruna Sejati sebagai pemegang saham pengendali IBST, serta beberapa pemegang saham minoritas lainnya. Setelah transaksi selesai, iForte akan menjadi pengendali baru dari IBST, demikian diungkapkan dalam pengumuman resmi perusahaan pada Rabu (6/6/2024).
Kinerja TOWR
Prospek kinerja PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) berpotensi bertumbuh seiring dengan pertumbuhan aset ke depannya, terutama aset non-menara.
Menurut analis Indo Premier Sekuritas Giovanni Dustin, capaian kinerja TOWR sepanjang tahun buku 2023 telah memenuhi ekspektasinya.
Dari laporan keuangan tahun buku 2023, TOWR mencatat pendapatan sebesar Rp 11,74 triliun, naik 6,39 persen secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 11,03 triliun.
{
"width": "100 persen",
"height": "480",
"symbol": "IDX:TOWR",
"interval": "D",
"timezone": "Etc/UTC",
"theme": "light",
"style": "1",
"locale": "en",
"hide_top_toolbar": true,
"allow_symbol_change": false,
"save_image": false,
"calendar": false,
"hide_volume": true,
"support_host": "https://www.tradingview.com"
}
Laba usaha TOWR juga masih mengalami pertumbuhan sebesar 1,66 persen YoY menjadi Rp 6,94 triliun selama 2023, dibandingkan dengan Rp 6,82 triliun di tahun sebelumnya.
Namun, laba usaha tersebut harus terkikis oleh biaya keuangan yang meningkat 19,49 persen menjadi Rp 2,85 triliun, sementara pada tahun sebelumnya hanya sebesar Rp 2,39 triliun.
Sebagai akibatnya, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk TOWR turun menjadi Rp 3,25 triliun pada 2023, menurun 5,49 persen YoY dari Rp 3,44 triliun pada 2022.
Giovanni menegaskan bahwa peningkatan peluncuran site organik secara berurutan, serta pertumbuhan pendapatan non-menara yang solid, mendukung rating beli terhadap TOWR.
Namun, ia juga menyoroti beberapa risiko negatif yang mungkin menghadang TOWR ke depannya, terutama rendahnya pertumbuhan sewa dan tekanan pada tarif sewa.
Meskipun demikian, Indo Premier Sekuritas tetap mempertahankan rekomendasi beli untuk TOWR dengan target harga di Rp 1.300, dengan basis penilaian campuran DCF dan EV/EBITDA multi.
Kinerja IBST
PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) mencatat laba periode berjalan sebesar Rp49,126 miliar dalam sembilan bulan 2023, mengalami penyusutan 3,3 persen dari periode sama tahun 2022 yang mencapai Rp50,857 miliar. Data laporan keuangan IBST untuk sembilan bulan 2023 yang telah diaudit tersedia di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis 28 Desember 2024 lalu.
{
"width": "100 persen",
"height": "480",
"symbol": "IDX:IBST",
"interval": "D",
"timezone": "Etc/UTC",
"theme": "light",
"style": "1",
"locale": "en",
"hide_top_toolbar": true,
"allow_symbol_change": false,
"save_image": false,
"calendar": false,
"hide_volume": true,
"support_host": "https://www.tradingview.com"
}
Dampaknya, laba per saham dasar menurun menjadi Rp36 per lembar pada akhir September 2023, sedangkan pada akhir September 2022 mencapai Rp38 per lembar. Meskipun begitu, pendapatan usaha berhasil tumbuh 2,9 persen secara tahunan menjadi Rp829,77 miliar pada akhir kuartal III 2023. Rinciannya, pendapatan dari sewa menara telekomunikasi naik 4,5 persen menjadi Rp436,9 miliar.
Sewa peralatan jaringan dan bandwith juga mengalami kenaikan sebesar 0,25 persen menjadi Rp249,72 miliar, sementara sewa peralatan dan mesin meningkat 2,8 persen menjadi Rp143,13 miliar. Meskipun berhasil menekan beban pokok pendapatan sebesar 2,03 persen menjadi Rp385,09 miliar, laba kotor IBST tetap naik 7,7 persen menjadi Rp444,68 miliar.
Namun, beban keuangan meningkat 10,6 persen menjadi Rp208,12 miliar, sedangkan beban administrasi naik 2,4 persen menjadi Rp125,59 miliar. Begitu juga dengan beban pajak penghasilan yang melonjak 17,2 persen menjadi Rp34,4 miliar.
Selain itu, perseroan juga mengalami kerugian penurunan nilai aset tetap sebesar Rp16,202 miliar dalam sembilan bulan 2023, berbeda dengan periode yang sama tahun 2022 yang nihil. Pendapatan keuangan juga turun 41,6 persen secara tahunan menjadi Rp14,835 miliar.
Sebagai akibatnya, laba sebelum pajak penghasilan mengalami penyusutan sebesar 4,5 persen secara tahunan menjadi Rp63,19 miliar pada akhir September 2023. Sementara itu, jumlah kewajiban menurun 4,3 persen dari akhir tahun 2022 menjadi Rp3,387 triliun pada akhir September 2023.
Di sisi lain, total ekuitas meningkat 6,8 persen dari akhir tahun 2022 menjadi Rp6,292 triliun pada akhir kuartal III 2023.