KABARBURSA.COM - PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk meminta persetujuan perubahan susunan pengurus perusahaan.
Dalam keterbukaan informasi, Rabu, 2 Oktober 2024, General Manager of Legal & Corporate Secretary TPIA Erri Dewi Riani menjelaskan, RUPSLB akan digelar pada Rabu, 23 Oktober 2024.
"Merujuk pada surat Perseroan Nomor 174/LGC-DOC/CAP/IX/2024, Tanggal 13 September 2024, Perseroan menyampaikan pemberitahuan penyelenggaraan RUPSLB," ungkap Erri.
Ia menambahkan lokasi penyelenggaraan RUPS direncanakan bertempat di Wisma Barito Pacific, Tower B, Lantai M, Jl. Let. Jend. S. Parman Kav. 62-63, Jakarta.
Lebih lanjut, pemegang saham yang berhak hadir atau diwakili dengan E-Proxy atau surat kuasa fisik dalam Rapat ini adalah pemegang saham perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada Senin, 30 September 2024 sampai dengan pukul 16.00 WIB dan pemegang saham Perseroan dalam sub rekening efek KSEI pada penutupan perdagangan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia pada Senin, 30 September 2024.
Sementara itu, dari laporan keuangannya, PT Chandra Asri Pacific Tbk menunjukkan penurunan signifikan dalam enam bulan pertama tahun 2024.
Berdasarkan laporan posisi keuangan yang tidak diaudit per 30 Juni 2024, total aset perusahaan menurun menjadi USD5,23 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2023 yang mencapai USD5,61 miliar.
Aset lancar perusahaan tercatat turun drastis dari USD2,84 miliar pada 31 Desember 2023 menjadi USD2,25 miliar pada 30 Juni 2024. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penurunan kas dan setara kas sebesar USD302,78 juta, serta penurunan persediaan yang cukup signifikan sebesar USD81,86 juta.
Sementara itu, aset tidak lancar perusahaan naik dari USD2,78 miliar menjadi USD2,98 miliar, terutama karena peningkatan pada aset tetap bersih yang mencapai USD2,34 miliar per Juni 2024.
Dari sisi liabilitas, TPIA juga mencatatkan penurunan total liabilitas dari USD2,62 miliar pada akhir 2023 menjadi USD2,32 miliar pada Juni 2024. Hal ini dipengaruhi oleh penurunan liabilitas jangka pendek, terutama utang usaha kepada pihak ketiga yang turun drastis dari USD657,16 juta menjadi USD261,71 juta. Di sisi lain, utang bank jangka pendek melonjak signifikan, dari USD10,65 juta menjadi USD105,37 juta.
Dari laporan laba rugi, perusahaan juga mengalami penurunan drastis pada pendapatan dan profitabilitas. Pendapatan pada semester pertama 2024 tercatat sebesar USD866,49 juta, lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023 sebesar USD1,07 miliar.
Penurunan sebesar USD207,79 juta ini menunjukkan adanya tantangan dalam mempertahankan volume penjualan dan harga produk di tengah kondisi pasar yang penuh tekanan.
Penurunan pendapatan ini turut mempengaruhi laba kotor perusahaan, yang hanya mencapai USD12,85 juta pada 2024, jauh lebih rendah dibandingkan dengan USD47,34 juta pada 2023.
Selain itu, perusahaan juga mencatatkan rugi sebelum pajak sebesar USD59,78 juta, berbanding terbalik dengan laba sebelum pajak pada tahun sebelumnya yang sebesar USD269 ribu. Rugi periode berjalan pada 2024 mencapai USD46,62 juta, menandai kinerja yang lebih lemah dibandingkan dengan laba sebesar USD328 ribu pada 2023.
Meski mengalami penurunan kinerja pada semester pertama 2024, manajemen PT Chandra Asri Pacific Tbk tetap optimis menghadapi sisa tahun ini. Perusahaan terus berupaya meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas kapasitas produksi untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang. Inisiatif strategis seperti diversifikasi produk dan fokus pada keberlanjutan diyakini akan membantu memperbaiki kinerja di masa mendatang.
Harga Saham TPIA Hari ini
Saham TPIA tercatat mengalami penurunan sebesar 25 poin atau 0,28 persen pada perdagangan pagi hari ini, berada di level Rp8.850 per saham. Pada pembukaan pasar, saham TPIA dibuka di harga Rp9.000, lebih tinggi dari penutupan sebelumnya yang berada di Rp8.875.
Sepanjang sesi perdagangan, saham TPIA bergerak di rentang harga Rp8.850 hingga Rp9.125. Meskipun mencatatkan penurunan, minat investor tetap terlihat dengan total volume perdagangan mencapai 54.436 lembar saham.
Nilai transaksi perdagangan TPIA tercatat sebesar Rp48,8 miliar, dengan frekuensi transaksi sebanyak 2.805 kali.
Adapun posisi penawaran tertinggi berada di Rp8.875, sementara permintaan saham terpantau di level Rp8.850.
Sementara itu, saham TPIA menunjukkan performa yang beragam dalam berbagai rentang waktu. Selama sepekan terakhir, saham TPIA mengalami penurunan sebesar 0,84 persen, sementara dalam satu bulan terakhir, penurunan lebih tajam mencapai 7,55 persen.
Dalam tiga bulan terakhir, saham TPIA tercatat turun sebesar 1,39 persen, namun rebound kuat terjadi dalam rentang enam bulan dengan kenaikan signifikan sebesar 37,07 persen. Hal yang paling mencolok adalah performa tahunan saham TPIA, yang melonjak hingga 245,33 persen dalam satu tahun terakhir. (*)